Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Safari Politik Gagasan, Graal Taliawo Menyapa Warga Halmahera Tengah
26 Maret 2023 19:50 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pada Maret ini, Dr. R. Graal Taliawo kembali melanjutkan safari politik gagasan ke Halmahera Tengah selama beberapa hari—setelah sebelumnya Januari lalu ke Halmahera Timur .
ADVERTISEMENT
Langkah ini sebagai wujud komitmennya untuk menjalankan apa yang ia yakini guna membenahi dan menjawab keresahannya atas praktik politik selama ini.
Banyak warga di Halmahera Tengah yang ia temui, mulai dari di Weda, Lelilef, hingga ujung Halmahera Tengah, Tepeleo. Terpantau banyak kalangan memadati setiap lokasi diskusi yang diadakan hampir pada setiap malam hari, mulai dari anak muda hingga orang tua.
Pada setiap kesempatan, lelaki kelahiran Wayaua, Bacan ini, selalu membuka diskusi dengan interaktif. Ia mengajak audiens untuk mempertanyakan dan menguji apa yang mereka pahami mengenai pemilu, alasan memilih kandidat, dan hal apa yang biasanya dimintakan kepada kandidat yang datang.
Jawaban mereka mengarah pada penyakit demokrasi/politik transaksional, yakni jual-beli suara dan politik identitas—yang notabennya tidak seharusnya ada dalam tubuh demokrasi. Jawaban-jawaban audiens tersebut adalah pintu masuk bagi tokoh muda Maluku Utara ini untuk membahas tentang penyakit dalam demokrasi dan politik gagasan sebagai alternatifnya.
ADVERTISEMENT
Menjawab pertanyaan itu, Graal mencontohkan salah satu andil masyarakat dalam berpolitik transaksional, misalnya, kerap meminta barang atau barter dengan kandidat untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
“Dari sisi kandidat, mereka membeli suara warga melalui serangan fajar, bagi-bagi sembako, dan transaksi lainnya,” katanya.
Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan data-data tentang kasus di Maluku Utara hari ini; tingkat korupsi, layanan kesehatan yang terbatas, akses pendidikan yang belum merata, kualitas infrastruktur yang buruk, dan lainnya.
Menurut Graal, semua masalah-masalah ini terjadi karena dampak dari praktik politik transaksional yang dijalankan selama ini.
“Kasus-kasus ini adalah dampak dari absennya politik gagasan dalam praktik politik kita. Padahal, dampaknya tidak main-main dan dekat sekali dengan kita,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Ia bilang, untuk memutus itu, politik gagasan adalah alternatifnya. Politik gagasan mengutamakan ide sebagai modal dalam bertransaksi politik.
“Dengan begitu, bukan material, tapi kita (kandidat dan warga) saling memperbincangkan ide untuk kesejahteraan ke depan. Kita perlu mengisi ruang publik dengan hal-hal baik, supaya yang buruk tidak masuk menguasai,” terangnya.
Salah seorang warga bertanya, “Apakah mungkin politik gagasan akan mengubah praktik politik kita selama ini yang kadung transaksional?” Graal menegaskan, “Kalau pelaku politik transaksional adalah kita, maka sumber masalahnya ada di kita, dan karena itu solusinya pun ada di kita. Kita (warga maupun elite) yang harus menyelesaikannya, dengan cara berhenti berpolitik secara transaksional dan menggantinya dengan politik gagasan.”
Ia menambahkan bahwa jika ingin masa depan politik Maluku Utara lebih baik, penting untuk mengubah cara berpolitik hari ini.
Sama halnya dengan Halmahera Timur, Halmahera Tengah juga sangat berkesan baginya. “Basudara dong semua sangat menyambut dengan terbuka untuk memperbincangkan politik gagasan. Mereka duduk menyimak dan aktif berdiskusi hingga larut malam. Ini cukup menjadi bukti bagi saya bahwa politik gagasan bisa dan layak disebarkan di semua kalangan dan semua tempat, tanpa terkecuali,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
R. Graal Taliawo, yang kini berusia 35 tahun ini, berharap politik gagasan akan menjadi peluang untuk mewujudkan praktik politik yang lebih bermartabat dan dewasa.
“Saya berharap ini menjadi rekam jejak yang baik bagi masyarakat untuk menyambut momen politik 2024. Ini juga menjadi amunisi bagi saya untuk terus melangkah menyebarkan politik gagasan ke kabupaten lainnya,” tutupnya. (ADV)