Konten dari Pengguna

Amazon Fund: Instrumen Kerja Sama Global dalam Upaya Konservasi Hutan Amazon

Febrianti Nur Qothimah
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Sebelas Maret Surakarta
10 April 2025 14:15 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Febrianti Nur Qothimah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source: https://www.shutterstock.com/image-photo/aerial-view-forested-landscape-tambopata-reserve-2505277165
zoom-in-whitePerbesar
Source: https://www.shutterstock.com/image-photo/aerial-view-forested-landscape-tambopata-reserve-2505277165
ADVERTISEMENT
Pentingnya Hutan Amazon
Hutan Amazon merupakan wilayah hutan tropis yang luasnya mencapai sekitar 6,7 juta km2. Hutan ini tersebar di beberapa negara Amerika Selatan, dengan sebagian besar wilayahnya terletak di Brasil. Hutan Amazon menjadi rumah bagi berbagai jenis pohon, dan diperkirakan mampu menghasilkan lebih dari 20% oksigen di dunia. Oleh karena itu, hutan Amazon kerap didefinisikan sebagai paru-paru dunia. Selain itu, hutan Amazon memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas iklim global. Hutan ini juga merupakan tempat tinggal bagi 10% dari keanekaragaman hayati dunia dari semua spesies satwa liar yang belum kita ketahui. Hutan Amazon memberikan manfaat yang sangat besar bagi perekonomian Brasil dan negara-negara tetangganya, dengan nilai sekitar $8,2 miliar untuk Brasil. Namun demikian, hutan ini menghadapi berbagai ancaman serius yang menyebabkan hilangnya luas hutan secara signifikan setiap tahunnya. Deforestasi menjadi ancaman utama, yang sebagian besar dipicu oleh alih fungsi lahan untuk pertanian dan peternakan.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari TerraBrazilis, laju deforestasi di Amazon mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada beberapa periode, seperti pada pertengahan 1990-an, awal 2000-an, dan pertengahan 2020-an. Pada tahun 2012, angka deforestasi mengalami penurunan drastis selama masa pemerintahan Presiden Lula da Silva. Namun, pada tahun 2021, angka deforestasi kembali meningkat selama kepemimpinan Presiden Jair Bolsonaro.
Source: https://www.shutterstock.com/image-photo/drone-panoramic-aerial-view-illegal-amazon-2257001057
Deforestasi Amazon di Era Presiden Lula da Silva
Pada awal tahun 2000-an, angka deforestasi hutan Amazon mencapai sekitar 18,2 ribu km2. Sebagai respons terhadap deforestasi yang tinggi, Presiden Lula da Silva, yang saat itu menjabat pada tahun 2003 hingga 2011, meluncurkan kebijakan Plano de Ação para Prevenção e Controle do Desmatamento na Amazônia Legal atau Action Plan for Prevention and Control of Deforestation in the Amazon (PPCDAm) pada tahun 2004. Kebijakan ini merupakan strategi nasional untuk memerangi deforestasi di Amazon, dengan tiga pilar utama, yaitu perencanaan tata guna lahan melalui penegakan hukum, pengawasan dan pengendalian lingkungan dengan bantuan teknologi untuk melakukan pemantauan hutan secara real-time, dan promosi produksi berkelanjutan dengan memberikan insentif kepada petani dan pelaku industri agar menerapkan praktik ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2008, Presiden Lula da Silva membentuk sebuah lembaga pengelola dana Amazon yang dikenal sebagai Amazon Fund, dengan tujuan untuk mengumpulkan dana hibah yang tidak dapat dikembalikan dalam rangka untuk mencegah, memantau, dan memberantas deforestasi serta untuk konservasi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam hutan Amazon secara berkelanjutan. Lembaga ini mulai beroperasi pada tahun 2009 dan dikelola oleh Brazilian Development Bank (BNDES).
Amazon Fund
Amazon Fund merupakan salah satu contoh lembaga yang berbasis pada prinsip “results-based finance”. Artinya, para donor akan memberikan sejumlah dana, setelah Brasil berhasil mencapai target pengurangan deforestasi. Setelah dana tersebut diterima, Brasil memiliki kebebasan untuk mendistribusikannya sesuai dengan kriteria yang ditentukan sendiri.
Tiga negara donor utama Amazon Fund adalah Norwegia, Jerman, dan Inggris. Norwegia menjadi negara donor pertama dan terbesar dengan komitmennya yang dibuat pada tahun 2008, yaitu menyumbang dana sebesar $1 miliar. Kemitraan antara Brasil dan Norwegia melalui Amazon Fund menunjukkan dukungan yang kuat terhadap tindakan mitigasi perubahan iklim. Kerja sama ini menjadi contoh yang luar biasa dari kolaborasi internasional demi keberlanjutan bumi. Namun, komitmen ini tetap bergantung pada keberhasilan Brasil dalam mengurangi angka deforestasi hutan Amazon.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 2008, Norwegia telah tercatat menyumbang lebih dari $900 juta berdasarkan hasil yang dicapai oleh Brasil. Angka deforestasi pada tahun 2014 menunjukkan penurunan hampir 75%. Pemerintah Norwegian menyumbang sebesar $850 juta dan akan menambahkan sebesar $150 juta, sehingga total mencapai $1 miliar. Hingga tahun 2015, Amazon Fund menerima dana sebesar $917 juta yang mencakup 96% dari Norwegia, 3% dari Germany’s Development Bank (KfW), dan 1% dari Petrobras.
