Konten dari Pengguna

Beberapa Fakta Mengenai Gempa Laut Banda M 6,9

Dr. Daryono, S.Si., M.Si
Kabid Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Peneliti Bidang Geofisika | VP Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Divisi Mitigasi Bencana Kebumian
7 Mei 2020 10:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dr. Daryono, S.Si., M.Si tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Daryono. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Daryono. Foto: kumparan

1. Magnitudo gempa di-update

ADVERTISEMENT
Pada awalnya BMKG menginformasikan gempa Laut Banda dengan magnitudo 7,3 sebagai informasi cepat. Magnitudo informasi cepat ini diolah menggunakan jumlah data yang terbatas dalam waktu yang sangat singkat kurang dari 5 menit. Dengan jumlah data yang terbatas tersebut, memungkinkan secara statistik menghasilkan magnitudo gempa yang lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah data yang lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Untuk mendapatkan magnitudo gempa yang akurat, selanjutnya para analis gempa di BMKG kembali mengolah data sebanyak-banyaknya hingga memperoleh magnitudo update yang stabil M 6,9. Proses updating atau pemutakhiran magnitudo gempa semacam ini adalah hal biasa dan lazim dilakukan oleh lembaga monitoring gempa bumi di manapun juga.
Mengapa BMKG harus cepat dalam menginformasikan parameter gempa? karena selain bertugas memberikan informasi gempa, BMKG juga bertanggung jawab memberikan peringatan dini tsunami yang harus segera disampaikan kepada masyarakat pesisir. Banyak pantai kita lokasinya dekat dengan sumber gempa dengan ketersediaan waktu penyelamatan dari tsunami sangat singkat.

2. Tidak berpotensi tsunami

Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini terjadi akibat adanya deformasi batuan pada bagian Lempeng Banda di Zona Benioff. Sehingga Gempa Laut Banda M 6.9 tadi malam hiposenternya cukup dalam, sehingga meskipun mekanisme sumbernya sesar naik (thrust fault) maka tidak berpotensi tsunami.
Ilustrasi gempa. Foto: Shutter Stock

3. Didahului gempa pendahuluan

Gempa kuat di Laut Banda tadi malam adalah gempa yang berpusat di kedalaman menengah (97 km), munculnya gempa kuat di kedalaman menengah ini sebenarnya sudah ditandai dengan munculnya aktivitas gempa-gempa kecil yang membentuk klaster pusat gempa menengah sejak bulan April 2020 lalu.
ADVERTISEMENT

4. Tidak bersumber di Banda Detachment

Sumber Gempa Banda tadi malam berada Banda slab (Lempeng Banda yang tersubduksi) dan tidak bersumber di Banda Detachment (bidang gelincir patahan Banda) di zona Weber Deep seperti yang disinggung beberapa netizen di media sosial.

5. Memiliki spektum getaran luas

Karena hiposenternya yang cukup dalam, maka gempa ini memiliki spektrum getaran yang dirasakan mencakup wilayah yang sangat luas. Guncangan gempa ini dilaporkan dirasakan hingga di Manokwari dan Waingapu.

6. Terjadi di “sarang” gempa kuat

Lokasi hiposenter Gempa Banda tadi malam berada di kawasan yang menurut catatan sejarah gempa merupakan “sarang” gempa kuat di Zona Subduksi Banda. Catatan gempa dahsyat di lokasi ini sudah terjadi beberapa kali yaitu Gempa Banda 1918 (M 8,1), 1950 (M 8,1), 1963 (N 8,2), dan terakhir 2019 (M 7,7). Beberapa gempa kuat ini dirasakan guncangannya hingga Benua Australia.
ADVERTISEMENT

7. Bukti Subduksi Banda masih aktif

Peristiwa gempa kuat di Laut Banda tadi malam menjadi salah satu bukti bahwa sistem subduksi Laut Banda memang masih sangat aktif. [DARYONO BMKG].