Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sweet 17: Perayaan Kedewasaan atau Sekadar Ajang Pamer?
3 Desember 2024 21:56 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Clareshia Faye Senjaya 1332084 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di banyak budaya, usia 17 tahun dianggap sebagai tonggak penting dalam perjalanan menuju kedewasaan. Di Indonesia, tradisi “Sweet 17” menjadi salah satu bentuk perayaan yang cukup populer di kalangan remaja. Pesta besar dengan dekorasi mewah, gaun mahal, dan tamu yang berbondong-bondong hadir sering kali menjadi gambaran khas dari acara ini. Namun, di balik gemerlapnya perayaan Sweet 17, muncul pertanyaan mendasar: apakah tradisi ini benar-benar mencerminkan perayaan kedewasaan, ataukah hanya sekadar ajang pamer yang semakin jauh dari esensi kedewasaan itu sendiri?
ADVERTISEMENT
Makna Kedewasaan di Usia 17
Secara hukum, usia 17 memiliki makna simbolis di Indonesia. Di usia ini, seseorang dianggap telah mencapai usia legal untuk mendapatkan KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang menandakan pengakuan formal sebagai individu dewasa oleh negara. Di beberapa negara lain, usia ini juga menandai peralihan menuju tanggung jawab yang lebih besar, seperti mendapatkan izin mengemudi atau hak untuk bekerja secara resmi.
Namun, kedewasaan sejati tidak hanya tentang usia atau hak hukum. Kedewasaan melibatkan kemampuan untuk mengambil keputusan secara bijaksana, bertanggung jawab atas tindakan, serta memiliki empati terhadap orang lain. Dengan demikian, pertanyaan yang perlu direnungkan adalah sejauh mana tradisi Sweet 17 membantu menanamkan nilai-nilai ini dalam diri remaja, atau apakah perayaan ini malah menjadi sekadar pesta yang dangkal tanpa esensi mendalam.
Tradisi yang Semakin Konsumtif
Di era modern, Sweet 17 seringkali diidentikkan dengan kemewahan. Banyak orang tua berlomba-lomba menggelar pesta besar untuk anak mereka, lengkap dengan dekorasi tematik, katering mewah, sesi foto profesional, dan hiburan seperti DJ atau pertunjukan musik. Bahkan, tak jarang biaya yang dihabiskan untuk satu malam ini setara dengan biaya pendidikan atau pesta pernikahan.
ADVERTISEMENT
Tidak dapat disangkal bahwa Sweet 17 telah menjadi industri tersendiri, dengan banyak vendor menawarkan jasa untuk membuat perayaan ini menjadi "sempurna." Namun, apakah kemewahan ini benar-benar diperlukan? Alih-alih merayakan tonggak kehidupan, banyak yang berpendapat bahwa fokus berlebihan pada aspek materi justru menggeser makna sebenarnya dari perayaan ini.
Tekanan sosial juga memainkan peran penting dalam fenomena ini. Media sosial menjadi panggung di mana perayaan Sweet 17 dipamerkan kepada khalayak luas. Banyak remaja merasa tertekan untuk mengadakan pesta besar demi menjaga citra di mata teman-temannya, yang berujung pada konsumsi berlebihan. Ironisnya, dalam banyak kasus, perayaan ini lebih ditujukan untuk memuaskan ekspektasi sosial daripada untuk merayakan perjalanan pribadi menuju kedewasaan.
Antara Gaya Hidup dan Nilai-Nilai
Ada perbedaan besar antara gaya hidup yang mengedepankan kemewahan dan nilai-nilai kedewasaan yang sejati. Jika perayaan Sweet 17 hanya berfokus pada aspek materi, hal ini dapat menciptakan pola pikir konsumtif pada generasi muda. Mereka mungkin mengasosiasikan kebahagiaan atau pengakuan dengan kepemilikan benda mahal atau pesta besar, daripada dengan pencapaian pribadi atau hubungan yang bermakna.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, perayaan ini dapat menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai positif, jika dilakukan dengan cara yang tepat. Misalnya, pesta Sweet 17 dapat menjadi momen untuk merefleksikan perjalanan hidup, mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman, serta menetapkan tujuan untuk masa depan. Dalam konteks ini, perayaan tidak harus mewah, tetapi cukup bermakna.
Alternatif Merayakan Kedewasaan
Ada banyak cara untuk merayakan Sweet 17 tanpa harus terjebak dalam siklus konsumtif. Beberapa keluarga memilih mengadakan acara kecil yang intim, di mana fokusnya adalah pada hubungan emosional dan makna. Acara ini bisa melibatkan momen berbagi cerita, doa bersama, atau bahkan diskusi tentang harapan dan tanggung jawab di masa depan.
Alternatif lainnya adalah merayakan dengan cara yang memberikan manfaat bagi orang lain. Misalnya, beberapa remaja memilih untuk menyumbangkan sebagian anggaran pesta mereka untuk kegiatan amal atau program sosial. Dengan demikian, mereka tidak hanya merayakan kedewasaan mereka sendiri, tetapi juga memberikan dampak positif kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Menghabiskan Sweet 17 dengan melakukan perjalanan edukatif atau menghadiri lokakarya pengembangan diri juga bisa menjadi pilihan yang bijak. Pengalaman seperti ini lebih mungkin meninggalkan kesan mendalam dan memberikan manfaat jangka panjang dibandingkan dengan pesta besar yang hanya berlangsung satu malam.
Refleksi untuk Orang Tua dan Remaja
Peran orang tua dalam tradisi Sweet 17 sangatlah penting. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk membantu anak-anak mereka memahami makna di balik perayaan ini. Bukannya memanjakan mereka dengan pesta besar, orang tua bisa menjadikan Sweet 17 sebagai momen untuk mendidik anak tentang pentingnya tanggung jawab, kerja keras, dan berbagi dengan sesama.
Bagi remaja, penting untuk menyadari bahwa kedewasaan bukanlah sesuatu yang dapat diukur dengan besar atau kecilnya pesta. Kedewasaan adalah tentang bagaimana mereka menghadapi tantangan, membuat keputusan, dan memberikan dampak positif kepada lingkungan mereka.
ADVERTISEMENT
Penutup
Sweet 17 seharusnya menjadi momen yang berarti, bukan sekadar ajang pamer kemewahan. Sebuah perayaan yang bermakna dapat memberikan pelajaran hidup yang tak ternilai bagi remaja, sekaligus menciptakan kenangan yang akan mereka hargai seumur hidup.
Dalam dunia yang semakin materialistis, penting untuk mengembalikan esensi dari tradisi ini, yaitu merayakan perjalanan menuju kedewasaan. Dengan pendekatan yang bijaksana, Sweet 17 dapat menjadi lebih dari sekadar pesta: ia bisa menjadi langkah awal menuju kehidupan yang penuh dengan nilai-nilai positif.