Konten dari Pengguna

Keamanan Baterai: Menghindari Risiko Kebakaran dan Ledakan

Dedi Mardiansyah
Dosen di Departemen Fisika Universitas Andalas
3 Juni 2024 15:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dedi Mardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi baterai terbakar (Sumber: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi baterai terbakar (Sumber: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa dekade terakhir, baterai telah menjadi komponen penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Mulai dari ponsel, laptop, hingga mobil listrik, baterai memainkan peran kunci dalam berbagai perangkat. Namun, di balik manfaatnya, terdapat risiko kebakaran dan ledakan yang dapat menyebabkan kerugian material hingga bahaya bagi keselamatan manusia. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan baterai serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghindari risiko tersebut.
ADVERTISEMENT
Faktor Risiko Kebakaran dan Ledakan pada Baterai
1. Overcharging (Pengisian Berlebih)
Salah satu penyebab utama kebakaran dan ledakan pada baterai adalah pengisian berlebih. Ketika baterai diisi daya lebih dari kapasitasnya, tekanan internal dapat meningkat, menyebabkan panas berlebih yang berpotensi memicu kebakaran atau ledakan.
2. Korsleting Internal
Korsleting internal terjadi ketika ada kontak langsung antara anoda dan katoda dalam baterai. Ini dapat disebabkan oleh cacat manufaktur atau kerusakan fisik. Korsleting ini dapat menghasilkan panas tinggi yang memicu kebakaran.
3. Kerusakan Fisik
Baterai yang mengalami kerusakan fisik, seperti terjatuh atau tertekan, dapat menyebabkan kerusakan pada struktur internalnya. Hal ini dapat mengakibatkan kebocoran elektrolit atau korsleting, yang keduanya berpotensi menyebabkan kebakaran.
4. Suhu Ekstrem
ADVERTISEMENT
Baterai yang terpapar suhu sangat tinggi atau sangat rendah juga berisiko mengalami kerusakan. Suhu tinggi dapat mempercepat reaksi kimia dalam baterai, menghasilkan panas berlebih, sementara suhu rendah dapat merusak komponen internal.
5. Cacat Manufaktur
Proses manufaktur yang tidak sempurna dapat menghasilkan baterai dengan cacat yang tidak terlihat secara kasat mata. Cacat ini bisa berupa kontaminasi dalam sel baterai atau material yang tidak sesuai spesifikasi, yang semuanya bisa menyebabkan kegagalan baterai.
Langkah-langkah Menghindari Risiko Kebakaran dan Ledakan
1. Pengisian yang Aman
Menggunakan charger yang sesuai dengan spesifikasi baterai adalah kunci untuk mencegah pengisian berlebih. Banyak baterai modern dilengkapi dengan sistem manajemen baterai (BMS) yang memonitor dan mengatur pengisian daya untuk menghindari overcharging.
ADVERTISEMENT
2. Penyimpanan yang Tepat
Menyimpan baterai di tempat yang sejuk dan kering dapat membantu menghindari kerusakan akibat suhu ekstrem. Hindari pula menyimpan baterai di tempat yang rentan terhadap tekanan fisik atau benturan.
3. Penggunaan yang Benar
Menggunakan baterai sesuai dengan panduan pabrik, termasuk menghindari penggunaan yang berlebihan dan menjaga baterai dari kerusakan fisik, dapat memperpanjang umur dan keselamatan baterai.
4. Pemantauan Suhu
Baterai yang digunakan dalam perangkat yang menghasilkan panas berlebih, seperti laptop dan ponsel, harus dilengkapi dengan sistem pendingin yang memadai untuk mencegah overheating.
5. Pemeriksaan Rutin
Melakukan pemeriksaan rutin pada baterai untuk memastikan tidak ada kerusakan fisik atau kebocoran elektrolit. Jika ada tanda-tanda kerusakan, segera ganti baterai dengan yang baru dan sesuai spesifikasi.
ADVERTISEMENT
Keamanan baterai adalah aspek yang sangat penting dalam penggunaan perangkat elektronik modern. Dengan memahami faktor-faktor risiko dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko kebakaran dan ledakan, memastikan penggunaan baterai yang aman dan efisien. Sebagai konsumen, penting untuk selalu mengikuti panduan penggunaan dan penyimpanan yang diberikan oleh pabrik serta menggunakan produk berkualitas untuk menghindari potensi bahaya.