Konten dari Pengguna

Membangun Keluarga Harmonis seperti Rasulullah

Chairul Ilham
Mahasiwa uin syarif hidayatullah
23 Desember 2024 12:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Chairul Ilham tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi keluarga harmonis foto: pexels
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi keluarga harmonis foto: pexels
ADVERTISEMENT
Mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah, istilah yang sangat populer di kalangan umat muslim. Namun, sayangnya, tidak semua orang memahami arti dari istilah ini. Istilah ini sering digunakan dalam seminar atau simposium di KUA. Istilah ini biasanya digunakan saat memberikan doa kepada pasangan pengantin baru. Mengutip buku Golden book kelurga sakinah, Ust Ahmad Zacky El-Syafa (2013) sakinah artinya kasih sayang, Mawaddah artinya kasih sayang, dan warahmah artinya mengasihi. Adapun resep rumah tangga ala rasulullah yakni, sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Resep Rasulullah menggapai rumah tangga sakinah, mawaddah,warahmah
ilustrasi kasih sayang keluarga foto:pexels
Untuk membuat rumah tangga sakinah dan mawaddah warahmah, kita harus belajar dari Rasulullah saw. Dan menjadikannya sebagai teladan. Beliau adalah contoh yang baik dalam semua hal. Tidak terkecuali dalam peran rumah tangganya. Ini adalah beberapa cara yang pastinya untuk menjadi keluarga yang sakinah, Mawaddah, dan Warahmah:
1. Setia
Rasulullah adalah contoh suami setia. Beliau sangat setia kepada istrinya pertama, Khadijah. Perilakunya yang begitu istimewa terhadap sang istri menunjukkan kesetiaan beliau. Sejarah mencatat bahwa beliau tidak berpoligami selam hidup bersamamya.
dalam sebuah riwayat beliau sangat setia kepada istri pertamanya. Bahkan beliau selalu menyebut-nyebut namanya meski ia sudah dipanggil oleh sang Khaliq.
Sebagai umatnya, kita harus mengikuti jejak Rasul saw. dalam membina rumah tangga, salah satunya adalah dengan setia kepada pasangan. Setia adalah kata kunci untuk menyelesaikan konflik, percekcokan, dan perselingkuhan. Pasangan suami istri dapat mengatasi semua masalah rumah tangga dengan berkomitmen untuk menjaga kesetiaan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
2. Kasih sayang
Rasulullah adalah sosok yang sangat menyayangi keluarganya, baik istri maupun anak-anak. Dia sangat menyayangi istrinya. Syahdan, terjadi perselisihan antara nabi Muhammad dan istrinya, Aisyah. "Apakah engkau mau Umar yang menjadi penengah kita? Tanya nabi. Tidak, aku tak mau Umar yang menjadi penengah. Ia adalah orang yang keras, "jawab Aisyah. "apakah engkau mau ayahmu saja yang menjadi penengah?” Tanya nabi kembali. "Ya,” jawab Aisyah. Rasulullah mengutus orang untuk memanggil abu bakar, ayahanda Aisyah. Tak bersalah lama, abu bakar datang. “kamu yang bicara, apa aku?" tanya Nabi pada Aisyah, di depan ayahnya. kamu yang bicara dan jangan katakan kecuali yang benar, "jawab Aisyah, masih dengan emosinya.
Mendengar itu, abu bakar mengangkat tangannya untuk menampar putrinya. Dalam benaknya, bagaimana mungkin putrinya mencurigai rasullah tidak berkata yang benar? Aisyah berlari, berlindung dibalik punggung Rasulullah. Lalu kepada abu bakar, nabi berkata, aku tidak mengundangmu kemari untuk melakukan hal ini" saat abu bakar, mertua sekaligus sahabatnya itu keluar, nabi meninta Aisyah untuk mendekat padanya. Aisyah menolak. Melihat itu nabi tersenyum. “Bukankah barusan engkau menempel erat di punggungku?" Akhirnya, Begitu Abu Bakar Kembali Masuk, Ia Telah Mendapati Putri Dan Menantunya Itu bercanda tawa. "libatkan aku dalam perdamaian kalian, sebagaimana kalian telah melibatkan aku dalam perangan kalian," ujarnya. (HR.al-Hafizh al-Dimasyqi).
