Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hati-hati, 6 Jenis Data Pribadi Ini Diburu Hacker untuk Dijual
4 Juni 2021 16:24 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Cermati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masih banyak orang menyepelekan data pribadi, seperti tanggal lahir. Padahal di tangan hacker, dari tanggal lahir bisa untuk membobol informasi penting lain.
ADVERTISEMENT
Ini yang tidak pernah disadari sebagian besar masyarakat, mungkin termasuk kamu. Dianggapnya ‘ah cuma tanggal lahir doang, tidak penting juga.’
Asal kamu tahu ya, hacker lebih pintar. Tanggal lahir jadi modal bagus untuk mencari informasi lebih lanjut tentang kamu.
Setelah meretas tanggal lahir, kemudian dioprek lagi dapat nomor telepon, alamat rumah, bahkan sampai akun keuanganmu. Pilihan hacker selanjutnya dua.
Pertama, eksekusi kejahatan sendiri, seperti membobol rekening maupun dompet digitalmu atau melakukan penipuan mengatasnamakan kamu. Kedua, menjual data pribadimu di situs gelap atau darkweb.
Sebetulnya ada 6 jenis data yang diburu hacker untuk dijual maupun kejahatan lain. Hal ini diungkapkan seorang pegiat keamanan siber di akun instagramnya @deyanbunayya.
1. Identitas pribadi
ADVERTISEMENT
Identitas pribadi ini meliputi nama, tanggal lahir, alamat, nomor telepon. Hacker atau penjahat siber bisa menggunakan data tersebut untuk tujuan negatif, seperti memalsukan KTP.
Buat apa? Bisa buat pinjam duit lewat aplikasi pinjaman online dan spam iklan. Jadi, kamu yang nantinya bakal ditagih debt collector. Padahal kamu tidak pernah mengajukan.
2. Informasi finansial
Menyangkut data atau informasi nasabah, nomor rekening, asuransi, nomor kartu kredit, dan lainnya seperti harta, pajak, serta aset yang dimiliki individu atau perusahaan. Makin mudah melancarkan aksi kejahatan dengan data ini.
Data tersebut dapat digunakan hacker untuk menipu, kejahatan carding (bertransaksi menggunakan kartu kredit orang lain), blackmail, memberi info ke perusahaan kompetitor, atau dibobol sekalian. Paling juga pakai tanggal lahir sebagai kode PIN.
ADVERTISEMENT
3. Catatan medis atau informasi kesehatan
Memangnya bisa data kesehatan disalahgunakan? Tentu saja. Hacker pun doyan meretas catatan medis atau informasi kesehatan seseorang.
Contohnya riwayat medis, asuransi kesehatan, informasi pasien, transaksi obat-obatan, dan sebagainya. Data ini dapat di hack dari rumah sakit.
“RS itu security-nya lemah, padahal datanya lumayan. Tinggal malsuin kartu pasien bisa buat beli obat-obatan ilegal, atau nge-klaim asuransi,” tulis akun Deyanbunayya.
Baca artikel selengkapnya, disini!