Konten Media Partner

Cerita Warga di Pedalaman Boven Digoel Susuri Sungai 3 Hari Cari Sinyal Telepon

26 Februari 2022 11:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangunan tower telekomunikasi di Kampung Bayanggop, Distrik Manggalum, Kabupaten Boven Digoel, Papua. (BumiPapua.com/Abdel Syah)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan tower telekomunikasi di Kampung Bayanggop, Distrik Manggalum, Kabupaten Boven Digoel, Papua. (BumiPapua.com/Abdel Syah)
ADVERTISEMENT
Boven Digoel, BUMIPAPUA.COM - Masyarakat di Kampung Bayanggop, Distrik Manggalum, Kabupaten Boven Digoel, Papua nekat menyusuri sungai selama 3 hari agar bisa menikmati sinyal telepon.
ADVERTISEMENT
Obet Wandawon, warga setempat berkisah jika warga ingin mendapatkan sinyal telepon, harus ke Tanah Merah, ibu kota Kabupaten Boven Digoel.
Kini, Obet dan warga Bayanggop senang, karena tak lama lagi Kampung Bayanggop akan menikmati jaringan telekomunikasi dari rumahnya masing-masing.
Pembangunan tower telekomunikasi di Kampung Bayanggop, Distrik Manggalum, Kabupaten Boven Digoel, Papua. (BumiPapua.com/Abdel Syah)
Obet dan warga kampung dengan sukacita mempercepat pembangunan tower dengan cara membantu mengangkut material tower dari Tanah Merah ke kampungnya.
"Warga berbondong - bondong ikut membantu mendistribusikan material, mulai dari orang tua, pemuda, perempuan dan anak-anak ikut serta mengangkut material tower di perahunya. Sukacita warga sangat terlihat," kata Obet, ditemui BumiPapua.com, pekan kemarin.
Dengan antusias, warga mengerahkan perahunya masing-masing untuk membantu proses pendistribusian material.
ADVERTISEMENT
"Perahu saya membawa besi tower dan semen. Perjalanan ke Kampung Bayanggop ditempuh 3 hari. Akses satu-satunya ke kampung hanya dengan jalur sungai," kata Obet.
Sementara itu tokoh pemuda Kampung Banyanggop, Tedi Wagin menjelaskan Kampung Bayanggop berbatasan dengan Kabupaten Pegunungan Bintang.
Untuk bisa sampai ke Bayanggop, dilewati melalui sungai besar hingga sungai-sungai kecil.
"Kampung ini adalah kampung terjauh di Kabupaten Boven di Digoel. Masyarakat di kampung sangat menanti untuk terima jaringan telekomunikasi, supaya bisa menelepon keluarga, relasi dan kerabat di luar kampungnya," Tedi berujar.