Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
475 Tenaga Medis RSUD Jayapura Tuntut Pembayaran Jasa COVID-19 hingga BPJS
17 Oktober 2022 17:43 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Sebanyak 475 tenaga medis di RSUD Jayapura belum dibayarkan jasa medisnya. Ke-475 tenaga medis terdiri dari 380 perawat, termasuk penunjang gizi radiologi dan laboratorium. Lalu, 64 dokter spesialis, 5 dokter spesialis tenaga kontrak dan 26 orang dokter umum.
ADVERTISEMENT
Jasa medis yang belum dibayarkan meliputi jasa BPJS, jasa umum, jasa Kartu Papua Sehat (KPS) dan jasa medis COVID-19 sepanjang 2021.
Ketua Komite Medik RSUD Dok II Jayapura, dokter Yunike Howay menjelaskan jasa medis BPJS yang baru dibayarkan adalah Januari-Februari 2022. Lalu, mulai Maret hingga bulan berjalan belum dibayarkan. Hal ini serupa dengan jasa medis KPS yang belum juga dibayarkan pada bulan yang sama.
“Jasa medis BPJS dibayarkan oleh Kemenkes dengan cara dana dari pusat ditransfer langsung ke rekening rumah sakit dan dari rumah sakit dilanjutkan kepada para dokter dan tenaga medis. Sementara untuk jasa medis KPS dibebankan dari pemerintah daerah,” katanya, saat keterangan pers kepada wartawan di Jayapura, Senin (17/10/2022).
ADVERTISEMENT
Sementara untuk jasa medis umum belum dibayarkan mulai Januari hingga bulan berjalan saat ini. Termasuk untuk jasa perawatan pasien COVID-19 yang belum dibayarkan sejak 2021.
Ia menyebutkan segala upaya telah dilakukan, termasuk berkomunikasi dengan Direktur RSUD Jayapura, bertemu dengan Sekda Provinsi Papua hingga bertemu DPR Papua. Sayangnya semua pertemuan itu tak membuahkan hasil sampai saat ini.
"Tersisa belum bertemu wartawan. Kami berharap tulisan teman-teman wartawan dapat membuka semua mata terkait persoalan ini," katanya.
Pelayanan Rumah Sakit Pincang
Anggota Komite Medik RSUD Dok II Jayapura, dokter Jan Siauta menjelaskan kondisi RSUD saat ini banyak ruangan yang dibuka, namun kekurangan tenaga medis.
“Sekitar 60-70 persen tenaga medis di rumah sakit ini adalah kontrak. Lalu, jika jasa medis dan gajinya belum dibayarkan? Ini kesalahan siapa? Kami berharap pengambil kebijakan merealisasikan pembayaran jasa-jasa ini,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Walau begitu dokter Jan yang merupakan dokter bedah ini memastikan pelayanan di RSUD Jayapura tetap dilakukan untuk kemanusiaan, walaupun ada kepincangan dalam SDM.
“Motto RSUD Jayapura adalah menolong masyarakat dengan kasih dan kenyataannya, kondisi ini jauh dari harapan,” jelasnya.
Terlebih pada tahun ini banyak tenaga kontrak diputus, sehingga membuat tenaga medis kewalahan. “Pelayanan ini pincang. Contoh kecil saja, walaupun jasa kami belum dibayarkan, namun untuk membantu rumah sakit, maka dengan memakai uang pribadi, kami membayar tenaga administrasi. Kita (tenaga medis) bukan cari duit saja, tapi niat kami membantu masyarakat dan manajemen rumah sakit,” jelasnya.