Konten Media Partner

Ukir Kayu Khas Cirebon Tembus Pasar Amerika

9 November 2021 16:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan Elang Iyan Ariffudin tengah membuat ukir kayu khas Cirebon.(Juan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan Elang Iyan Ariffudin tengah membuat ukir kayu khas Cirebon.(Juan)
ADVERTISEMENT
Ciremaitoday.com, Cirebon – Selain diminati pasar domestik, ukir kayu khas Cirebon Jawa Barat juga berhasil menembus pasar Amerika. Setidaknya 5 hingga 10 ukiran setiap bulannya dikirimkan ke Amerika. Motif ukir kayu yang paling banyak disukai adalah kaligrafi, motif daun khas Cirebon, motif hewan, dan lainnya. Selain untuk hiasan, ukir kayu tersebut juga digunakan untuk alat peraga seni di salah satu perguruan tinggi di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Kepala Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan Elang Iyan Ariffudin mengatakan, salah satu keunikan yang menjadi daya tarik ukir kayu khas Cirebon adalah, di setiap motifnya mengandung makna filosofi yang dalam.
“Ukir kayu Cirebon itu punya keunikan yang tidak dimiliki oleh ukir kayu dari daerah lain, yaitu mengandung makna filosofi. Contohnya ukiran godong Kluwen, artinya Wong Urip Ojo Keluwen atau orang hidup jangan berlebihan karena yang berlebihan itu tidak baik,” kataya, Selasa 9/11/2021.
Ia melanjutkan, seiring waktu berjalan, karena seni itu dituntut terus berkreasi dan berinovasi maka motif ukiran bisa disesuaikan dengan pesanan tidak hanya yang sudah baku seperti Kaligrafi Macan Ali.
“Sekarang karena seni itu kebebasan jadi tidak hanya ragam hias Macan Ali dan Wayang, sekarang lebih naturalis seperti pemandangan, lukis wajah juga bisa, atau sesuai dengan permintaan dari pemesan,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Ukiran Khas Cirebon dari leluhur yang lahir dan tumbuh dewasa di Keraton Kacirebonan dan dilestarikan melalui sanggar seni Griya Budaya Pangeran Haji Yusuf Hendrabrata ini, juga sudah banyak dipesan di pasar domestik seperti Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Jakarta, dan lainnya.
“Kami berkolaborasi dengan Disperindag dan Dinas Kebudayaan dan Pariwiasata memperkenalkan sekaligus memasarkan melalui event atau pameran-pameran,” pungkasnya.(Juan)