Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Penyebaran Ahlussunah Wal Jamaah Di Indonesia
24 Oktober 2024 18:28 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari A Rima Mustajab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyebaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) di Indonesia merupakan salah satu peristiwa sejarah penting yang berlangsung selama berabad-abad. Aswaja adalah paham mayoritas umat Islam di Indonesia, yang mengedepankan ajaran yang bersumber dari Al-Qur'an, Sunnah, ijma’ (kesepakatan ulama), dan qiyas (analogi). Proses penyebaran Islam di Nusantara tidak hanya melalui jalur perdagangan, tetapi juga melibatkan dakwah, pendidikan, dan asimilasi budaya. Bukti-bukti sejarah yang mendukung penyebaran Aswaja di Indonesia dapat dilihat dari berbagai aspek berikut:
ADVERTISEMENT
1. Peran Wali Songo
Salah satu bukti paling menonjol dari penyebaran Islam Aswaja di Indonesia adalah peran Wali Songo. Para wali ini merupakan tokoh dakwah yang menyebarkan Islam di Jawa pada abad ke-15 dan ke-16. Mereka menggunakan pendekatan yang toleran dan akulturatif dengan budaya lokal, sehingga Islam diterima secara damai oleh masyarakat Jawa. Misalnya, Sunan Kalijaga menggunakan kesenian wayang kulit untuk menyampaikan ajaran Islam. Wali Songo juga dikenal sebagai ulama Aswaja yang memegang teguh ajaran Ahlussunnah wal Jamaah dalam dakwah mereka.
2. Masjid dan Pesantren Kuno
Masjid-masjid tua dan pesantren kuno menjadi bukti penting penyebaran Islam Aswaja di Nusantara. Contohnya adalah Masjid Agung Demak, yang dibangun oleh Sultan Demak pada abad ke-15. Masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat dakwah dan penyebaran ajaran Islam Aswaja. Selain itu, pesantren-pesantren kuno seperti Pesantren Tebuireng di Jombang dan Pesantren Sidogiri di Pasuruan juga berperan dalam menyebarkan ajaran Islam Aswaja melalui pendidikan agama yang berlandaskan pada pemahaman Aswaja.
ADVERTISEMENT
3. Kesultanan-kesultanan Islam
Perkembangan kesultanan Islam di Indonesia juga menjadi bukti penyebaran Islam Aswaja. Beberapa kerajaan Islam seperti Kesultanan Demak, Kesultanan Mataram Islam, dan Kesultanan Aceh dikenal menganut ajaran Ahlussunnah wal Jamaah. Para sultan mendukung penyebaran Islam melalui lembaga pendidikan, pengajaran agama, serta pengiriman ulama untuk menyebarkan Islam ke berbagai daerah. Kesultanan Demak, misalnya, sangat erat kaitannya dengan perkembangan Islam Aswaja di Pulau Jawa.
4. Naskah-naskah Islam Kuno
Beberapa naskah kuno yang ditemukan di berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bukti penyebaran Islam Aswaja. Naskah-naskah ini mencakup teks-teks keagamaan yang diajarkan di pesantren dan mencerminkan ajaran-ajaran Aswaja. Salah satu contohnya adalah "Kitab Kuning", yang digunakan sebagai bahan ajar di pesantren. Kitab-kitab ini mayoritas berhaluan Aswaja dan berisi tafsir Al-Qur'an, hadis, serta ilmu fiqh yang berakar pada ajaran empat mazhab, khususnya mazhab Syafi'i yang menjadi rujukan utama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
5. Pengaruh Ulama Timur Tengah
Sejumlah ulama dari Timur Tengah, khususnya dari Mekah dan Madinah, datang ke Indonesia dan menyebarkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Ulama-ulama ini membawa pemahaman agama yang kemudian diadopsi oleh ulama lokal. Salah satu bukti pengaruh tersebut adalah keberadaan tarekat-tarekat sufi yang berkembang pesat di Indonesia. Tarekat seperti Qadiriyah dan Syadziliyah mengikuti prinsip-prinsip Aswaja dan menyebarkan ajarannya ke berbagai wilayah Nusantara.
6. Peninggalan Arsitektur Islam
Peninggalan arsitektur Islam, seperti makam-makam ulama dan sultan yang menganut Aswaja, juga menjadi bukti penyebaran Islam di Indonesia. Makam Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, dan ulama besar lainnya menjadi situs ziarah yang memperlihatkan kuatnya pengaruh Islam Aswaja di tengah masyarakat. Selain itu, arsitektur masjid-masjid kuno yang mengadopsi gaya lokal dan Islam juga mencerminkan keberhasilan dakwah Islam Aswaja yang mampu bersinergi dengan budaya lokal.
ADVERTISEMENT
7. Penggunaan Hukum Islam Berbasis Aswaja
Beberapa kesultanan Islam di Indonesia menerapkan hukum Islam yang berlandaskan Aswaja. Hukum-hukum ini diambil dari mazhab Syafi'i yang menjadi rujukan mayoritas umat Islam Indonesia. Penerapan hukum syariah dalam pemerintahan kesultanan Aceh, misalnya, menunjukkan bahwa ajaran Ahlussunnah wal Jamaah sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat pada masa itu.
Secara keseluruhan, bukti sejarah menunjukkan bahwa Islam Ahlussunnah wal Jamaah telah menyebar di Indonesia secara luas melalui peran ulama, kerajaan, masjid, pesantren, dan naskah-naskah keagamaan. Penerimaan yang damai dan akulturasi dengan budaya lokal menjadi kunci keberhasilan penyebaran Islam Aswaja di Nusantara.