Konten dari Pengguna

Mari Kita Lawan Para Catcall

6 Desember 2017 22:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Chrisentia Flavia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita yang naik kesal (Foto: SIphotography/Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita yang naik kesal (Foto: SIphotography/Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Catcalling merupakan suatu istilah berupa ejekan, di mana ejekan tersebut dapat mempengaruhi pikiran dan emosional seseorang, karena hal ini dapat disebut sebagai pelecehan seksual secara verbal. Catcalling dapat berbentuk siulan, komentar, atau teriakan terhadap perempuan yang lewat di pinggir jalan. Hal ini tidak hanya mengganggu keamanan dan kenyamanan bagi kaum perempuan yang berjalan kaki. Akan tetapi, juga merupakan suatu bentuk rasa tidak hormat terhadap perempuan.
ADVERTISEMENT
Catcalling cenderung membuat kebanyakan kaum wanita untuk memilih berkendara, dibandingkan berjalan kaki. Padahal, berjalan kaki merupakan bagian dari kesehatan dan dapat membangun suatu kegiatan masyarakat yang baik untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara. Terdapat beberapa artikel mengenai pengalaman dari kaum wanita yang memilih berkendara untuk pergi ke warung dekat rumahnya, dimana jarak tersebut dapat ditempuh dengan berjalan kaki, tetapi mereka memilih untuk berkendara sendiri agar terhindar dari “Catcall”.
Selain itu, adapula cerita pengalaman seorang wanita berhijab yang mengenakan pakaian tertutup, tetapi wanita tersebut terkena “Catcall” juga oleh para pria di pinggir jalan, bahkan pernah oleh pengendara motor yang sedang berkendara, sehingga hampir menyerempet wanita tersebut.
Semua orang berhak untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman dimanapun ia berada, tanpa ada rasa takut, malu, ataupun suatu panggilan-panggilan yang tidak pantas terhadap mereka.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sekumpulan Mahasiswi London School of Public Relations, Jakarta membuat sebuah kampanye yang diberi nama “Stop Catcalling Indonesia”. Dengan tujuan, agar masyarakat sadar bahwa catcalling bukan hanya suatu bentuk candaan, tapi hal tersebut merupakan suatu bentuk pelecehan yang menunjukkan rasa tidak hormat terhadap kaum perempuan.
Selain itu, kami ingin membangun suatu bentuk partisipasi dari masyarakat, dimana masyarakat di sekitar seorang perempuan yang di catcall juga berani melakukan sebuah pembelaan, agar perempuan tersebut tidak merasa takut, karena masyarakat ikut membantu perempuan tersebut.