ADVERTISEMENT
3. Tawakal mendahulukan orang lain
Tawakal yang benar bukanlah pasrah tanpa rencana; sebaliknya, tawakal memotivasi untuk bergerak, berusaha, bekerja, dan memikirkan segala cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Seperti burung-burung yang terbang di pagi hari untuk mencari rezeki, kita juga harus melakukan hal yang sama. Bangun pagi, melakukan olahraga, makan sarapan, dan kemudian menyelesaikan tugas kerja seperti biasa.
4. Bersih dan wangi
Rasulullah saw. sangat mencintai kebersihan dan wewangian, jadi dia sangat membenci lingkungan rumah yang kotor dan berbau tidak sedap. Salah satu bukti cinta Rasulullah terhadap wewangian adalah kegemarannya untuk bersiwak, yang menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang bersih, dan karena itu kita diminta untuk menyukai kebersihan, karena mereka yang akan masuk surga adalah mereka yang bersih. Rasulullah sendiri pernah menyatakan bahwa Islam adalah agama yang bersih.
ADVERTISEMENT
5. Zikir dan ibadah
Dalam keluarga kita, ada kecenderungan yang salah bahwa kita lebih sering memikirkan hal-hal duniawi daripada hal-hal ukhrawi. Kita lebih suka berpikir tentang bagaimana kita bisa menjadi orang kaya dengan memiliki mobil mewah, harta melimpah, dan rumah megah daripada mempertimbangkan kualitas zikir dan ibadah kita. Namun, jangan lupa bahwa kita semua akan mati dan dimintai pertanggung jawaban oleh yang maha kuasa. Karena itu, hati dan pikiran kita sudah saatnya dipenuhi dengan keinginan untuk mendekatkan diri kepada sang Khaliq, terutama saat malam larut dan beranjak menuju sepertiganya.
6. Santun
Rumah tangga rasulullah saw. Adalah rumah tangga yang senantiasa dibaluri oleh pekerti yang luhur. Dansalah satu pekerti yang diterapkan oleh beliau adalah santun. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa beliau mengajarkan betapa pentingnya menjaga sopan santun. Jabir menuturkan, "aku datang ke rumah nabi saw. untuk menagih hutang ayahku. aku mengetuk pintu, siapa? tanya nabi. "aku," jawabku. lalu beliau bersabda, "aku!" beliau kelihatan tidak senang." (HR. Bukhari dan Muslim)
ADVERTISEMENT
7. Selalu tersenyum
Beliau juga pribadi yang suka tersenyum. Sama sekali di wajah beliau tidak ada gurat cemberut, bermuka, masam apalagi memancarkan sinar kebencian teradap keluarga. Mengaca dari pribadi rasulullah yang suka tersenyum, wajah selalu berseri-seri, maka kita pun harus menerapkan sikap yang sama, apalagi ketika berada di tengah-tengah keluarga. Sungguh seorang suami akan merasa sangat bahagia ketika menemukan istri tersenyum dan menampakkan wajah ceria.
8. Sederhana dalam hidup
Salah satu resep keluarga harmonis, sakinah Mawaddah Warahmah yang dipraktikkan oleh nabi adalah kesederhanaan dalam hidup. Beliau tidak pernah memforsir tenaga dan pikiran hanya untuk memperoleh kesenangan duniawi, meski seandainya beliau mau, beliau dapat berdoa kepada Allah agar gunung badar dan uhud dijadikan emas permata. Tapi itu sama sekali tidak dilakukan beliau, sebab beliau lebih memilih hidup sederhana.
ADVERTISEMENT
Kita harus mengakui bahwa kita kadang-kadang tidak dapat menahan keinginan kita. Akibatnya, kita sering melakukan pemborosan dan berlebihan. Kita menjadi suka berbelanja, menghabiskan waktu untuk berbelanja barang-barang yang sebenarnya tidak perlu. Namun, banyak kebutuhan lain yang lebih penting akan dipenuhi pada esok hari. Tapi itu tadi, kita mudah tergoda oleh nafsu sehingga kita bertindak boros, meskipun kita tahu bahwa boros itu adalah perbuatan syaitan.(QS.al-isra:’27)
Begitulah resep keluarga harmonis. sakinah Mawaddah wah Rahmah yang diterapkan oleh rasulullah saw. Semua hal yang dapat membantu membangun keluarga yang harmonis termasuk komunikasi yang baik, menghormati perbedaan, dan selalu mendekatkan diri pada ajaran agama. Mari kita bangun keluarga yang harmonis yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Dengan menerapkan resep keluarga ala rasulullah diharapkan kehidupan rumah tangga bisa Bahagia dunia dan akhirat.
ADVERTISEMENT