Konten dari Pengguna

Urban Tourism Berbentuk Taman Publik Di Wilayah Jakarta

Daffa Amadeuz
Mahasiswa Hubungan Internasional UPN Veteran jawa Timur
9 Januari 2021 21:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daffa Amadeuz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pariwisata Indonesia semakin menunjukkan keunggulannya di sektor ini. Banyak penghargaan terbaru Indonesia datang dari sektor pariwisata. Akan tetapi negara mana pun yang mengembangkan sektor pariwisata tidak terlepas dari negara lain atau dunia internasional sehingga diperlukan suatu organisasi yang dapat berfungsi sebagai kerjasama, penyebarluasan informasi tentang pariwisata yang ada di negaranya. Dengan kerjasama antar negara secara bilateral maupun multilateral dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan memperlancar arus wisatawan . Setiap negara berkewajiban membenahi sarana prasarana dan sumber daya manusia untuk mengembangkan sektor promosi pariwisata. Setiap tahun, kinerja pariwisata Indonesia meningkat karena Setiap tahun, kinerja pariwisata Indonesia meningkat seperti beberapa komoditas lainnya. Lalu untuk mendapatkan keuntungan lebih dari sektor pariwisata, pemerintah Indonesia memasukan investor-investor asing demi menaikan kualitas pariwisata. Definisi dari pariwisata urban sendiri sebenarnya dapat diartikan sebagai pariwisata di kota atau perkotaan. Namun pada praktek dan perkembangannya disertai pemasaran, manajemen dan perencanaan kota dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.
ADVERTISEMENT
Ada sebuah konsep ‘tourist bubble’ (gelembung wisatawan) untuk ruangruang wisata yang menarik pengunjung dan wisatawan betah didalamnya. Ia memisalkan gelembung wisatwan ini seperti taman bermain yang menyediakan segala hiburan yang menawarkan kepuasan dengan lingkungan buatan yang bersih dan atraktif . Pembangunan wisata ini memang memiliki implikasi berupa standarisasi di dalam produksi massal tempat-tempat destinasi. Pengunjung merasa aman, nyaman di linkungan semacam ini, yang menawarkan rasa familiar yang sama, tanpa harus mengkhawatirkan kenyataan apa yang terjadi di luar lingkunagn gelembung itu.
Tidak semua urban tourism dinikmati dengan membayar, nyatanya ada urban tourism yang bisa dinikmati secara gratis, contohnya adalah taman kota atau public park. Dengan laju pertumbuhan masyarakat perkotaan yang tinggi, tempat-tempat umum seperti taman, jalan, dan alun-alun menjadi sorotan sekaligus pusat kota kota dan berperan vital bagi penduduk perkotaan yang tidak mampu memiliki fasilitas pribadi. Tren pengurangan ruang terbuka hijau perkotaan dalam beberapa tahun terakhir baik di wilayah metropolitan maupun perkotaan sangatlah tidak baik bagi kesehatan lingkungan, maka dari itu pemerintah berinisiatif membangun sebuah taman yang juga dapat difungsikan sebagai tempat wisata. Jika kita membandingkan jumlah pemanfaatan dan pembukaan taman umum kecil di Kota Jakarta, khususnya di tingkat wilayah, adanya masukan masyarakat ke dalam sistem masyarakat rekreasi menjadi fitur strategis untuk keberadaan dan taman yang ramah akan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan luas lahan di Jakarta didominasi oleh ruang terbangun (88,6%) . Hal tersebut terlihat dari kondisi landscape Jakarta yang sebagian besar terdiri dari perkantoran, pemukiman, kawasan industri, dan kawasan perdagangan. Tingginya persentase lahan yang sudah di develop terjadi karena tingginya aktivitas konstruksi di kota Jakarta. Sebagai kota metropolitan, Jakarta memiliki jumlah taman kota yang tidak mencukupi, padahal data Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta menunjukkan tren peningkatan taman per tahun. Di tengah tuntutan warga untuk menambah luas ruang terbuka hijau di kota, ternyata banyak taman kota yang ada yang tidak terawat, kurang dimanfaatkan, dan tidak disukai terutama taman-taman kecil di lingkungan sekitar. Ada tujuh Taman Umum yang terkenal di Jakarta, yaitu Taman Menteng, Taman Suropati, Taman Situ Lembang, Taman Ayodhya, Taman Cattleya, Taman Kodok, dan Taman Langsat. Pemilihan Taman Umum ini mengacu pada situs resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Beberapa taman yang ada dijakarta memiliki petunjuk dalam bahasa Indonesia dan inggris untuk memudahkan turis lokal maupun mancanegara, taman ini juga sering direkomendasikan oleh World Tourism Organization
ADVERTISEMENT
Kolaborasi dari seluruh pemangku jabatan dan pemerintah sangat diperlukan untuk mendapatkan cara yang tepat guna meningkatkan pemanfaatan taman dengan tetap menjaga kebersihan dan kualitas. Dari kerjasama yang ada tersebut terlihat, bahwa Jakarta adalah kota yang ramah bagi semua orang tanpa terkecuali . Manfaat melibatkan pemerintah dalam hal ini adalah dinas pariwisata ditujukan untuk tiga aspek lingkungan seperti mengurangi risiko kehilangan ruang terbuka hijau, aspek sosial seperti kegiatan masyarakat bisa berkumpul di banyak taman dan aspek ekonomi untuk selalu menyediakan wisata berbiaya rendah dan meningkatkan keuntungan pedagang jalanan seperti kopi starling dan semacamnya.