Konten Media Partner

Anggota Komisi VII DPR RI dan BRIN Gelar Pelatihan Pengolahan Sampah di Bandung

7 Agustus 2023 16:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto bersama Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rian Firmansyah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan peserta kegiatan pelatihan pengolahan sampah menjadi kompos. Foto : Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rian Firmansyah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan peserta kegiatan pelatihan pengolahan sampah menjadi kompos. Foto : Istimewa
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Bandung-Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rian Firmansyah, bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar kegiatan pelatihan pengolahan sampah menjadi kompos kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Bandung.
ADVERTISEMENT
Pelatihan itu digelar untuk mengatasi permasalahan sampah khususnya di Bandung. Sebab, pengentasan masalah sampah perlu melibatkan berbagai pihak agar produksi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kecamatan Cipatat dapat dikurangi.
"Daur ulang dengan penekanan pada proses pengomposan secara mandiri oleh masyarakat bisa menjadi salah satu solusi mengurangi sampah dan membuka peluang usaha," kata Rian melalui keterangan yang diterima pada Senin (7/8/2023).
Apalagi, kata Rian, Kabupaten Bandung punya keunggulan di sektor pertanian dan perkebunan yang cukup luas. Maka dari itu, pelatihan pengolahan kompos merupakan solusi dan potensi yang menjanjikan bagi masyarakat.
"Problem di sektor hilir menjadi masalah utama, walau konsep yang ditawarkan sudah berubah yakni TPA sebagai tempat pengolahan akhir. Dampaknya, sampah menumpuk di mana-mana karena tidak ada TPA yang bisa berfungsi sebagai tempat pembuangan akhir, dan ini kerap terjadi di kota-kota besar," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Rian pun menilai Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat mengalami masalah sampah yang sangat memprihatinkan. Maka dari itu, dia mendorong agar diadakan kampanye untuk mengajak partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola sampah organik rumah tangga secara mandiri.
"Sebuah negara disebut memiliki peradaban yang maju atau tidak, dapat ditentukan bagaimana masyarakatnya mengelola sampah, jangan harap kita bisa maju dengan sebuah kenyataan di mana sampah menjadi bagian dari kehidupan kita," tandasnya. (*)