Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
7 Pertimbangan Sebelum Mempekerjakan Generasi Z
14 April 2022 16:09 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Cermati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun mendatang, bukan generasi millennial yang mendominasi dunia kerja melainkan generasi Z yang merupakan generasi yang lahir antara tahun 1995-2010.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi ini, perusahaan sebaiknya membuat pertimbangan khusus tentang metode perekrutan dan cara kerja terbaru. Sebab, cara kerja generasi Z pasti berbeda dibandingkan generasi pendahulunya.
Lantas, apa saja hal-hal yang perlu perusahaan pertimbangkan sebelum merekrut generasi Z? Berikut poin-poinnya.
1. Menawarkan jabatan yang menarik
Metode mencari kerja antara generasi millennial dan Z sebenarnya tidak jauh berbeda. Keduanya masih sama-sama mengandalkan portal mencari kerja, situs resmi perusahaan, sosial media, job fair, dan referensi dari orang lain.
Namun, yang unik adalah generasi Z cenderung melihat jabatan yang ditawarkan. Disarankan untuk tidak menawarkan jabatan yang basic, melainkan lebih spesifik.
Jika jabatan di bagian keuangan umumnya accounting and finance, coba buat lebih spesifik seperti budget controller. Kesannya pasti berbeda, apalagi saat dicantumkan dalam profil platform profesional seperti LinkedIn.
ADVERTISEMENT
2. Menjelaskan deskripsi pekerjaan secara rinci
Selain jabatan, generasi Z juga berharap agar perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja mau menjelaskan deskripsi pekerjaan di situs atau web lowongan kerja secara detail.
Tujuannya agar para generasi Z tahu gambaran aktivitasnya di dalam suatu perusahaan.
Ketika deskripsi kerja tidak sesuai dengan kapabilitas, mereka dengan senang hati mundur dan melamar di perusahaan lain. Sebab, kebanyakan generasi Z mencari kerja yang memberikan kenyamanan.
Bukan berarti tidak mau belajar, tapi mereka cenderung tidak mau menyusahkan dirinya sendiri karena ujung-ujungnya pasti kurang bahagia selama bekerja.
3. Menerapkan budaya kerja yang baru
Budaya kerja tradisional sudah pasti ketinggalan zaman, terutama bagi generasi Z. Perusahaan punya PR besar untuk memperbaharui atau mengganti budaya kerja menjadi lebih asyik dan fleksibel.
ADVERTISEMENT
Misalnya, membebaskan karyawan untuk makan siang dimana saja sewaktu jam istirahat. Jadi, tempat persinggahannya bukan hanya di kantor terus.
Dengan catatan harus disiplin waktu. Bukan bermaksud untuk memanjakan karyawan, tapi karyawan juga butuh suasana yang berbeda selama bekerja.
Kebebasan ini yang nantinya membuat mereka betah bekerja.
Baca artikel selengkapnya, disini!