Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Pengungsi Yalimo di Wamena Butuh Bantuan Pemerintah
7 Juli 2021 11:27 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:59 WIB
ADVERTISEMENT
Wamena, BUMIPAPUA.COM- Pengungsi Yalimo mulai bergeser ke Wamena, mencari lokasi yang lebih aman, usai amuk massa pendukung paslon nomo rurut 1, Erdi Dabi-Jhon Wilil.
ADVERTISEMENT
Pengungsi Yalimo di Wamena sebagian besar ditampung di Tongkonan milik Ikatan Kerukunan Toraja (IKT) di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya.
Jumlah pengungsi di Tongkonan Wamena sebanyak 737 orang. Rata-rata pengungsi Yalimo telah kehilangan rumah yang sekaligus menjadi tempat usahanya, berupa rumah makan, toko kelontong dan tempat usaha lainnya.
Data Polda Papua menyebutkan sebanyak 126 tempat usaha milik warga di Elelim rata dengan tanah akibat dibakar dalam amuk massa paslon nomor urut 1.
Amuk massa terjadi pada 28 Juni 2021, usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menggugurkan Erdi Dabi-Jhon Wilil dalam pilkada ulang Yalimo.
Ketua IKT Papua, Edie Rante Tasak mengatakan jumlah keseluruhan pengungsi Yalimo yang mengungsi ke Wamena 997 orang. Sebanyak 737 orang berada di Tongkonan Wamena dan 260 orang tersebar di sejumlah rumah keluarganya dan paguyuban lainnya.
ADVERTISEMENT
"Pengungsi yang berada di Tongkonan adalah masyarakat dari berbagai suku, bukan hanya dari suku Toraja," jelasnya, Rabu (7/7).
Edie menjelaskan hingga saat ini belum ada bantuan apapun dari pemerintah untuk pengungsi Yalimo. Kebutuhan bahan pokok (bapok) masih dikumpulkan secara swadaya.
“Belum ada bantuan dari pemerintah sama sekali. Pengungsi membutuhkan uluran tangan pemerintah, termasuk dalam kebutuhan bapok. Pengungsi juga membutuhkan sejumlah perlengkapan kesehatan di tengah pandemi saat ini, misalnya masker dan hand sanitizer dan vitamin lainnya,” jelasnya.
Warga Masih Ketakutan
Menurutnya meskipun situasi di Yalimo sudah mulai kondusif, namun warga masih ragu akan jamin keamanan.
"Upaya yang kami lakukan adalah penyelamatan kemanusiaan, sehingga kami mengevakuasi warga. Apalagi hampir sebagian warga tak lagi memiliki rumah di Elelim akibat dibakar massa. Semua sudah habis," jelasnya.
Edie bilang saat ini paguyuban sedang berkoordinasi kepada aparat keamanan dan pemerintah untuk membantu menyediakan transportasi dan kebutuhan lainnya.
ADVERTISEMENT
“Kami akan tampung sampai kapanpun bagi pengungsi ini, sambil mengupayakan transportasi jika ada pengungsi akan kembali pulang ke kampung halaman," jelasnya.