Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Jalan Trans Papua Mudahkan Penyelundupan Miras?
23 Juni 2021 13:43 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:10 WIB
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Satu-satunya akses transportasi ke pegunungan Papua sebagian besar masih ditempuh dengan pesawat perintis berbadan kecil. Hingga kini, sedikitnya ada 300-an lapangan perintis di Papua.
ADVERTISEMENT
Namun sejak selesainya Jalan Trans Merauke - Boven Digoel, Jalan Trans Nabire - Paniai, hingga Jalan Trans Wamena-Jayapura, maka penerbangan perintis hampir tak lagi digunakan.
Akses perjalanan dari Merauke ke Boven Digoel dengan dibukanya jalur Trans Papua saat ini sangat lancar. Begitu juga dari Nabire ke Paniai. Seperti diketahui Boven Digoel dan Paniai, termasuk Wamena berada di pegunungan Papua, sedangkan Merauke, Jayapura dan Nabire di daerah pesisir dan lembah.
Dengan adanya akses transportasi darat, menyebabkan beberapa lapangan terbang perintis ditutup.
Sebelum adanya jalan trans yang menghubungkan pesisir dan pegunungan, semua barang dikirim menggunakan pesawat terbang berbadan kecil.
Semua barang yang akan dikirim ke pegunungan terlebih dulu diperiksa oleh petugas maskapai sebelum diangkut dengan pesawat. Sehingga dapat dipastikan minuman keras tidak akan lolos ke pegunungan Papua melalui penerbangan. Hal inilah yang menyebabkan harga miras di pegunungan Papua sangat mahal, sehingga rawan penyelundupan.
ADVERTISEMENT
Sebagai gambaran, harga Vodka di Wamena Rp 300 ribu per botol, sedangkan di Kota Jayapura Rp 100 ribu per botol.
Namun sejak selesainya Jalan Trans Merauke - Boven Digoel dan Jalan Trans Nabire – Paniai, serta Jalan Trans Wamena - Jayapura, semuanya berubah, semua barang ke pegunungan Papua dikirim melalui transportasi darat termasuk miras, dan akhirnya miras ini sampai pegunungan juga.
Peneliti pada Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan miras di pegunungan Papua mulanya dikenalkan oleh orang Eropa. Pada waktu itu orang Eropa sedang membuat lapangan terbang perintis secara manual yang hanya menggunakan linggis dan sekop.
"Pekerjaan yang dilakukan orang Eropa ini dibantu oleh suku-suku di Papua. Selepas kerja, oleh orang Eropa, mereka diberi minuman beralkohol satu sloki saja. Hal ini untuk menyegarkan badan yang baru selesai bekerja keras. Minuman beralkohol ini didatangkan dari Eropa," kata Hari, Rabu (23/6).
ADVERTISEMENT
Setelah lapangan terbang jadi dan penerbangan perintis dengan pesawat kecil lancar, maka semakin banyak minuman beralkohol modern yang didatangkan ke pegunungan.
"Tetapi itu hanya dikonsumsi oleh orang Eropa saja waktu itu. Sedangkan dalam budaya suku-suku Pegunungan Papua tidak dikenal pengetahuan membuat minuman beralkohol tradisional atau disebut juga milo kepanjangan dari miras lokal," katanya.
Pos Pengamanan Trans Papua
Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan memastikan pasukan TNI mendukung pengamanan dalam pembangunan jalan Trans Papua.
Untuk pengamanannya, tersebar 16 pos di sepanjang Jalan Trans Papua yang menghubungkan Wamena - Jayapura. Pos TNI ditempati oleh Satgas Pamtas RI-PNG di bawah Komando Pelaksana Operasi (Kolakops) Korem 172/PWY.
"Sebanyak 15 di wilayah Jayapura dan 1 pos di Kabupaten Jayawijaya. Hal ini dilakukan guna mendukung pengamanan dalam pengerjaan jalan Trans Papua," ujar Izak Pangemanan.
ADVERTISEMENT
Danrem menjelaskan keberadaan prajurit di pos sepanjang Trans Papua guna menjamin keamanan, termasuk mencegah peredaran miras dan barang terlarang lainnya.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jayapura Edu Melki Paulus Sasarari menyampaikan kerja sama dengan TNI diperlukan, sebab pos TNI paling terdepan, termasuk dibantu oleh personel Polri.
BPJN Jayapura berharap terbukanya jalan Trans Papua dapat menekan harga bahan pokok di wilayah pegunungan Papua. "Termasuk memudahkan mobilitas penduduk yang selama ini bergantung pada pesawat terbang," katanya.
Akhir tahun lalu, penyelundupan 2672 botol miras digagalkan personel gabungan TNI Polri di Jalan Trans Papua yang menghubungkan Wamena-Jayapura. penyelundupan digagalkan saat TNI Polri melakukan razia di Desa Hubagma Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo.
Dalam penangkapan itu, barang bukti yang didapatkan adalah miras jenis vodka 1.968 botol, Whysky Mensen House 456 botol, Vodka Mensen House 248 botol, 10 jerigen 5 liter Anggur merah, 50 liter, 1 karton fermipan 20 bungkus, termasuk petasan 3 karton.
ADVERTISEMENT