Konten dari Pengguna

Penyakit Campak Masih Jadi Ancaman Global

dr Deisha Laksmitha Ayomi
Dokter Umum. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.
9 Mei 2023 16:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari dr Deisha Laksmitha Ayomi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Campak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Campak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pada November 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa campak akan menjadi 'ancaman bagi setiap wilayah di dunia'. Di Indonesia pada sepanjang 2022, terjadi kenaikan sebanyak 32 kali lipat kasus campak dibanding tahun sebelumnya. Satu dari sepuluh anak yang terinfeksi campak mengakibatkan kematian pada negara berkembang dengan cakupan vaksin rendah.
ADVERTISEMENT
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak dari famili Paramyxovirus yang sangat menular. Virus ini hidup di hidung atau tenggorokan orang yang terinfeksi dan menyebar melalui percikan air liur saat bersin, batuk, atau berbicara. Virus ini juga bisa bertahan di udara dan permukaan benda hingga lebih dari 2 jam.
Gejala campak biasanya muncul sekitar 10-14 hari setelah terpapar virus. Gejala awal meliputi demam, batuk kering, mata meradang dan berair (konjungtivitis), pilek, sakit tenggorokan, dan bintik putih di dalam mulut. Setelah itu, muncul ruam merah kecokelatan yang mulai dari wajah dan leher, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam ini bisa bertahan selama 5-7 hari, kemudian memudar.
Penyakit campak bisa dicegah dengan vaksin MMR (measles, mumps, rubella). Vaksin ini diberikan pada anak usia 9 bulan dan 15 bulan. Vaksin ini efektif mencegah penyakit campak seumur hidup jika diberikan dua kali. Penyakit campak bisa sembuh tanpa pengobatan dalam beberapa hari.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk meredakan gejala, penderita disarankan untuk banyak minum air putih, minum obat pereda demam seperti parasetamol atau ibuprofen, beristirahat yang cukup, dan mengonsumsi suplemen vitamin A sesuai saran dokter.
Pada beberapa kasus, penyakit campak bisa menimbulkan komplikasi serius, terutama pada anak usia di bawah 5 tahun, orang dewasa usia di atas 20 tahun, ibu hamil, atau orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah atau malnutrisi. Komplikasi yang bisa terjadi antara lain dehidrasi akibat diare dan muntah, infeksi telinga yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran atau tuli permanen, radang paru-paru (pneumonia), yang bisa berakibat kematian, radang otak (ensefalitis) yang bisa menyebabkan kejang, kecacatan intelektual, atau kematian, buta akibat kerusakan kornea mata. Sebanyak 128.000 kasus campak per tahun yang menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
Campak adalah penyakit infeksi virus yang memiliki angka reproduksi dasar (R0) yang tinggi, yaitu sekitar 12-18. Artinya, satu orang yang terinfeksi campak rata-rata dapat menularkan penyakit ini kepada 12-18 orang lain yang rentan.
Oleh karena itu, campak mudah menular dan dapat menyebabkan wabah jika tidak dicegah dengan vaksinasi. Sedangkan, Ro pada virus Corona varian Delta berkisar antara 4 dan 9. Hal tersebut menunjukkan bahwa campak adalah infeksi yang sangat menular.
Pada 2022, cakupan vaksin campak di Indonesia sebanyak 70,14%, sedangkan target cakupan vaksin campak adalah mencapai 95% atau lebih dari populasi yang rentan. Hal ini diperlukan untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) yang dapat melindungi individu yang tidak dapat divaksin atau tidak merespon vaksin.
ADVERTISEMENT
Vaksin campak biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan vaksin gondong dan rubella (MMR) pada anak usia 9 bulan dan 15 bulan. Vaksin MMR efektif mencegah penyakit campak seumur hidup jika diberikan dua kali.
Upaya pemerintah Indonesia dalam mencegah campak adalah meliputi program imunisasi campak yang merupakan salah satu program imunisasi nasional. Imunisasi campak diberikan pada anak usia 9 bulan dan 15 bulan dalam bentuk vaksin MMR (measles, mumps, rubella) yang juga melindungi dari penyakit gondong dan rubella.
Selain itu, pemerintah juga telah melakukan kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) di 28 provinsi di luar Pulau Jawa pada tahun 2018 dan di 6 provinsi di Pulau Jawa pada tahun 2017. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi MR hingga 95% atau lebih dari populasi anak usia 9 bulan hingga 15 tahun. Kampanye ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian rubella/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya lain untuk mencegah dan mengendalikan campak, seperti meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan, melakukan surveilans dan pelaporan kasus campak, melakukan investigasi dan respons wabah, melakukan peningkatan gizi dan sanitasi lingkungan, serta melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi campak.