Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cara Hewan Bisa Hidup Tanpa Air hingga Bertahun-tahun
17 Desember 2020 11:57 WIB
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pemanasan global bertanggung jawab atas fenomena peningkatan suhu di seluruh dunia. Menurut NASA, tahun 2016 merupakan periode terpanas di planet ini. Suhu panas dapat mengundang kekeringan, seperti apa yang terjadi di Mediterania timur yang mengalami bencana kekeringan terburuk selama 900 tahun.
ADVERTISEMENT
Kekeringan dapat berdampak buruk pada kurangnya pasokan air untuk makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Manusia diharuskan minum empat hingga sembilan gelas per hari untuk menghindari dehidrasi setelah melakukan berbagai macam aktivitas. Jika tidak, gejala kehausan dapat berupa kelelahan, sakit kepala, kelemahan otot, hingga detak jantung yang cepat dan akhirnya kehilangan kesadaran.
Tak hanya manusia, banyak hewan yang harus berjuang untuk mendapatkan minum. Ada yang memiliki kemampuan seperti manusia, di mana harus minum setiap hari. Tetapi beberapa makhluk lebih kuat, terutama yang tinggal di lingkungan kering secara musiman. Hewan-hewan itu sangat cerdik dalam mengatasi kekeringan. Dilansir dari BBC Earth, begini cara spesies bisa hidup tanpa air bahkan selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Kandung kemih sebagai tangki penyimpan air
Kura-kura gurun raksasa di Kepulauan Galápagos menyimpan air di dalam kandung kemihnya. Saat hujan, kura-kura ini mengisi kandung kemihnya dengan air. Ketika kondisi kering, kura-kura kemudian dapat mengambil air melalui dinding kandung kemih yang dapat ditembus.
Katak penahan air Australia menyimpan air di insang, jaringan, dan tentu saja kandung kemihnya. Amfibi kembung ini dapat menyimpan cukup air untuk membuat berat badannya menjadi berkali-kali lipat. Setelah benar-benar kenyang, katak bisa hidup hingga lima tahun tanpa minum.
Penghuni gurun lainnya menggunakan tangki penyimpanan air eksternal, seperti ular, burung, katak yang lebih besar, buaya, dan anjing liar. Selama musim kemarau, suku Aborigin Tiwi menggali katak dan memerasnya, kemudian menyemprotkan banyak air kandung kemih katak ke dalam mulut mereka.
ADVERTISEMENT
Menggunakan lapisan lendir
Makhluk lain yang menderita kekeringan telah menemukan cara untuk membungkus tubuh dan mencegah air keluar. Katak gurun pasir di Amerika Utara, menggunakan kakinya yang seperti cakar untuk menggali jauh ke bawah tanah sebagai persembunyian selama kurang dari setahun. Katak yang aman di liangnya menyusut ke dalam selaput lendir untuk menghemat air. Ketika saat hujan tiba, hewan itu kembali ke permukaan.
Beberapa katak pohon juga mengantisipasi kehilangan air dengan mengeluarkan bahan lilin yang kedap air ke kulit. Misalnya, katak pohon monyet lilin di Amerika Selatan dan Amerika Tengah, menemukan cara yang aman dengan menekan tenggorokan dan dinding perutnya ke bawah. Sementara itu, kaki katak menyeka sekresi lemak di seluruh tubuh.
ADVERTISEMENT
Ikan lungfish dumbo menjadi hewan darat ketika tersedia banyak air. Ikan memiliki kandung kemih yang telah berkembang menjadi seperti paru-paru dan telinga untuk mendengar seperti hewan darat. Selama musim kemarau, lungfish kembali ke dalam lumpur kering dengan mengeluarkan lapisan lendir untuk menjaga cadangan air. Bahkan ikan ini bisa “tidur” dalam keadaan mati suri selama tiga sampai lima tahun tanpa perlu makan atau minum.
(Baca juga: Burung Kolibri Akan 'Mati Suri' Ketika Malam Dingin )
Air yang berasal dari proses metabolisme
Beberapa hewan gurun lainnya, seperti tikus kanguru dan tikus saku menghabiskan hari-hari panas yang kering bersembunyi di sarang. Hewan mengunyah biji-bijian berkarbohidrat tinggi untuk menghasilkan energi dan "air metabolisme". Sehingga, hewan pengerat itu sama sekali tak perlu minum.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, spesies yang lebih besar seperti unta dan kijang cenderung lebih mengandalkan metabolisme lemak. Unta akan mendapat air kembali sebanyak 1,12 milimeter dari setiap gram lemak. Unta dapat menyimpan lemak di punuknya hingga 36 kilogram. Hewan lainnya, kijang Arab dapat menghasilkan air yang didapatkan melalui proses metabolisme sebagai persediaan minum seperempat dari kebutuhan hariannya.
Menghemat air
Beberapa makhluk menghemat air dengan mengembangkan cara-cara cerdik untuk menghentikan kebocoran kelembaban yang disebabkan oleh keringat, bernapas, dan buang air. Bahkan hewan mengeluarkan air seni yang sangat sedikit untuk menjaga pasokan air lebih banyak dalam tubuh.
Tikus kanguru memiliki kantong pipi berlapis bulu, sehingga hewan pengerat tidak membuang setetes air liur saat mengangkut bijinya. Tikus kanguru mengembangkan ginjal khusus dengan tubulus mikroskopis ekstra untuk mengeluarkan air dari urin. Ini berarti tikus dapat mengekstrak lebih banyak air dan memompanya kembali ke dalam tubuh, sehingga tidak masuk ke dalam urin.
ADVERTISEMENT
Menampung air di bagian kulit
Iblis berduri (Moloch horridus) yang tinggal di pedalaman Australia memiliki kemampuan untuk minum dengan kulitnya. Kulit hewan yang seperti paku ini dialiri air di seluruh tubuhnya. Semua air mengalir langsungmasuk ke mulut kadal, sehingga hewan itu menyedot tetesan air dari seluruh bagian tubuh.
(Baca juga: Cara Satwa Liar Menghadapi Kebakaran Hutan )
Belibis pasir juga bisa menyerap sedikit air dan menyimpan di bulunya. Air sangat penting karena hewan sering bersarang hingga 50 kilometer jauhnya dari sumber minum. Saat belibis jantan berendam di genangan air, hewan membiarkan bulu perut berbentuk spiral menyerap air seperti spons. Setelah mendapatkan air, burung kembali ke sarang dan memeras air dari bulu untuk diberikan kepada anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana jika kondisi semakin kering?
ADVERTISEMENT
Mary Sprice dari University of California Riverside, mengatakan hanya karena makhluk gurun telah beradaptasi dengan kondisi kering, bukan berarti akan bertahan atau berkembang. Hewan yang tak kuat akan mati lebih cepat. Para peneliti telah menyaksikan perubahan populasi spesies tertentu. Bagi beberapa ahli, sulit untuk memprediksi bagaimana kekeringan akan memengaruhi hewan yang sudah beradaptasi dengan kelangkaan air.