Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Benarkah Tanaman Ini Mampu Hidup Selama 1.000 Tahun?
7 Oktober 2020 16:11 WIB
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bakat alam sebagai kemampuan adaptasi diperlihatkan oleh makhluk hidup sesuai dengan habitatnya. Ular adder peringuey, misalnya, bergerak melintasi bukit pasir dengan menyamping. Tokek palmato menjilati kelembaban dari bola matanya yang besar, yang dibasahi oleh embun setiap pagi.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan tumbuhan yang mampu bertahan di kondisi gersang, panas, dan kekurangan air? Bahkan, satu spesies ditemukan mampu hidup selama 10 abad. Melansir dari Treehugger berikut fakta welwitschia, tanaman yang memiliki umur panjang hingga 1.000 tahun lamanya.
Pohon yang hanya memiliki dua daun utama
Sepintas, tanaman ini seperti gulma mati di tengah gurun. Nama welwitschia berasal dari penemunya, Friedrich Welwitsch, seorang ahli botani Austria.
Tak berbeda jauh, nama ilmiahnya Welwitschia mirabilis, meskipun kadang-kadang disebut dalam bahasa lokal sebagai n’tumbo yang berarti ‘tumpul’. Sebutan itu mengacu pada perawakan tanaman yang gemuk.
Selain itu, dalam bahasa Afrika tanaman ini disebut tweeblaarkanniedood, yang berarti ‘dua daun yang tidak bisa mati’. Namun, sebutan paling umum dan menarik adalah ‘fosil hidup’, karena welwitschia dapat hidup lebih dari 1.000 tahun.
ADVERTISEMENT
Anatomi penghuni gurun pasir ini bahkan lebih aneh daripada penampilan dan kecenderungannya untuk berumur panjang. Selain akar dan batang pendek, setiap tanaman hanya memiliki dua daun yang tidak pernah rontok dan terus tumbuh sepanjang hidupnya.
Lebih aneh lagi, welwitschia ternyata memiliki jenis kelamin. Jantan dan betina dibedakan dari ciri polong biji mirip kerucut, dan nektar yang dihasilkan.
‘Gurita gurun’
Selain sebutan yang bervariasi diatas, welwitschia kerap kali dikenal dengan ‘gurita gurun’. Dua daun utama yang dimiliki sering robek menjadi ukuran yang lebih tipis oleh angin. Selain itu, batangnya pendek, daunnya hanya menggulung di sepanjang tanah. Kondisi itu menciptakan penampilan serupa gurita yang berbaring di dasar laut.
Bentuk yang tidak terlalu tinggi membantu tanaman untuk menjaga akarnya agar tetap sejuk meski suhu tanah mencapai tingkat ekstrim. Selanjutnya, daun yang menggumpal mampu menahan kelembaban di tanah pada sekitar batang dan akar. Penampilan yang tidak terawat juga memberikan kekuatan tanaman untuk bertahan pada kondisi kekeringan ekstrem.
ADVERTISEMENT
Habitat asli
Tanaman welwitschia adalah salah satu daya tarik wisata yang ditemukan pada cekungan pasir karena sedikit hujan yang turun di daerah tersebut. Ukuran paling besar ditemukan di dekat tempat populer di Namibia, meskipun tanaman ini pertama kali ditemukan di Angola.
Koloni yang lebih kecil hidup di pos terdepan Khorixas. Kota utama Namibia, Windhoek, memiliki sampel welwitschia di taman botani. Selain itu, kota lainnya seperti Swakopmund juga menampilkan tanaman berumur panjang tersebut untuk tujuan wisata.
Konservasi dan keberlangsungan di masa depan
Welwitschia memiliki keuntungan akan penampilannya yang tidak menarik, sehingga orang enggan untuk memeliharanya. Tak hanya itu, umur yang panjang memberikan pendistribusian benihnya secara alami. Menurut Kebun Kew di Inggris, populasinya tidak terlalu mengkhawatirkan, tetapi infeksi jamur menjadi ancaman baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Ancaman lain adalah munculnya industri olahraga petualangan gurun yang berkembang di kawasan welwitschia. Kegiatan tersebut berupa kendaraan off-road, sehingga tanaman kerap kali dimusnahkan. Hewan liar dan domestik juga tertarik pada kelembaban yang terkandung oleh welwitschia.
Konservasi Kew’s Prince of Wales adalah salah satu taman yang mencoba menumbuhkan populasi welwitschia. Tak hanya di Namibia dan Inggris, kebun raya di Washington D.C. juga memiliki contoh welwitschia hidup.