Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Trauma di Masa Lalu : Luka yang Bisa Sembuh
18 Desember 2023 17:56 WIB
Tulisan dari Crismael Jeflyantoni Siringoringo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah kamu pernah mendengar atau berpikir seperti itu saat membuka sosial media ataupun saat sedang sendirian? Meskipun trauma bukan salah kita, tetapi kitalah yang bertanggung jawab untuk menyembuhkannya. Seringkali kamu terbayang-bayang akan kejadian yang membuatmu merasakan ketakutan, putus asa, merasa tidak berharga, dan tidak pantas untuk mendapatkan kebahagiaan sama seperti orang lain. Kamu bahkan menangis hampir setiap hari dan memikirkan apa kesalahan yang pernah kamu lakukan sehingga kamu pantas merasakan trauma yang begitu menyakitkan. Lantas kamu menganggap rasa sakit itu menjadi hal yang biasa dan pantas kamu rasakan.
Saya pernah berpikir seperti itu saat sedang sendirian. Pikiran seperti itu bermula dari kekerasan dan perkataan orangtua terhadap segala tindakan saya yang selalu mereka anggap salah. Saya seringkali melukai diri sendiri dan berpikir bahwa saya tidak pantas untuk Bahagia serta pantas untuk merasakan rasa sakit tersebut. Mulai kanak-kanak hingga saat ini, perkataan mereka dan tindakan mereka seringkali menghantui pikiran saya. Bukan pada komentar orang-orang yang saya khawatirkan, melainkan perkataan orangtua yang terus berkelana di kepala saya. Kemungkinan, apa yang saya alami ini ternyata juga banyak dialami oleh banyak orang.
Apakah trauma di masa lalu sulit untuk disembuhkan? Lalu, apakah kita dapat beraktifitas seperti yang lainnya? Kamu tidak perlu khawatir! Sekarang sudah banyak terapis yang dapat membantu kita untuk keluar dari kita di masa lalu. Kamu yang mengalami gangguan emosional, gangguan kesehatan mental, dan gangguan kecemasan dapat disembuhkan kok. Sudah banyak artis seperti Yura Yunita, Demi Lovato, Ariel Tatum, Awkarin, bahkan, Aktor Kim Seon Ho saja yang melihat Sang Ibunda ditusuk oleh Perampok bisa sembuh dari trauma serta gangguan mental yang mereka alami. Meskipun sulit, mereka terus berjuang dan berusaha untuk sembuh dan berdamai terhadap trauma yang mereka rasakan. Demi Lovato pernah berkata bahwa "Ini perjalanan yang ada naik dan turunnya, tapi saat kamu memutuskan untuk menghadapi [trauma] dan berusaha menyelesaikannya-dan benar-benar mengusahakannya-ini sangat memuaskan dan membebaskan,"
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang mengalami trauma masa lalu dan mengidap gangguan kesehatan mental yang membuat kamu merasa tidak berharga, tidak layak merasakan kebahagiaan, dan tidak pantas untuk lahir di dunia ini, STOP!! Jangan pernah kamu berpikir seperti itu. Mungkin sangat sulit untuk melupakan dan berdamai dengan rasa trauma kita, tetapi kita pasti bisa sembuh dan keluar dari pemikiran negatif terhadap tubuh serta kesehatan kita. Inilah saatnya kita untuk sembuh dari trauma masa lalu yang menghantui pikiran kita dan mulai melakukan kegiatan yang berpengaruh baik terhadap trauma dan kesehatan mental kita melalui beberapa cara seperti berikut :
Pertama, Ingat kembali kejadian yang sudah memberi luka yang sangat membekas dan menciptakan trauma di dalam hidupmu, semakin kamu menghindar dan menyimpannya rapat-rapat. Maka, trauma yang selama ini kamu hindari dan simpan akan berdampak lebih parah dari sebelumnya. Setelah kamu mengingat kejadian yang sudah memberikan luka tersebut, sekarang coba mengingat kejadian yang paling menggembirakan di dalam hidupmu. Dengan mengingat kejadian-kejadian yang menggembirakan, kamu dapat membangkitkan emosi positif dalam tubuh, seperti kebahagiaan, cinta, dan rasa syukur. Emosi positif ini dapat membantu mengurangi rasa takut, kecemasan, dan depresi yang terkait dengan trauma.
Kedua, maafkanlah dirimu atas segala kejadian yang sudah terjadi selama ini. Memaafkan diri sendiri berarti kita telah menerima dan mengakui bahwa kita tidak melakukan berbuat salah atas apa yang sudah kita terima. "Jangan putus asa jika hatimu telah melalui banyak trauma. Terkadang begitulah hati yang indah dibuat kembali: mereka hancur terlebih dahulu." - Yasmin Mogahed. Kutipan Yasmin Mogahed mengingatkan kita bahwa trauma dapat menjadi pengalaman yang menyakitkan, tetapi juga dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk bertumbuh. Ketika kita mampu memaafkan diri sendiri atas trauma yang telah kita alami, kita dapat mulai membangun kembali hidup kita dan menjadi orang yang lebih kuat dan lebih bahagia.
Ketiga, kelilingilah diri kamu dengan orang-orang yang berharga dan membuat kamu senang serta tenang saat berada di dekatnya. Dengan dikelilingi orang-orang yang berharga bagimu dapat memberikan dampak positif dalam perkembangan psikis yang sudah membuat kamu menderita. Ceritakan tentang trauma yang kamu alami kepada orang-orang yang membuat kamu senang dan nyaman. Ketika kita dikelilingi oleh orang yang berharga, kita dapat merasa lebih didukung dan dicintai. Hal ini dapat membantu kita dalam menghadapi trauma masa lalu secara sehat dan membangun kehidupan yang lebih baik.
Beberapa cara di atas bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut membutuhkan banyak waktu, usaha, dan dukungan dari orang lain. Namun, jika kita bersedia untuk mengambil langkah ini, kita akan dapat menemukan kedamaian dan ketenangan dalam hidup kita. Jadi, mulai sekarang ingat dan berbahagialah atas dirimu sendiri karena telah kuat menghadapi segala kejadian yang menyakitkan itu. Jika kamu masih tidak mau menerima dirimu dan terus menyalahkan diri sendiri terhadap trauma masa lalu, yasudah. Akan tetapi, apakah kamu mau terus dihantui oleh kejadian-kejadian masa lalu yang sudah memberikan luka mendalam bagimu itu?