Konten Media Partner

Tembok Berlin Kota Sorong Riwayatmu Kini

17 Januari 2021 13:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Reklamasi di Kota Sorong yang turut menghancurkan Tembok Berlin, tembok sepanjang pantai di Sorong. (BumiPapua.com/Katharina)
zoom-in-whitePerbesar
Reklamasi di Kota Sorong yang turut menghancurkan Tembok Berlin, tembok sepanjang pantai di Sorong. (BumiPapua.com/Katharina)
ADVERTISEMENT
Jayapura, BUMIPAPUA.COM- Tembok Berlin ada di Kota Sorong, Papua Barat. Kenapa namanya Tembok Berlin? Konon cerita dari masyarakat setempat, saat Tembok Berlin di Kota Sorong dibangun, bertepatan dengan runtuhnya Tembok Berlin tahun 1990 di kota asalnya.
ADVERTISEMENT
Peneliti pada Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menyebutkan pada waktu itu, pemberitaan di media lebih banyak menyoroti tentang runtuhnya Tembok Berlin. Kebetulan tembok pencegah abrasi pantai di Kota Sorong belum ada nama, sehingga untuk memudahkan menyebut dan mengingatnya, maka dinamakan Tembok Berlin.
“Tapi kini, Tembok Berlin di Sorong nasibnya sama dengan saudaranya di Jerman, yang sudah rata dengan tanah. Tembok Berlin di Sorong dirobohkan bukan karena politik, tetapi untuk reklamasi pantai,” ujar Hari, Minggu (17/1).

Pintu Gerbang Traveler

Dulunya, Tembok Berlin Kota Sorong dikenal sebagai tempat berkumpulnya warga Sorong atau wisatawan yang ingin mencicipi kuliner mirah meriah di sepanjang tembok itu. (BumiPapua.com/Katharina)
Kota Sorong menjadi pintu gerbang bagi traveler yang akan berwisata ke Raja Ampat. Dari Kota Sorong, perjalanan bisa melalui laut atau dengan pesawat terbang ke Waisai, ibukota Raja Ampat.
Nama Sorong berasal dari kata Soren, yang dalam bahasa Biak berarti laut dalam dan bergelombang.
ADVERTISEMENT
Menurut Hari, Suku Biak pada zaman dulu dengan perahu menjelajahi lautan dari Teluk Cenderawasih ke arah barat, dari satu pulau ke pulau lain, hingga kemudian tiba dan menetap di Raja Ampat.
“Suku Biak ini dikenal sebagai penjelajah lautan yang ulung, sehingga dikenal juga sebagai viking dari Papua,” ujarnya.
Dulunya, nenek moyang Suku Biak menyebut Maladum atau Pulau Dum, sebuah pulau kecil di lepas Pantai Sorong dengan sebutan Soren. Dalam perkembangannya kemudian, lama-kelamaan, Soren diucapkan menjadi Sorong.
Tidak jauh dari Pulau Dum, terdapat pusat kuliner di sekitar Tembok Berlin. Kuliner ini berupa warung-warung tenda seafood yang hanya buka pada petang hingga malam hari.
“Tembok Berlin di Sorong tidak ada kaitannya dengan kepentingan politik komunis Uni Soviet dengan negara-negara Eropa barat,” jelas Hari.
ADVERTISEMENT