Nasi Uduk, Menu Sarapan Ramah Dikantong

Ilustrasi nasi uduk. Foto: Instagram/@byviszaj

Sebelum memulai segala rangkaian aktivitas, diperlukan energi sebagai pendorongnya. Sekadar ngeteh dan diiringi sepiring roti berselai kacang coklat ataupun makanan berat seperti nasi uduk.

Makanan khas satu ini merupakan perpaduan dari bahan dasar nasi putih yang dimasak dengan santan, serta dibumbui dengan pala, kayu manis, jahe, daun serai dan merica. Tak luput kawan-kawannya yang terdiri dari bihun goreng, tempe orek, bawang goreng, serta kerupuk oranye dengan kaleng Khong Guan yang khas.

Seiring dengan pesatnya kemajuan, nasi uduk pun mengalami beberapa perubahan. Misal dalam penyajiannya yang menggunakan wadah mika atau styrofoam, lauk pauk yang berlimpah. Mulai dari ayam goreng, dendeng, empal, telur balado dan telur semur, hingga sate-satean jeroan.

Sebuah kedai nasi uduk dengan etalase kaca yang berisi beragam lauk pauk. Semuanya menjadi satu kesatuan yang nikmat. Aroma nasi uduk yang berciri khas serta sambal membuat ingin menyuap lagi dan lagi. Ditambah kucing-kucing yang menghampiri dan sangat mengharapkan ada sisa tulang yang bisa dimakannya.

Harganya yang ramah dikantong, dapat dijadikan pilihan menu sarapan terbaik. Menyantapnya dibarengi secangkir teh hangat. Manis atau tawar bukan masalah, yang terpenting adalah hangatnya. Tapi perlu diketahui, jangan terlalu sering ya, nanti bosan.

Namun seperti saya yang sulit bangun pagi, jangan khawatir. Beberapa penjual juga ada yang mendagangkan nasi uduk pada malam hari. Rasanya juga sama saja, tidak ada yang dikurangi. Bayangkan pagi sarapan nasi uduk, lalu makan malam nasi uduk lagi. Kenikmatan apalagi yang tidak boleh terlewatkan?

Bangun tidur, bilas muka, gosok gigi, nasi uduk lagi.