Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dari Playlist ke Real Life: Bagaimana Musik Menjadi Emosi Gen Z di Spotify
7 November 2024 10:47 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari cintya angellina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era Spotify sekarang, musik telah menjadi lebih dari sekadar hiburan, Spotify sudah mengubah cara Gen Z mengekspresikan emosi dan meresapi kehidupan sehari-hari mereka. Dari playlist yang mencerminkan suasana hati hingga lagu-lagu yang menyimpan kenangan berharga, musik sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas mereka. Jadi, playlist bukan hanya sekedar kumpulan lagu saja, tetapi juga mengandung arti atau makna yang berharga bagi Gen Z. Seperti cermin dari perjalanan emosional yang rumit dan seru. Dalam esai ini, kita akan membahas bagaimana sih musik berfungsi sebagai emosi Gen Z, menghubungkan mereka dengan perasaan dan pengalaman hidup, serta menjadikan setiap lagu bagian dari realitas mereka.
ADVERTISEMENT
1. Playlist Sebagai Cermin Emosi
Bagi Gen Z, playlist bukan hanya sekadar kumpulan lagu. Playlist adalah cerminan dari perasaan mereka, momen-momen dalam hidup, dan bahkan aspek-aspek kepribadian yang ingin mereka tunjukkan kepada dunia. Saat seseorang merasa bahagia, mereka mungkin mebuat playlist berjudul “Good Vibes Only” yang diisi dengan lagu-lagu ceria upbeat. Sebaliknya, ketika sedang merasa sedih atau tertekan, Gen Z biasanya membuat playlist “Sad Vibes” yang berisi lagu-lagu yang mengungkapkan kesedihan yang relate dengan perasaan mereka.
Proses ini tidak hanya sekadar menyusun lagu, tetapi juga bisa dianggap sebagai bentuk terapi. Karena, dengan memilih lagu-lagu yang sesuai dengan suasana hati mereka, Gen Z dapat merasakan bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi perasaan itu. Hal ini juga memberikan ruang bagi mereka yang merasakan emosi yang sulit dihadapi. Seperti yang sering Gen Z katakan “Lagu ini relate banget deh sama aku”
ADVERTISEMENT
2. Playlist Sebagai Koneksi Emosional
Salah satu fitur dari Spotify yang paling menarik adalah bisa berbagi playlist dengan teman-teman mereka. Dengan membuat dan membagikan playlist tersebut kepada teman dekat, mereka tidak hanya berbagi musik saja tetap juga emosi yang mendalam. Saat berbagi playlist, seperti “Dengerin ini deh! Playlist ini relate banget sama aku” menjadi cara untuk mengungkapkan perasaan tanpa harus berbicara secara langsung.
Berbagi playlist bukan hanya cara untuk mengungkapkan perasaan, tetapi juga cara untuk mempererat hubungan. Melalui musik, mereka dapat saling mendukung dan memahami satu sama lain dengan lebih baik. Hal ini menciptakan ikatan yang kuat di antara mereka dan teman-teman mereka.
3. Playlist Sebagai Bentuk Healing
Musik juga berfungsi sebagai alat untuk penyembuhan bagi banyak Gen Z. Saat menghadapi masalah pribadi, seperti patah hati atau stress, playlist yang dirancang khusus untuk healing, seperti, “Self-Care Vibes” atau “Heartbreak Recovery,” dapat membantu mereka mengatasi perasaan sulit. Dalam momen-momen tersebut, mendengarkan lagu-lagu yang relavan dapat memberikan rasa nyaman dan pengertian.
ADVERTISEMENT
Banyak yang beranggapan, lagu-lagu tersebut menjadi teman setia yang mendengarkan tanpa menghakimi. Proses ini membantu Gen Z untuk mengubah perasaan negatif mrnjadi positif. Seperti memberikan mereka kekuatan untuk melanjutkan hidup, “Setiap kali aku dengerin playlist ini tuh, aku rasanya kayak dikuatin.” Musik juga bisa menjadi pengingat bahwa mereka bisa melalui masa-masa sulit dan merasa bahwa perasaan mereka adalah hal yang normal.
4. Playlist Sebagai Kenangan
Musik juga berfungsi sebagai pengingat akan momen-momen penting dalam hidup. Gen Z sering kali membuat playlist berdasarkan pengalaman tertentu, seperti “Summer Road Trip” atau “Graduation Vibes.” Setiap kali mereka mendengarkan playlist tersebut, mereka akan teringat kembali pada kenangan indah yang terikat dengan lagu-lagu tersebut. Ini menunjukkan lagu-lagu tertentu bisa membawa kembali perasaan dan kenangan yang pernah dialami.
ADVERTISEMENT
Contohnya, saat mendengarkan lagu-lagu dari perjalanan liburan musim panas, mereka bisa merasakan kembali kebahagiaan dan kebebasan saat itu. Playlist ini tidak hanya menjadi koleksi lagu, tetapi juga dokumen hidup yang menyimpan kenangan dan pengalaman yang berharga. Dengan cara ini, musik membantu Gen Z merayakan kehidupan mereka dan mengenang perjalanan yang telah dilalui.
5. Playlist Sebagai Identitas Diri
Musik adalah bagian penting dari identitas diri, dan playlist sering kali mencerminkan siapa Gen Z sebenarnya. Dengan memilih lagu-lagu dari genre yang berbeda, mereka bisa menunjukkan berbagai sisi dari diri mereka. Misalnya, seseorang memiliki playlist hip-hop untuk menunjukkan sisi energik mereka, tetapi juga memiliki playlist indie yang lebih tenang untuk saat-saat reflektif. Hal ini menciptakan gambaran yang lebih lengkap tentang siapa mereka dan Spotifiy memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi berbagai identitas tersebut.
ADVERTISEMENT
Playlist menjadi sarana bagi Gen Z untuk menemukan dan memahami diri mereka lebih baik. Musik yang mereka pilih mencerminkan nilai-nilai, cita-cita, dan pengalaman hidup mereka.
**
Playlist di Spotify bukan hanya sekadar kumpulan lagu, tetapi juga sebagai cerminan dari perasaan, pengalaman, dan perjalanan hidup setiap individu. Dengan kemampuan untuk mengekspresikan diri, menciptakan koneksi emosional, pengingat momen, dan berfungsi sebagai alat penyembuhan (healing), musik telah menjadikan hidup Gen Z lebih bermakna.
Dengan menjadikan musik sebagai bagian dari realitas mereka, Gen Z tidak hanya menemukan cara untuk mengatasi emosi, tetapi juga untuk merayakan hidup mereka. Jadi, mari kita terus eksplorasi dunia musik dan buat playlist yang mencerminkan siapa kita dan apa yang kita rasakan. Karena musik adalah suara jiwa kita.
ADVERTISEMENT