Konten dari Pengguna

Ramen, Hidangan yang Menghubungkan Tradisi dan Inovasi

Dayna Rizkya
Mahasiswa Farmasi Universitas Al-Irsyad
23 Desember 2024 16:04 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dayna Rizkya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber: dokumen pribadi

Hayo temen-temen sering ga nih makan ramen?!

ADVERTISEMENT
Ramen bukan hanya sekadar makanan, melainkan simbol budaya Jepang yang telah mendunia. Hidangan ini menawarkan perpaduan sempurna antara rasa, tekstur, dan inovasi yang terus berkembang. Pada dasarnya, ramen adalah mie yang disajikan dalam kuah kaya rasa, dipadukan dengan berbagai topping seperti daging, telur, sayuran, dan rumput laut. Dari restoran tradisional di sudut jalan Tokyo hingga gerai ramen instan di pasar internasional, ramen telah menjadi pengalaman kuliner yang mendalam bagi banyak orang.
ADVERTISEMENT
Seorang wisatawan asal Amerika, Clara Mitchell, setelah mencicipi ramen di Hokkaido, mengatakan, “Ramen bukan hanya makanan; ini adalah perjalanan rasa. Setiap mangkuk memiliki cerita, dan setiap gigitan membawa kehangatan yang tak terlupakan.” Pernyataan ini mencerminkan daya tarik ramen yang universal.
Saya sendiri pernah mencoba ramen di beberapa tempat lokal, seperti Dimizuka Cilacap dan UrbanSnack Cilacap. Kedua tempat ini menawarkan pengalaman ramen yang sangat memuaskan. Kuahnya yang kaya rasa dan mie yang kenyal benar-benar menghadirkan sensasi makan ramen ala Jepang, tetapi dengan sentuhan rasa lokal yang unik.

Sejarah Ramen: Dari China ke Jepang

Ramen memiliki sejarah panjang yang berakar dari China. Hidangan ini pertama kali diperkenalkan ke Jepang pada abad ke-17 oleh para pedagang China. Awalnya, ramen dikenal sebagai "shina soba" atau mie China, yang disajikan dengan kuah ringan. Namun, popularitas ramen mulai berkembang di Jepang setelah Perang Dunia II. Pada masa itu, Amerika Serikat mengirim gandum ke Jepang untuk membantu mengatasi krisis pangan. Gandum ini digunakan untuk membuat mie ramen, yang kemudian menjadi makanan murah dan mudah diakses oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, ramen berevolusi menjadi bagian penting dari budaya Jepang. Inovasi pada kuah, mie, dan topping menciptakan berbagai variasi regional, seperti ramen miso dari Hokkaido dan ramen tonkotsu dari Kyushu. Hidangan ini bukan lagi sekadar makanan sehari-hari, tetapi juga seni kuliner yang dirayakan di seluruh dunia.

Variasi Ramen di Jepang

Ramen di Jepang memiliki banyak variasi yang mencerminkan kekayaan budaya dan geografis negara tersebut. Beberapa jenis ramen yang paling populer meliputi:

1. Shoyu Ramen (Kecap Asin):

Jenis ramen klasik dengan kuah berbasis kecap asin yang memiliki rasa gurih dan sedikit asin. Shoyu ramen adalah salah satu jenis ramen tertua dan mudah ditemukan di Jepang.

2. Miso Ramen (Pasta Miso):

Berasal dari Hokkaido, ramen ini menggunakan kuah berbasis miso yang kaya rasa, dengan topping seperti jagung manis dan mentega. Miso ramen memiliki tekstur yang lebih kental dan rasa yang mendalam.
ADVERTISEMENT

3. Tonkotsu Ramen (Tulang Babi):

Kuah kental dan creamy dibuat dari tulang babi yang dimasak selama berjam-jam. Jenis ini terkenal di wilayah Kyushu dan memiliki rasa yang sangat kaya.