Deforestasi Amazon di Era Presiden Jair Bolsonaro
Kebijakan PPCDAm yang diterapkan oleh Presiden Lula da Silva dicabut oleh Presiden Jair Bolsonaro yang menyebabkan deforestasi Amazon kembali meningkat.
Selama masa kepemimpinan Presiden Jair Bolsonaro, kebijakan yang diterapkan cenderung menitikberatkan pada kepentingan ekonomi dengan memberikan kebebasan terhadap aktivitas pembukaan lahan. Komposisi Dewan Perwakilan Lingkungan Nasional mengalami pemangkasan anggota dari 96 menjadi 23. Di sisi lain, Bolsonaro juga menetapkan kerangka baru terhadap IBAMA yang merupakan sebuah institut lingkungan hidup di Brasil. Perubahan ini bukannya memperkuat regulasi terhadap deforestasi, malah justru memberikan kelonggaran hukum terhadap para pelaku, karena adanya proses mediasi sebelum adanya penjatuhan hukuman, sehingga membuka celah bagi para pelaku untuk lepas dari jeratan hukum.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Bolsonaro memangkas anggaran sebesar 30% antara tahun 2019 dan 2020. Institut Chico Mendes untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati (ICMBio) juga mengalami hal yang serupa, dengan pengurangan anggaran sebesar 32,7%. Menurut laporan dari Global Witness, tercatat ada sekitar 227 pembela tanah dan lingkungan yang terbunuh di seluruh dunia pada tahun 2020, dengan Brasil menjadi salah satu negara dengan angka tertinggi yang menempati posisi keempat.
Presiden Jair Bolsonaro secara sepihak juga mengubah cara pengelolaan Amazon Fund. Perubahan ini mencakup penutupan komite pengarah yang selama ini bertugas untuk memilih dan menyetujui proyek-proyek mana yang akan menerima pendanaan dari Amazon Fund. Setelah perubahan, pemerintah tidak segera mengajukan rencana baru, sehingga menciptakan kekosongan dalam proses seleksi proyek. Bersamaan dengan ini, laju deforestasi mengalami peningkatan secara drastis karena kebijakan-kebijakannya yang dalam praktiknya melemahkan perlindungan hukum terhadap hutan Amazon.
ADVERTISEMENT
Dampak Kebijakan Presiden Jair Bolsonaro terhadap Amazon Fund
Pada tahun 2019, Norwegia menemukan bahwa Brasil telah melanggar perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Hal ini ditandai dengan meningkatnya laju deforestasi yang tajam akibat melemahnya penegakkan hukum, yang ternyata disebabkan oleh pengurangan upaya Brasil oleh pemerintah Brasil. Menanggapi hal ini, Norwegia memutuskan untuk membekukan sisa dana Amazon Fund. Penangguhan ini akan tetap berlaku hingga pemerintah Brasil menunjukkan keinginannya yang baru dalam mengurangi deforestasi dan mengembalikan struktur tata kelola Amazon Fund.
Jerman yang menjadi salah satu negara donor Amazon Fund juga mengikuti langkah Norwegia dalam menangguhkan dana nya sebesar $39 juta dengan alasan yang sama. Presiden Jair Bolsonaro menanggapi penangguhan tersebut dengan sikap defensif. Ia menyatakan bahwa Brasil tidak perlu menerima pelajaran dari negara-negara donor.
ADVERTISEMENT
Kembalinya Dukungan Global Pasca Pemulihan Tata Kelola Amazon Fund 2023
Pada tahun 2023, Presiden Lula da Silva kembali menjabat dan menandatangani keputusan untuk mereaktivasi kebijakan PPCDAm dan mengembalikan struktur tata kelola Amazon Fund. Keputusan ini membuka jalan bagi Amazon Fund yang sebelumnya ditangguhkan sejak tahun 2019. Dengan kembalinya struktur tata kelola tersebut, partisipasi masyarakat sipil dan pemangku kepentingan lainnya kembali dimungkinkan dalam proses pengambilan keputusan Amazon Fund.
Dalam Konferensi Iklim PBB (COP28) di Dubai, Norwegia mengumumkan kontribusinya sebesar USD 50 juta kepada Amazon Fund, sebagai bentuk pengakuan terhadap keberhasilan yang dicapai Brasil dalam menurunkan angka deforestasi sebesar 50% pada tahun 2023, pasca kembalinya Presiden Lula da Silva. Inggris pun menjanjikan kontribusi tambahan sebesar GBP 35 juta dan menjadi negara donor terbesar kedua setelah Norwegian. Dana tersebut sebagai penghormatan Inggris atas kepemimpinan Presiden Lula da Silva di bidang pelestarian lingkungan. Dukungan internasional ini turut memperkuat komitmen Brasil untuk mencapai target nol deforestasi pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT