Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Menelusuri Pengalaman Bangsa Indonesia
19 Agustus 2023 13:08 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Abdollah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bangsa Indonesia terdiri dari kolektivitas kelompok masyarakat yang bersifat majemuk. Dari segi etnis, terdapat 656 suka bangsa dan tidak kurang dari 300 etnis bahasa-bahasa lokal (daerah). Di Papua saja ada lebih dari 200 bahasa suku. Bangsa Indonesia memiliki keragaman budaya yang berasal dari berbagai suku bangsa dan berbagai macam bahasa menjadi ciri kemajemukan Bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan hal ini North (dalam mutakin 2003) kemajemukan tersebut terlihat dari tingkatan status sosial, perbedaan pemilikan kekayaan yang menciptakan kelas-kelas, tingkatan yang didasarkan pada kekuatan ekonomi yang menciptakan kelas-kelas pendapatan serta kelas-kelas sosial yang tercipta karena pendidikan dan dengan pendidikan itu mereka jadi kaya. Adanya tingkatan status sosial membuat mereka yang berada di kelas atas dapat memiliki pendidikan tinggi, posisi tinggi dengan gengsi sosial yang tinggi, dan gaya hidup yang paling banyak diterima oleh masyarakat.
Pembagian kerja di mana pada awalnya pembagian kerja ini didasarkan pada jenis kelamin. Namun karena semakin kompleksnya struktur masyarakat maka pembagian kerja itu didasarkan pada keterampilan, keahlian, pendidikan, dan juga pada kedudukan sosial. Diferensiasi adat ini merujuk kepada berbagai aturan yang digunakan sebagai patokan dalam bertindak dan berperilaku di dalam kehidupan sosial.
ADVERTISEMENT
Menurut Geertz (1981 ) cara kemajemukan yang ada pada bangsa indonesia itu sesungguhnya menggambarkan perbedaan dalam hal hubungan kekerabatan, ras, daerah, dan agama. Menurut Patji ( 2001, dalam indonesia menapak abad 21 ) yang harus dipahami dalam karakteristik masyarakat indonesia adalah keanekaragaman suku-suku bangsa dan kebudayaan yang ada.
Cara ini juga mencakup stratifikasi sosial, struktur sosial, kelas atau golongan sosial, cara bertahan hidup, orientasi nilai-nilai sosial budaya, konsep-konsep dan praktik penegakan hukum, norma-norma dan kaidah-kaidah moral, partisipasi masyarakat di bidang politik.
Nasikun (1984) menegaskan bahwa di dalam kehidupan politik, tanda-tanda yang paling jelas dari masyarakat indonesia yang bersikap majemuk itu, tidak adanya kehendak bersama. Dalam konteks ini masyarakat indonesia sebagai keseluruhan itu terdiri dari elemen-elemen yang terpisah satu sama lain oleh adanya perbedaan ras di mana masing-masing elemen itu hanya sekadar merupakan kumpulan individu-individu dari pada sebagian suatu keseluruhan yang bersifat organis.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan ekonomi, tidak adanya common will atau kehendak bersama itu juga terlihat tidak adanya permintaan sosial atau common social demand yang dihayati secara bersama-sama oleh seluruh elemen masyarakat. Kemajemukan masyarakat itu dapat dilihat dari, bahwa secara keseluruhan, masyarakat itu kurang memiliki loyalitas, tidak memiliki homogenitas dalam cara-cara kebudayaan, masyarakat menjadi tidak dapat saling memahami keinginan pihak lain karena kurangnya loyalitas dan sangat beragamnya cara-cara kebudayaan yang dimiliki.
Namun sosial sangat ditandai oleh berbagai kebudayaan yang begitu beragam dan berstruktur di mana hal itu terlihat dari kurang berkembangnya sistem nilai dan tidak adanya konsesus yang berhasil disepakati oleh seluruh anggota masyarakat, berkembangnya sistem nilai dari berbagai unit sosial yang ada di dalamnya dan adanya berbagai konflik, adanya saling ketergantungan dan adanya proses disentregrasi dari berbagai unit sosial yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Nasikun (1948) namun kondisi geografis masyarakat indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau, yang menciptakan berbagai suku bangsa. Faktor letak geografis indonesia di antara samudra indonesia dengan samudra pasifik yang menyebabkan pluralitas agama atas hal ini pengaruh berbagai kebudayaan asing dengan mudahnya masuk ke indonesia melalui para pedagang atau perantau asing.