Konten dari Pengguna

Dari People Pleaser ke Self Empowerment: Langkah Menuju Pertumbuhan Pribadi

Luqyana Diandri Agung Putri
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
10 September 2023 18:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Luqyana Diandri Agung Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi People Pleaser ke Self-Empowerment. Foto: pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi People Pleaser ke Self-Empowerment. Foto: pexels.
ADVERTISEMENT
Ketika kita memikirkan kata people pleaser atau orang yang selalu ingin menyenangkan orang lain, sering kali kita melihatnya sebagai sesuatu yang positif.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam perjalanan pertumbuhan pribadi saya, saya telah menyadari bahwa menjadi seorang people pleaser memiliki konsekuensi yang tidak selalu sehat bagi diri kita sendiri.

Mengapa Menjadi People Pleaser Merugikan?

Sebagai seorang people pleaser, saya selalu berusaha keras untuk memastikan bahwa semua orang di sekitar saya bahagia. Saya menghindari konflik, mengatakan "iya" pada segala permintaan, dan sering kali mengabaikan kebutuhan dan keinginan pribadi saya sendiri.
Pada awalnya, hal ini tampak seperti cara yang baik untuk menjalani kehidupan: saya dianggap ramah dan baik hati. Namun, lambat laun, saya merasa kelelahan dan terjebak dalam perasaan takut akan penolakan atau konfrontasi.

Mengubah Pola Pikir: Menerima Diri Sendiri

Ilustrasi: Mengubah pola pikir. Foto: Pexels
Perubahan dimulai ketika saya menyadari bahwa penting untuk lebih fokus pada diri saya sendiri. Itu bukan berarti saya harus menjadi egois. Tetapi saya perlu mengakui kebutuhan dan keinginan pribadi saya serta menghargainya. Saya belajar untuk berkata "tidak" ketika sesuatu tidak sesuai dengan nilai atau kepentingan saya.
ADVERTISEMENT

Mengambil Kendali: Self Empowerment

Self empowerment adalah kunci untuk pertumbuhan pribadi yang sehat. Itu berarti mengambil kendali atas kehidupan kita, berani mengambil risiko, dan tidak takut untuk berbicara dengan jujur tentang apa yang kita butuhkan dan inginkan. Ini juga berarti mengatasi ketakutan akan penolakan atau penghakiman orang lain.

Belajar dari Pengalaman

Perjalanan dari people pleaser ke self-empowerment adalah proses yang terus menerus. Saya belajar dari pengalaman saya dan kadang-kadang membuat kesalahan. Tetapi, setiap kesalahan adalah pelajaran yang berharga.
Saya menyadari bahwa ketika kita menghargai diri kita sendiri dan mengambil keputusan berdasarkan apa yang terbaik untuk kita, itu bukan tindakan egois, melainkan tindakan self-care yang penting.

Menyimpulkan: Menuju Pertumbuhan Pribadi yang Sehat

Ilustrasi: Menuju pertumbuhan yang sehat. foto: Pexels
Dari pengalaman saya, saya percaya bahwa menjadi seorang people pleaser bukanlah jalan menuju pertumbuhan pribadi yang sehat. Sebaliknya, self empowerment adalah kunci untuk menghormati diri sendiri dan mencapai potensi maksimal kita.
ADVERTISEMENT
Tentu saja. Kita masih tetap dapat bersikap baik dan peduli terhadap orang lain di sekitar kita maupun orang asing. Tetapi tidak dengan biaya mengorbankan diri kita sendiri.
Pesan yang ingin saya sampaikan adalah bahwa pertumbuhan pribadi dimulai dengan menghargai dan menghormati diri sendiri. Jika kita ingin membantu orang lain, kita perlu membantu diri kita sendiri terlebih dahulu.
Dengan mengambil langkah-langkah menuju self empowerment, kita dapat mencapai keseimbangan yang sehat antara merawat diri kita sendiri dan merawat orang lain. Dan inilah langkah pertama menuju pertumbuhan pribadi yang berkelanjutan.