Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Iya, tadi Saya lagi di ruangan (Kantor Bupati) tiba-tiba terdengar kaca ruangan berbunyi seperti digedor-gedor. Ternyata gempa, Kami yang berada di Lingkup Kantor Bupati pada berhamburan keluar, getarannya sekira 3 detik,” ungkap Muslihat, mantan Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pulau Morotai, ketika dihubungi cermat.
Muslihat bilang, hingga saat ini, tidak ada kerusakan yang parah di sekitar kantor. ”Tapi kelihatan retak (keratakan di tembok) di sekitar kantor itu ada,” katanya.
Jesaya Banari, salah satu seniman di Tobelo, Halmahera Utara pun menyampaikan bahwa ia merasakan gempa. “Iya, gempanya kuat,” ungkapnya kepada cermat.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, salah satu warga Tobelo, Fahmi Lolahi, yang yang berada di luar ruangan, ketika dihubungi cermat mengatakan, tidak merasakan adanya gempa.
Kepala Stasiun Geofisika Ternate Andri Wijaya Bidang mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki parameter M=4.8 terjadi pada koordinat episenter pada 2.18 LU dan 128.26 BT, atau tepatnya berlokasi 15 km Barat Laut Daruba, Pulau Morotai, Maluku Utara pada kedalaman hiposenter 69 km.
“Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi kedalaman menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina di wilayah tersebut,” ungkap Andri.
Katanya, berdasarkan laporan masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di Tobelo dan Pulau Morotai dengan intensitas III MMI (getaran dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar oleh beberapa orang).
ADVERTISEMENT
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulakan gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami ,” ungkapnya.
Gempa bumi susulan
Hingga hari Selasa, 2 Februari 2021 pukul 14:10 WIT, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
“Kepada masyarakat di wilayah Maluku Utara dan sekitarnya diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ujar Andri.