Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Anak Ngefans dengan Wirda Mansur, Sujana Mondokkan di Pesantren Daqu Takhassus
4 Agustus 2022 10:05 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Cerita Santri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sujana Supriadi adalah pria asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kisahnya bermula kala sang putri, Kamelia Syifa Aulia, ingin melanjutkan hafalan Al-Qur’annya setelah lulus Madrasah Tsanawiyah di kampung tempat keluarga mereka tinggal.
ADVERTISEMENT
Dalam menghafal, Kamelia termotivasi oleh putri sulung Ustadz yusuf Mansur, yakni Wirda Mansur. Bagi Kamelia, Wirda bukan hanya cantik dan terkenal, tapi juga istiqomah belajar dan mengajarkan Al-Qur’an.
Di sisi lain, sang ayah juga sering mengikuti pengajian Ustadz Yusuf Mansur, baik di televisi maupun secara langung jika dirasa jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Irisan tersebut yang membuat Kamelia dengan mudah menerima permintaan sang ayah masuk salah satu pesantren binaan Ustadz Yusuf Mansur, yakni Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus Cikarang, yang berada di Jl. Kakalia Raya, Jayamukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Kamelia pun bertutur pada sang ayah kalau dirinya juga ingin mematangkan kembali cara membaca Al-Qur’annya. Sujana yang telah sedikit mengulik Pesantren Daqu Takhassus pun menemukan kalau di pondok ini perihal tahsin amat diperhatikan. Bahkan para santri berkesempatan mendapatkan ijazah sanad dari para masyayikh, baik tahfizh maupun tahsin, juga kaligrafi.
Tekad Kamelia bulat. Ia tidak mencari pilihan sekolah lain. Sampai tiga tahun berikutnya, ia berhasil diwisuda sebagai santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Takhassus Cikarang bergelar hafihzhah 30 juz.
ADVERTISEMENT
“Yang tadinya anak saya hanya punya hafalan 5 juz sekarang sudah bisa menyelesaikan sampai 30 juz,” ungkap sang ayah tentang perjuangan Kamelia di pondok ini.
Bagi Sujana, kebahagiaannya berlipat. Ia berhasil mewujudkan mimpinya bersama sang istri memiliki anak yang hafizhah Qur’an. Di samping itu, ia juga mampu mewujudkan mimpi Kamelia melanjutkan hafalan, mematangkan bacaan, serta bertemu langsung Wirda Mansur.
“Yang saya rasakan ketika anak saya masuk pesantren di Daarul Qur’an ini ada ketenangan jiwa. Kenapa ketenangan jiwa? pertama karena memang sangat nyaman sekali di sini kemudian sangat aman karena peraturan yang menaungi anak saya di pesantren ini. Sehingga tidak ada acara anak mau keluar dan sebagainya. Sehingga kami selaku orangtuanya merasa nyaman,” ujar Sujana tentang perasaannya tersebut.
Ia bersyukur, meski di Pesantren Daqu Takhassus Cikarang tanpa biaya, kualitas kurikulum yang diajarkan tidak dibedakan dengan pesantren reguler-nya. Sang anak tetap mendapatkan pendidikan terbaik beriringan dengan program utama hafalan Qur’an serta adab dan akhlak.
ADVERTISEMENT
Manfaat yang telah dirasakan Sujana membuat ia berharap agar Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an bisa terus membangun pesantren-pesantren program takhassus lainnya. Karena begitu banyak umat yang membutuhkan pendidikan agama intensif di pesantren namun tidak punya cukup biaya.
Karena itu pula ia mendoakan agar para aghnia, para donatur, untuk selalu dilancarkan usahanya agar bisa terus membersamai Daarul Qur’an membangun pondok di seluruh penjuru negeri.
“Semoga Pesantren Darul Quran ini bukan hanya di Cikarang tetapi seluruh Indonesia. Bisa lebih ekspansi lagi, memperluas lagi, sehingga pesantren Daarul Qur’an bisa berada di setiap kota yang berada di kota-kota wilayah Indonesia,” kata Sujana penuh harap.
Harapan tentu tersemat pula pada sang anak. Ia terus menekankan pada Kamelia bahwa ini bukan akhir perjalanannya bersama kalamullah, namun justru sebuah awal.
Seperti kata Rasulullah SAW,
ADVERTISEMENT
Khoirukum man ta’alllamal Qur’aana wa ‘allamahu
“Sebaik-baik kalian adalah yang menghafal Al-Qur’an dan mengamalkannya.”
Di situ, Rasul mebeberkan dua misi, yakni menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an. Misi kedua tersebut yang terus Sujana motivasikan pada Kamelia.
Sujana juga mendorong Kamelia agar tidak berhenti belajar. “Semoga pengetahuan yang telah diterima, wabil khusus hafalan Qura’nnya, bisa tetap terjaga dengan muraja’ahnya. Kemudian setelah pengabdian nanti bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan lebih memperdalam Al-Qur’an, wabil khusus di tafsirnya,” harap Sujana pada Kamelia.