Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Gotong Royong sebagai Modal Sosial dalam Penanganan Bencana Banjir di Bengkulu
28 November 2024 18:05 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dayu Permana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peran Gotong Royong dalam Mitigasi dan Penanganan Bencana
ADVERTISEMENT
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran ggotong royong dalam penanganan bencana banjir di Bengkulu, terutama dari perspektif sosial dan strategis. Fokus penelitian meliputi mekanisme pengorganisasian, sinergi antara masyarakat dan pemerintah, serta dampak sosial dari aktivitas gotong royong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gotong royong menjadi modal sosial penting dalam proses evakuasi korban, distribusi bantuan, dan pemulihan infrastruktur pascabencana. Selain itu, kegiatan ini memperkuat solidaritas antarwarga dan meningkatkan resiliensi masyarakat dalam menghadapi tantangan bencana di masa depan.
ADVERTISEMENT
Pendahuluan
Bencana banjir merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Di Bengkulu, banjir seringkali berdampak signifikan terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Berdasarkan data BNPB, sepanjang tahun 2024 terdapat 123 kejadian banjir di Indonesia dengan 16.765 korban terdampak dan lebih dari 95.000 orang mengungsi. Bengkulu Selatan menjadi salah satu wilayah dengan risiko banjir yang tinggi.
Di tengah dampak yang merugikan, tradisi gotong royong tetap menjadi solusi utama dalam penanganan bencana. Gotong royong adalah bentuk partisipasi kolektif masyarakat yang menjadi bagian dari modal sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran gotong royong dalam penanggulangan banjir di Bengkulu, khususnya dalam aspek pengorganisasian, sinergi, dan dampak sosial.
ADVERTISEMENT
Hasil dan Pembahasan
1. Bentuk-Bentuk Gotong Royong dalam Penanganan Bencana
Kegiatan gotong royong di Bengkulu Selatan melibatkan berbagai bentuk aktivitas, di antaranya:
Evakuasi dan Logistik: Warga bergotong royong membersihkan saluran air, mengevakuasi korban, dan mendistribusikan kebutuhan pokok. Sinergi antara masyarakat dan BPBD mempermudah evakuasi dan distribusi bantuan.
Perbaikan Infrastruktur: Setelah banjir surut, masyarakat bersama pemerintah memperbaiki rumah, jalan, dan jembatan yang rusak. Normalisasi sungai juga dilakukan untuk mencegah banjir susulan.
Dukungan Sosial: Aktivitas gotong royong tidak hanya bersifat fisik tetapi juga emosional. Warga saling memberikan dukungan psikologis untuk meringankan trauma.
2. Mekanisme Pengorganisasian Gotong Royong
Pengorganisasian gotong royong dilakukan secara spontan dengan inisiatif dari tokoh masyarakat. Pemerintah daerah berperan sebagai fasilitator, menyediakan alat berat, bantuan logistik, dan dana untuk mendukung kegiatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
3. Dampak Sosial Gotong Royong
Gotong royong memperkuat solidaritas sosial dan membangun kembali kepercayaan masyarakat. Aktivitas ini juga mendorong keterlibatan perempuan dan anak-anak dalam kegiatan komunitas, seperti menyiapkan makanan bagi korban bencana.
4. Sinergi Antara Masyarakat dan Pemerintah
Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan banjir. Pemerintah menyediakan bantuan material, sedangkan masyarakat memainkan peran utama dalam distribusi dan pelaksanaan di lapangan. Contoh konkret adalah bantuan senilai Rp150 juta dari Kementerian Sosial yang disalurkan langsung kepada korban melalui koordinasi warga setempat.
Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa gotong royong adalah strategi efektif dalam penanganan bencana banjir. Tidak hanya membantu pemulihan fisik, gotong royong juga memperkuat solidaritas sosial dan membangun resiliensi masyarakat. Sinergi antara masyarakat dan pemerintah menjadi elemen kunci dalam keberhasilan penanganan bencana.
ADVERTISEMENT
Rekomendasi
1. Pendidikan Mitigasi Bencana: Pentingnya pendidikan tentang mitigasi bencana dan gotong royong melalui sekolah dan komunitas.
2. Peningkatan Infrastruktur: Pemerintah harus memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang tahan bencana.
3. Penguatan Modal Sosial: Perlu ada program yang mendukung keberlanjutan gotong royong, seperti pelatihan masyarakat.
4. Pengembangan Sistem Informasi Bencana: Sistem ini dapat membantu masyarakat dan pemerintah untuk merespons bencana secara lebih cepat dan terkoordinasi.
Daftar Pustaka
1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (2024). Laporan Bencana Nasional 2024.
2. Kementerian Sosial RI. (2024). Data Bantuan Sosial Pascabencana.
3. Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook. Sage Publications.
4. Media lokal Bengkulu, Berita Gotong Royong Pascabencana.
ADVERTISEMENT