Konten Media Partner

Bangkitnya Juara Dunia Karate yang Tak Dianggap di Tanah Kelahiran Sendiri

11 Oktober 2024 15:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet Karate, Malini Angga Resta, saat berlaga di ajang World Karate Federation (WKF) Seri A. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Atlet Karate, Malini Angga Resta, saat berlaga di ajang World Karate Federation (WKF) Seri A. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon-Nama Malini Angga Resta mungkin belum setenar atlet karate nasional lainnya, tetapi prestasinya di kancah internasional tidak bisa dipandang sebelah mata. Pada tahun 2022, Malini berhasil meraih medali emas dalam ajang World Karate Federation (WKF) Seri A, sebuah pencapaian yang membawa nama Indonesia ke puncak kejayaan di dunia karate.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik gemilangnya prestasi, tersimpan kisah pilu tentang perjuangan Malini. Meski berhasil menjadi juara dunia, Malini nyatanya tidak mendapat dukungan dari pemerintah daerahnya. Ironisnya, ia bahkan tidak terdaftar sebagai atlet Kabupaten Cirebon, melainkan Majalengka.
“Awalnya, saya ikut karate hanya sebagai ekstrakurikuler di sekolah. Mungkin karena waktu itu prestasi saya belum terlihat, jadi tidak ada yang memperhatikan,” ungkap Malini, Kamis (10/10).
Karena tak mendapat dukungan dari daerah asalnya, Malini akhirnya memilih bergabung dengan kontingen Majalengka.
“Tidak ada perhatian dari pemerintah Kabupaten Cirebon, jadi saya latihan di Majalengka dan akhirnya didaftarkan untuk mengikuti Porda Jawa Barat,” jelasnya.
Atlet asal Desa Karangsuwung, Kecamatan Karang Sembung, Kabupaten Cirebon ini berhasil meraih berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional maupun internasional, merupakan hasil dari kerja keras dan tekad yang kuat, meski tanpa dukungan besar dari pemerintah daerahnya.
ADVERTISEMENT
Impian Menjadi Tentara yang Pupus
Tak hanya di dunia olahraga, Malini juga punya cita-cita lain yang tak kalah besar: menjadi anggota TNI. Pada Juli 2024, ia mendaftar untuk masuk TNI, namun sayang, impiannya harus terhenti karena tinggi badannya kurang dari syarat minimal.
“Saya tidak lulus tes tinggi badan karena kurang 2 sentimeter. Tinggi saya 155 sentimeter, sementara syaratnya minimal 157 sentimeter,” ungkap Malini dengan nada kecewa. Meski demikian, kegagalan tersebut tidak memadamkan semangatnya.
Tawaran Kuliah Gratis, Harapan Baru
Keberuntungan mulai berpihak ketika Kepala Desa Karangsuwung mendengar tentang prestasi Malini sebagai juara dunia. Tergerak oleh kegigihannya, kepala desa tersebut menawarkan beasiswa kuliah gratis.
“Saya ditawari kuliah oleh kepala desa, dan saya menerimanya. Sekarang saya sudah terdaftar di salah satu universitas di Cirebon dan akan mulai kuliah akhir Oktober nanti,” kata Malini dengan penuh harapan.
ADVERTISEMENT
Kisah Malini Angga Resta adalah cerita tentang keteguhan dan semangat pantang menyerah. Meski pernah terpinggirkan di tempat asalnya sendiri, ia terus bangkit dan melangkah maju, membuktikan bahwa prestasi besar tidak selalu membutuhkan dukungan besar, melainkan keberanian untuk terus berjuang.(*)