Konten dari Pengguna

Cosplay, Hobi Yang Banyak Menarik Minat Penggiat Jejepangan

Daniel Ferdinand Fristian
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Jepang, Universitas Airlangga
16 Desember 2024 16:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Daniel Ferdinand Fristian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Beberapa Cosplayer Yang Sedang Berpose (Foto. Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa Cosplayer Yang Sedang Berpose (Foto. Dokumen Pribadi)
ADVERTISEMENT
Pernahkan kalian pergi ke mal atau ke suatu tempat dan melihat banyak orang yang memakai kostum baik itu seperti robot atau karakter game? Lalu banyak sekali booth yang menjual pernak pernik seperti gantungan kunci, kipas, dan figure. Jika kalian pernah melihatnya itulah yang dinamakan Event Jejepangan. Biasanya acara ini didatangi oleh penggiat jejepangan, cosplayer, kolektor, bahkan fotografer pun ikut memeriahkan dan mereka biasanya memberikan jasa pemotretan kepada cosplayer.
Suasana Di Event Jejepangan Saat Berfoto Dengan Cosplayer (Foto. Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Di Event Jejepangan Saat Berfoto Dengan Cosplayer (Foto. Dokumen Pribadi)
Nah, buat kalian yang belum mengerti apa itu cosplay, cosplay atau singkatan dari costume play adalah seni pertunjukkan atau art performance yang dimana orang tersebut memakai kostum, aksesoris, riasan yang menyerupai karakter tertentu baik dari video game, anime, film, dll. Untuk orang yang melakukan cosplay disebut dengan cosplayer.
ADVERTISEMENT
Walaupun cosplay sekarang identik dengan Jepang namun awal mula cosplay bukanlah dari Jepang. Acara yang mirip dengan cosplay pertama kali tercatat pada akhir abad ke-19 yaitu Masquerade Ball yang diselenggarakan oleh penulis sains fiksi Prancis, Jules Verne. Meskipun bukan persyaratan dari acara, banyak tamu yang mengenakan kostum yang terinspirasi dari karakter buku karya Jules Verne. Untuk istilah cosplay sendiri diciptakan oleh reporter Jepang, Nobuyuki Takahashi dari Studio Hard, setelah dia menghadiri konvensi Fiksi Ilmiah Dunia pada tahun 1984 di Los Angeles. Cosplay menjadi sangatlah populer di Jepang, dan dari sana hobi ini meledak dalam fandom internasional yang berkaitan dengan anime, buku komik, dan video game.
Cosplay sendiri marak di Indonesia pada pertengahan tahun 90-an dan dengan adanya serial anime dan tokusatsu yang tayang di stasiun TV swasta atau TVRI serta maraknya manga atau komik asal Jepang membuat komunitas jejepangan semakin bertumbuh dan banyak orang mulai tertarik dengan budaya Jepang. Namun disaat itu cosplay masih terkesan "aneh" dan hobi yang mahal. Tapi di tahun 2000-an, efek domino dari banyaknya tayangan anime dan tokusatsu di TV dan tumbuhnya komunitas jejepangan mulai terlihat. Komunitas-komunitas tersebut mulai mengadakan event yang berbau jejepangan seperti Gelar Jepang UI. Beberapa tahun kemudian mulai muncul event-event besar lainnya seperti Ennichisai, Anime Festival Asia, dan Hellofest.
ADVERTISEMENT
Beberapa dari kalian pasti pernah berpikir apa memangnya manfaat dari cosplay sendiri. Menurut opini saya, cosplay bisa menjadi cara dalam menghadapi persoalan mental terutama anxiety, karena dengan cosplay kita berperan menjadi karakter yang kita cosplay dan itu membantu kita dalam berkomunikasi dan mengekspresikan diri tanpa perlu takut akan dihakimi. Selain itu dengan bergabung komunitas cosplay, kita bisa bertemu orang-orang baru sehingga kita mendapatkan relasi. Komunitas cosplay seringkali memberikan dukungan dan bimbingan bagi orang yang baru dalam dunia cosplay. Cosplay juga bisa mengasah kekreatifan kita, contohnya saat kita ingin membuat aksesoris atau properti sendiri untuk cosplay. Meskipun cosplay tidak untuk semua orang, tapi itu bisa menjadi hobi yang bermanfaat bagi orang-orang yang ingin istirahat dari stress dan bertemu dengan orang-orang baru.
ADVERTISEMENT