4. Shio Ramen (Garam):

Ramen dengan kuah berbasis garam, memiliki rasa yang ringan dan jernih. Shio ramen sering disajikan dengan topping seperti ayam atau seafood.

5. Tsukemen (Ramen Celup):

Jenis ramen di mana mie dan kuah disajikan terpisah. Mie dicelupkan ke dalam kuah sebelum dimakan, memberikan sensasi makan yang berbeda.
Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Tokyo Ramen Guide pada tahun 2022, 65% orang Jepang memilih tonkotsu sebagai ramen favorit mereka karena kuahnya yang kental dan lezat. Sementara itu, miso ramen menduduki tempat kedua dengan 22% suara, terutama karena popularitasnya di kalangan wisatawan asing.
ADVERTISEMENT

Budaya Makan Ramen

Di Jepang, makan ramen bukan hanya soal mengisi perut, tetapi juga pengalaman budaya. Setiap restoran ramen memiliki resep kuah yang khas, sering kali dirahasiakan selama bertahun-tahun. Proses makan ramen juga memiliki etikanya sendiri. Misalnya, di Jepang, menghirup mie dengan suara dianggap sebagai bentuk apresiasi terhadap kelezatan hidangan.
Selain itu, festival ramen seperti Tokyo Ramen Show mempertemukan pecinta ramen dari seluruh dunia untuk mencicipi berbagai variasi dari seluruh Jepang. Banyak pengunjung menggambarkan pengalaman ini sebagai eksplorasi rasa yang mendalam. Seorang pengunjung dari Korea Selatan, Min-jun Lee, mengatakan, “Saya mencoba ramen dari 10 daerah berbeda dalam satu hari, dan setiap mangkuk memberikan cerita yang unik. Saya tidak hanya mencicipi makanan, tetapi juga budaya.”
ADVERTISEMENT

Riset: Pengalaman Orang yang Makan Ramen

Penelitian yang dilakukan oleh Food Culture Research Institute di Jepang pada tahun 2021 menunjukkan bahwa makan ramen dapat meningkatkan suasana hati. Sebanyak 78% responden melaporkan merasa lebih bahagia setelah menikmati semangkuk ramen, terutama karena kombinasi rasa umami dari kuah dan tekstur kenyal mie. Ramen miso dan tonkotsu adalah dua jenis yang paling sering diasosiasikan dengan perasaan puas dan nyaman.
Salah satu responden, Yuki Tanaka, seorang mahasiswa dari Osaka, mengatakan, “Saat saya stres karena ujian, saya selalu pergi ke restoran ramen favorit saya. Satu mangkuk tonkotsu sudah cukup untuk membuat saya merasa lebih baik.”

Resep Ramen Shoyu Sederhana

Bahan:
• 200 gram mie ramen (instan atau segar).
ADVERTISEMENT
• 500 ml kaldu ayam.
• 2 sdm kecap asin.
• 1 sdm minyak wijen.
• 1 sdt bawang putih cincang.
• Topping: telur rebus, daging ayam panggang, daun bawang, nori (rumput laut).
Cara Membuat:
1. Rebus mie hingga matang, lalu tiriskan.
2. Panaskan minyak wijen dalam panci, tumis bawang putih hingga harum.
3. Masukkan kaldu ayam dan kecap asin, biarkan mendidih.
4. Tata mie dalam mangkuk, tuangkan kuah, dan tambahkan topping sesuai selera.
5. Sajikan ramen selagi panas.

Kesimpulan

Ramen adalah perpaduan antara tradisi, kreativitas, dan rasa. Hidangan ini tidak hanya menawarkan pengalaman kuliner yang lezat, tetapi juga mencerminkan budaya dan nilai-nilai masyarakat Jepang. Dengan variasi regional, festival ramen, dan popularitas yang terus meningkat, ramen telah menjadi salah satu simbol global Jepang. Sebagaimana seorang pecinta ramen berkata, “Satu mangkuk ramen tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga membawa kebahagiaan.”