Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Batu Putih, Surga Tersembunyi di Lombok Barat
29 November 2019 8:28 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Bukanrastaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suara telepon pagi itu berdering, kawan lama saya mengajak untuk mengisi materi foto dan video. Di sebuah desa di Lombok Barat dengan nama Batu Putih. Desa paling ujung Barat Lombok, sedang ingin berkembang, dengan sudut-sudutnya yang menawan. Tempat yang segar, karena jelas sekali tak banyak wisatawan, cocok bagi kalian yang mencintai keindahan namun agak tidak begitu tertarik dengan keramaian. Maka Desa Batu Putih Kecamatan Sekotong ini adalah jawaban.
ADVERTISEMENT
Desa Batu Putih bisa ditempuh kurang lebih 3 jam dari Bandara Lombok. Hari pertama setelah sampai di Desa Batu Putih, setengah hari saya habiskan untuk berbagi ilmu. Mengisi waktu dengan para pemuda desa. Tentang bagaimana mengambil foto yang lebih baik, lalu bagimana mengumpulkan niat untuk berkarya. Karena pada jaman sekarang, apalagi medium cerita yang paling efektif, selain foto dan video yang bersuara.
Setelah puas berbagi teori, kami melanjutkan acara dengan praktik. Membawa ilmu dari kelas untuk diaplikasikan di lapangan, sembari memetakan tempat mana yang paling menawan. Dan ini adalah sebagian catatan:
Teluk Pao-Pao
Saat sampai di Desa Putih, sepanjang jalan kau akan melihat teluk yang begitu luas. Beberapa orang menyebutnya dengan julukan Pao-Pao. Saya belum mengulik lebih dalam kenapa disebut dengan Pao-Pao. Namun Teluk yang begitu luas ini sangatlah istimewa.
ADVERTISEMENT
Airnya Jernih, pasirnya walau tak putih namun masih terasa halus. Tak banyak wisatawan yang datang. Hanya beberapa warga yang begitu asik berbincang.
Saran saya, bukalah Teluk Pao-Pao sebagai santapan pagi untuk memulai hari. Semburat kuning dari sang surya menjadikan Danau ini seperti cerita indah dari dunia yang berbeda. Saat pagi, bila beruntung akan ada warga mengambil ikan dengan kapal kecil sederhana. Dan bersama background perbukitan dari beberapa Gili. Teduhnya air teluk yang tenang, landscape Teluk Pao-Pao ini memang patut dijadikan idola.
Setelah kenyang menyantap sunrise pagi dari Teluk Pao-Pao. Kalian bisa bergeser ke wisata pantai bernama Bangko-Bangko. Sebuah tempat di mana sentra Pelelangan Ikan di Desa Batu Putih ini bergerak. Bukan hanya sekadar pantai saja wisata di sana. Namun bagaimana sebuah kehidupan pesisir mampu mengetuk nuranimu akan bersyukurnya kehidupan pada negeri tercinta.
Pantai Bangko-Bangko bisa ditempuh kurang lebih 40 menit dari Teluk Pao-Pao. Sebenarnya bisa lebih cepat, hanya sebagai pengingat saja, jalanan di sini memang tak ramah. Belum aspal murni, karena banyak birokrasi yang pada akhirnya tak pantas menuntaskan janji. Tapi tenang, pemandangan sepanjang perjalanan menuju Pantai Bangko-Bangko ini begitu menggoda, kok. Jangankan rasa bosan, nanti kalau kau berjalan ke sana, hanya jiwa petualangan yang berbicara lantang.
ADVERTISEMENT
Sampai Pantai Bangko-Bangko kau akan menemukan sebuah desa yang sangat tenang. Pasirnya sangat putih dengan kapal tradisional yang berjejer rapi. Di sini kau akan disajikan dengan laut yang begitu biru, ombak yang menyenangkan berpadu suara alam yang harmoni. Sudut-sudutnya memang luar biasa. Sudah banyak penjual di sana, juga banyak warga beraktivitas yang mungkin bisa kau sapa untuk membuka keran cerita.
Sebagai informasi sejarah saja, sebutan kata Bangko-Bangko ini berasal dari kata 'bangkai-bangkai'. Karena pada zaman dahulu, tempat ini adalah ladang pembuangan mayat hasil pembantaian Jepang yang dikubur di sana. Tapi tenang, itu dulu sekali. Karena tempat ini sekarang insyaallah dan ke depannya adalah keindahan surga tersembunyi di Lombok Barat.
Setelah puas sarapan pagi, kita bisa bergeser lagi ke tempat bernama Desert Point. Saya sempat bertanya, tempat apakah ini? Dan saat dijelaskan oleh warga lokal, akhirnya saya paham dan terkagum akannya.
ADVERTISEMENT
Desa Batu Putih konon adalah desa yang mempunyai pantai dengan ombak ketiga terbaik di dunia. Dan dari cerita-cerita yang beredar. Banyak orang asing yang mencari tempat rahasia untuk surfing di sini. Tidak banyak orang asing itu berbagi berita, karena mungkin dia tidak ingin tempat-tempat indah ini terlalu ramai nantinya.
Bersebelahan dengan Pantai Bangko-Bangko. Desert Point ini sebenarnya punya penamaan lokal yaitu Pemalikan. Garis pantai di sini sangat panjang. Sungguh benar-benar panjang. Sangat iseng, saya menyusuri garis pantai ini dengan waktu tempuh 1 jam. Dan sungguh ujung pantainya yang konon berakhir dengan tebing indah dengan sebutan Pamelikan Alit ini pun belum terlihat, sedang kondisi akhirnya loyo. Akibatnya kita akhirnya berbalik karena khawatir pasang akan segera datang.
Pada bulan November ini, saya tidak beruntung menemukan ombak yang besar dengan kawan-kawan surfing. Tapi lain kali saya akan kembali, mengabadikan cerita dan mengambil foto seperti ini.
Puas bermain dan berkisah. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi mencari senja. Melepas lelah bersama semburat emas dari sang surya. Dan tempat terakhir yang kami tuju adalah Tanjung Beberak.
Ada pertanyaan dalam hati kenapa disebut Tanjung Beberak. Tapi mendengar cerita dari warga benar-benar membuat terbahak. Tanjung Beberak ini hadir lewat penamaan dari nelayan sekitar situ. Karena pada zaman dulu bila lewat tanjung tersebut Nelayan sangat kesulitan mengayuh kapal, hingga akhirnya kesulitan itu membuat mereka ingin berak. Jadilah nama tempat tersebut Tanjung Beberak. Lokasi tanjung ini punya pasir putih indah, juga perjalanan masuknya yang luar biasa menyenangkan.
Saran saya, bawalah warga lokal untuk menyusuri tempat tersebut. Di Desa Batu Putih sendiri sudah banyak penginapan. Jika memang kau cinta ketenangan, maka tempat ini bisa dijadikan pilihan
ADVERTISEMENT