Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hewan Ternyata Memiliki Kemampuan Ilusi Visual
19 Desember 2020 10:59 WIB
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mata memang menangkap informasi dan lingkungan, tetapi otak bisa mempermainkan pikiran, sehingga persepsi tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Ilmuwan telah menggunakan ilusi selama beberapa dekade untuk mengeksplorasi proses psikologis dan kognitif yang mendasari persepsi visual manusia.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, bukti yang muncul menunjukkan bahwa banyak hewan dapat melihat dan menciptakan berbagai ilusi visual. Melansir dari National Geographic, begini penjelasan fakta apakah hewan dapat menangkap ilusi visual seperti manusia.
Untuk memulai, sekelompok peneliti menemukan lalat buah dapat tertipu melihat gerakan gambar tanpa rupa. Dalam studi yang diteribatkan pada Proceedings of the National Academy of Sciences, tim eksperimen menduga ilusi muncul dari ketidakseimbangan dalam berbagai jenis neuron pendeteksi gerakan.
Respons singa terhadap gambar bergerak
Bukan hanya kasus lalat buah dan manusia, penelitian telah menunjukkan bahwa kera, kucing, dan ikan dapat tertipu untuk melihat gerakan yang sebenarnya tidak ada. Pada tahun 2019, peneliti Italia menghadirkan singa penangkaran dengan ilusi ular yang berputar. Dua dari tiga singa berinteraksi dengan ilusi seolah-olah itu adalah mangsa yang bergerak, menggigit dan menyeretnya di sekitar kandang penangkaran.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, para peneliti melaporkan peningkatan kesejahteraan, termasuk perilaku yang lebih sosial ditemukan pada singa betina. Para ahli juga mengatakan bahwa mereka ingin mencoba dengan lebih banyak hewan peliharaan untuk melihat apakah ilusi dapat membantu hewan mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan.
Burung bower yang cerdas
Setiap musim semi di Australia, burung bower atau namdur jantan membangun sarang yang disebut punjung untuk mengesankan betina saat musim kawin. Punjung dibangun dari tulang, biji-bijian, cangkang, dan batu, yang berbentuk seperti terowongan berwarna-warni. Betina akan mengunjungi beberapa punjung sebelum memilih pasangan berdasarkan daya tarik sarangnya.
Bower jantan mengandalkan ilusi yang dikenal sebagai perspektif paksa. Jantan mengatur ukuran objek yang tampaknya lebih besar di mana sang betina berdiri. Sedangkan dari sudut pandang betina, semua objek dari tempatnya melihat berukuran sama. Trik ini tampaknya sukses. Jantan yang menciptakan ilusi jenis ini mendapatkan lebih banyak pasangan.
ADVERTISEMENT
"Batu bata dan jendela menjadi lebih kecil saat bangunan semakin tinggi, jadi ketika Anda berada di bawah, otak Anda tertipu untuk berpikir bahwa bangunan itu jauh lebih tinggi daripada sebenarnya," kata Laura Kelley, seorang ahli biologi di University of Exeter, menganalogikan dengan kasus yang banyak terjadi pada manusia.
Reptil yang menipu
Christian Agrillo, psikolog di University of Padova, memutuskan untuk mencari bukti ilusi visual pada reptil. Dalam eksperimen pertama bersama rekannya, mereka menyelidiki apakah naga berjanggut memahami ilusi Delboeuf.
Ilusi tersebut mengharuskan objek apakah dapat melihat lingkaran tampak lebih besar atau lebih kecil tergantung pada ukuran lingkaran yang mengelilinginya. Dalam contoh manusia, orang yang makan dari piring kecil cenderung berpikir porsi makanan mereka lebih besar dari yang sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Pengujian pada kadal dilakukan dengan mekanisme serupa. Para ilmuwan mengamati preferensi spontan kadal. Jika kadal tertipu oleh ilusi, maka reptil itu lebih memilih makanan yang disajikan di piring yang lebih kecil daripada jumlah makanan yang sama di piring yang lebih besar. Hasilnya, kadal berjanggut menunjukkan kepekaan terhadap ilusi yang mirip dengan persepsi manusia.
Sotong yang licik
Beberapa hewan membuat ilusi optiknya sendiri, seperti kamuflase yang membantu spesies menyesuaikan lingkungannya. Martin Stevens, seorang ahli ekologi University of Exeter, mengamati warna kepiting pantai yang hidup di berbagai habitat.
Stevens menemukan kepiting yang hidup di air pasang surut atau lingkungan yang secara visual lebih bervariasi, memiliki warna tubuh yang lebih kontras dibandingkan dengan kepiting yang hidup di dataran berlumpur dan monoton.
ADVERTISEMENT
Hewan ahli lainnya dalam kemampuan yang sama adalah sotong. Organisme laut itu dapat mengubah warna dan pola kulitnya. Spesies dapat menciptakan kontras tinggi, pola mengganggu, bahkan mengadopsi pola hitam-putih yang akan berubah dalam hitungan detik setelah ditempatkan di papan catur di laboratorium.
Pada akhirnya, semakin banyak ilmuwan yang meneliti baik di laboratorium dan di alam, semakin banyak pula kesamaan yang ditemukan tentang cara manusia dan hewan memandang dunia. Dunia yang kompleks mungkin lebih banyak memiliki kemiripan dari apa yang diperkirakan oleh siapa pun.