Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Deru Nafsu Psikopat, Sekejam Itukah?
26 November 2021 7:13 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Cahyaning Rukmi Hanukarti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Psikopat itu kejam, beringas, dan haus akan darah. Benarkah?
ADVERTISEMENT
Ketika menonton film yang bergenre thriller, pasti sudah tidak asing lagi bagi kita untuk menemukan tokoh yang memiliki sifat beringas, kejam, dan tidak kenal ampun. Tokoh tersebut sering kali digambarkan dengan pribadi yang dingin, kejam, memiliki nafsu untuk membunuh yang membara, dan senang menikmati kesengsaraan korbannya bak menonton pertunjukkan opera. Tokoh seperti ini sering kali kita sebut dengan “psikopat”. Contohnya adalah tokoh Michael Myers dalam film-film Halloween, tokoh badut Pennywise dalam film It, tokoh Jigsaw dalam film Jigsaw, dan masih banyak lagi. Film bertema psikopat dan pembunuhan seperti ini cukup laris di kalangan penikmat film karena alur cerita yang dibawakan mampu membuat penonton tegang, seolah-olah kita adalah tokoh malang yang sedang diburu oleh psikopat yang ada di dalam film tersebut.
ADVERTISEMENT
Berkat film-film tersebut, istilah “psikopati” mejadi populer dan sering digunakan masyarakat untuk melabeli seseorang yang dianggap aneh, menakutkan, berbahaya, hingga memiliki tendensi untuk menyakiti orang lain. Istilah psikopati beserta ketenarannya mungkin terlihat keren di mata sebagian orang, sehingga tidak jarang pula ada yang mengaku-ngaku bahwa dia adalah seorang psikopat, dia adalah seseorang yang menyukai hal-hal sadis, dia senang jika melihat seseorang kesakitan, dan semacamnya. Lantas, apakah benar seorang “psikopat” memiliki kepribadian, emosi, dan perilaku seperti yang telah disebutkan di atas?
Definisi psikopat sendiri memiliki arti yang beragam menurut para ahli. Menurut seorang psikolog klinis yang pertama kali mendefiniskan psychopathy, yaitu Cleckey, melalui bukunya yang berjudul “The Mask of Sanity” yang diterbitkan pada tahun 1941, beliau mendefiniskan bahwa konsep psychopathy adalah adanya ketidak ramahan, kurangnya belas kasihan, tidak sensitifnya emosional, gagal untuk belajar dari pengalaman, tingginya egosentris, ketidak jujuran, dan tidak memiliki rasa cemas atau takut. Sedangkan menurut Hare & Neumann (2008) psychopathy adalah individu yang secara tipikal dianggap memiliki kekurangan mengenai rasa takut, rasa bersalah, rasa empati, serta tidak mampu merasakan keterikatan emosional terhadap sekitarnya, sehingga pribadi psychopathy adalah mereka yang anti-sosial.
ADVERTISEMENT
Dari seluruh definisi psychopathy yang ada, para ahli sepakat bahwa inti dari psychopathy adalah deficient emotional reactivity (fearless dominance) dan anti sociality. Seseorang dengan gangguan kepribadian psikopati cenderung memiliki indikasi sebagai berikut; impulsive noncomformity yang menunjukkan pengabaian terhadap konvensi sosial dan peraturan, blame externalization yang menunjukkan rasionalisasi perilaku dan menyalahkan orang lain, machiavellian egocentricity yang menunjukkan sikap manipulatif, egosentris, dan tanpa ampun, carefree non-planfulness yang memiliki pemikiran yang berorientasi saat ini, kurangnya pemikiran ke depan, dan gagal belajar dari konsekuensi, stress immunity yang menunjukkan tidak adanya gairah dalam stres, social potency yang menunjukkan sisi menawan sehingga mampu memanipulasi dan memengaruhi orang lain, fearlessness yang menunjukkan berani mengambil risiko dan tidak cemas, serta indikasi coldheartedness yang menunjukkan sikap tidak berperasaan, tidak sentimental, dan tidak reaktif terhadap kesusahan orang lain seolah-olah dia tidak memiliki dosa.
ADVERTISEMENT
Lalu, apakah individu dengan psikopati selalu melakukan aksi kriminal seperti yang ditunjukkan dalam film-film tersebut? Tentu saja tidak selalu. Seperti yang telah disebutkan oleh Hare & Neumann (2008) pribadi dengan psychopathy yang agresif seringkali melakukan tindakan kriminal di masyarakat, meskipun ada juga individu yang terindikasi psychopathy namun tidak melakukan tindakan kriminal.
Jadi seperti itulah arti psikopat dari sudut pandang psikologi. Menurut saya pribadi, semua yang kita lihat pasti ada hal yang benar dan salah, termasuk dalam alur cerita film yang sebagian besar adalah kisah fiksi. Hendaknya kita bijak dalam mengambil tindakan, termasuk tidak melakukan self diagnosis pada diri sendiri. Jika ada hal yang mengganggu dan dirasa “wah, ini sudah salah,” maka sebaiknya segera menghubungi tenaga kesehatan profesional yang tepercaya.
ADVERTISEMENT