Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mampukah Indonesia Menjadi Penghasil Kopi Nomor 1 Dunia?
27 November 2021 6:05 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Fadel Mohammad Khatami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini, kopi sudah menjadi primadona, bukan hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Kopi bukan lagi sekadar minuman penghilang kantuk, tetapi sudah menjelma menjadi bagian dari lifestyle untuk semua golongan mulai dari anak muda hingga orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Kepopuleran kopi yang semakin meningkat juga diiringi dengan bertambahnya jumlah penikmat kopi dari tahun ke tahun. Hal ini di antaranya dibuktikan dengan bertambahnya jumlah gerai kopi setiap tahun. Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian, konsumsi kopi nasional periode 2016-2021 tumbuh rata-rata 8% per tahun. Ini lebih besar daripada pertumbuhan konsumsi kopi global dengan rata-rata 6% per tahun.
Komoditas kopi di Indonesia merupakan komoditas unggulan dari hasil pertanian Indonesia. Menurut data BPS 2020, kontribusi kopi pada tahun 2019 mencapai US$ 883,12 juta atau 24,44 persen dari nilai total ekspor hasil pertanian Indonesia. Komoditas kopi selalu mendominasi komoditas ekspor lainnya di sektor pertanian. Akan tetapi, sebenarnya produktivitas kopi yang dihasilkan saat ini masih jauh dari potensi terbaik yang dapat dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Dalam lingkup global, Indonesia berada di posisi empat sebagai penghasil kopi terbesar di dunia. Indonesia masih kalah dengan Brazil, Vietnam, dan Kolombia yang berturut-turut berada di posisi 1, 2, dan 3 sebagai penghasil kopi terbesar di dunia. Berdasarkan data International Coffee Organization (ICO) pada tahun 2020 produksi kopi di Brazil sebesar 63,4 juta karung (berukuran 60 kg), disusul Vietnam dan Kolombia masing 29 juta dan 14,3 juta karung, sementara Indonesia hanya sebesar 11,95 juta karung.
Mengapa produksi kopi di Indonesia masih kalah jika dibandingkan tiga negara di atasnya? Padahal jika dilihat dari luasnya lahan, Indonesia memiliki lahan yang lebih luas ke dua di dunia setelah Brazil dan juga petani kopi yang lebih banyak?
ADVERTISEMENT
Ada beberapa poin penting yang perlu diketahui supaya produksi kopi di Indonesia menjadi lebih baik ke depannya:
Pertama, produktivitas kopi di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan negara seperti Brazil dan Vietnam. Produktivitas kopi yang rendah masih menjadi permasalahan utama di Indonesia. Oleh karena itu, masalah produktivitas harus menjadi yang utama diselesaikan. Indonesia memiliki kopi yang sudah diakui kualitasnya di dunia, tetapi dalam hal produktivitas, Indonesia masih belum terlalu bagus dan sebenarnya memiliki potensi tinggi untuk terus ditingkatkan.
Kedua, masalah SDM. Potensi produktivitas kopi juga dapat ditingkatkan dengan memperbaiki SDM dalam hal ini adalah petani kopi. Tidak semua petani kopi dapat melakukan budidaya kopi yang baik sesuai Good Agricultural Practice (GAP). Contoh budaya GAP yang baik adalah melakukan pemangkasan, pemupukan, penyiangan secara rutin dan juga memberikan pohon pelindung. Hal-hal yang mungkin terlihat sederhana ini pada kenyataannya di lapangan tidak banyak petani kopi yang dapat menjalankannya. Sehingga terjadilah masalah produktivitas kopi yang sering menjadi masalah utama dikarenakan sedikitnya biji kopi atau bahkan tidak ada biji kopi ketika panen.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi masalah budidaya di level petani ini maka diperlukan penyuluhan kepada para petani kopi oleh pemerintah dan para ahli budidaya kopi atau dengan membentuk komunitas atau forum khusus yang di dalamnya para petani dapat saling belajar dan bertukar informasi tentang bagaimana proses budidaya kopi yang baik.
Ketiga, untuk beberapa daerah yang menjadi permasalahan adalah bibit. Masalah bibit ini bukan hanya menjadi masalah komoditas kopi tetapi juga komoditas pertanian lainnya. Bibit yang tidak unggul akan menyebabkan kualitas tanaman yang buruk. Tidak semua petani mampu memiliki bibit unggul dikarenakan modalnya yang terbatas. Oleh karena itu, pemerintah dapat memberikan bantuan modal berupa bibit kopi unggul supaya mutu dari hasil budidaya kopinya unggul pula.
ADVERTISEMENT
Keempat, pengolahan pasca panen masih relatif secara tradisional. Akibatnya mutu kopi sebagai bahan baku industri pengolahan kopi relatif rendah, dan juga sulit diharapkan kekonsistenan kualitasnya. Oleh karena itu, diperlukan solusi penanganan pasca panen yang lebih baik supaya hasil industri kopi menjadi lebih berkualitas.
Kerja sama pemerintah dan para petani sangat penting untuk membantu mengembangkan komoditas kopi, baik secara kuantitas maupun kualitas. Jika Indonesia mampu menyelesaikan permasalahan-permasalah seperti di atas, bukan tidak mungkin Indonesia akan menggoyahkan atau bahkan mengalahkan dominasi Brazil dan Vietnam dalam pangsa pasar industri kopi dunia dan menjadi negara nomor satu dalam industri kopi dunia.