Konten dari Pengguna

Sang Raksasa yang Sedang Tidur Itu Bernama Danau Toba

Denny Zaelani
A Student of Knowledge and A Member of Sesdilu Batch 74
19 Juni 2023 16:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Denny Zaelani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam konteks potensi, istilah ”raksasa yang sedang tidur” rasanya sangat relevan dan pantas untuk disematkan kepada Danau Toba. Terbentuk akibat tiga letusan super masif Gunung Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu, danau kebanggaan masyarakat Sumatra Utara itu kini tidak hanya menjadi salah satu pusat peradaban Tanah Batak.
Megah dan Indah adalah kesan yang membuat jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat Danau Toba untuk pertama kalinya. Foto: dokumentasi pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Megah dan Indah adalah kesan yang membuat jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat Danau Toba untuk pertama kalinya. Foto: dokumentasi pribadi.
Selain potensi keindahan alam dan pariwisata, danau kaldera terbesar di dunia itu juga menjadi jantung penghubung delapan kabupaten yang ada di sekelilingnya dengan potensi besarnya masing-masing. Potensi-potensi tersebut saat ini mulai terlihat dan menjadi pertanda bangunnya Sang Raksasa Danau Toba.
ADVERTISEMENT

Lumbung Pangan Nasional

Selain megah dan indah, Danau Toba juga akan menjadi saksi munculnya salah satu lumbung pangan nasional. Pemerintah Indonesia saat ini tengah mengembangkan program Food Estate (FE), salah satunya di Kabaputen Humbang Hasundutan (Humbahas).
Bentangan lahan tanam bawang merah menjadi salah satu pemandangan utama Komplek FE di Kabupaten Humbahas. Foto: dokumentasi pribadi.
Sekitar 1.020 hektare lahan efektif di Komplek FE Kabupaten Humbahas saat ini menjadi tempat tumbuhnya komoditas hortikultura primadona khas Sumatera Utara, antara lain bawang merah, kentang, dan jagung.
Bawang merah merupakan salah satu komoditas tanam dan pengembangan utama di FE Kabupaten Humbahas. Foto: dokumentasi pribadi.
Meskipun masih dalam tahap awal, potensi besar menanti di depan. Selain karena besarnya dukungan domestik serta diterapkannya inovasi, riset, dan teknologi pertanian secara masif, Program FE di Kabupaten Humbahas saat ini juga mulai dilirik oleh negara-negara sahabat dan mitra-mitra bisnis Indonesia sebagai salah satu tempat potensial untuk berinvestasi.
Salah satu proyek kerja sama dan investasi pengembangan FE di Kabupaten Humbahas antara Indonesia dengan International Cooperation and Development Fund (ICDF) Taiwan. Foto: dokumentasi pribadi.

Taman Sains Teknologi Herbal dan Horikultura (TSTH2)

Tidak hanya hortikultura, Kabupaten Humbahas juga terkenal menjadi tanah tumbuhnya varietas tumbuhan herbal yang berdaya manfaat. Selain terkenal dengan kemenyan, tanaman lainnya antara lain seperti kayu putih dan kayu manis juga berlimpah di situ.
Para Peserta Diklat Sekolah Staf Dinas Luar Negeri Angkatan ke-74 Kementerian Luar Negeri tengah meninjau langsung salah satu sentra produksi getah kemenyan di Kabupaten Humbahas dalam acara Kinjungan Lapangan ke Danau Toba (15/6). Foto: Aditya FY.
Tidak aneh jika kemudian pemerintah memutuskan untuk membangun TSTH2 yang difungsikan sebagai pusat riset dan pengembangan tanaman hortikultura dan obat-obatan herbal berskala internasional. Fasilitas ini diharapkan akan menjadi inkubator pengembangan potensi obat-obatan herbal nasional yang sudah barang tentu dapat berdampak ekonomi besar ke depannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu gedung yang akan menjadi tempat riset di Komplek TSTH2 di Kabupaten Humbahas. Foto: dokumentasi pribadi.
Pemerintah tidak hanya akan mengerahkan anak-anak dan universitas-universitas terbaik bangsa untuk mewujudkannya. Kerja sama dengan para entitas-entitas akademis yang menjadi champion dunia dalam bidang pertanian dan penelitian obat-obatan seperti Univesity of California, Davis (UC Davis), AS, dan Universitas Zhejiang, Tiongkok, juga akan digalakkan.

Sumber Daya Manusia

ADVERTISEMENT
Kaya dan indahnya alam tidak bermanfaat dan bermakna penuh tanpa manusia-manusia yang digdaya. Untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul, Danau Toba memiliki Institut Teknologi (IT) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Unggul Del. Selain untuk pasar kerja luas, para lulusan serta kampus tersebut juga nantinya akan dilibatkan secara aktif dalam pengembangan potensi-potensi lokal, antara lain sebagai unsur pelaksana utama pada TSTH2.
Para Peserta Diklat Sekolah Staf Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-74 Kementerian Luar Negeri pada saat melakukan sharing session dengan para pelajar IT Del dan SMA Unggul Del dalam kesempatan Kunjungan Lapangan ke Danau Toba (16/6). Foto: Widya Notodihardjo.
Selain hasil cetakan sendiri, Danau Toba juga mulai dibangun oleh SDM unggul kelas dunia asal Tanah Batak yang kembali dari perantauan. Piltik Coffee adalah salah satu contohnya. Rasa cinta dan keinginan mereka yang besar untuk membangun kampung halamannya akan menjadi modal pembangunan yang penting.
Suasana pesawahan yang merupakan halaman belakang Piltik Coffee yang berlokasi di Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara. Akademi Kopi Piltik akan dibangun persis di lokasi tersebut. Foto: Widya Notodihardjo
Rencananya, Kedai Kopi yang berdiri sejak Desember 2016 tersebut akan membangun Akademi/Universitas Kopi sebagai komitmen untuk mengembangkan industri dan SDM kopi di Tanah Batak.
ADVERTISEMENT

Diplomasi sebagai Upaya untuk Membangunkan Sang Raksasa

Membangunkan Sang Raksasa tidak hanya menjadi tugas Orang Batak semata dan bukan upaya yang mudah.
Para Peserta Diklat Sesdilu Angkatan ke-74 Kementerian Luar Negeri melakukan diskusi untuk mengetahui tantangan dan menggali potensi kerja sama untuk FE dengan Pemeritah Kabutapen Humbahas (15/6). Foto: Pemerintah Kabupaten Humbahas.
Sebagai contoh, pengembangan FE di Kabupaten Humbahas sangat memerlukan investasi terutama untuk pupuk, pengolahan hasil panen, dan pergudangan. Selain itu, dalam rangka untuk menghasilkan SDM berkualitas dunia dari kawasan Danau Toba, kerja sama riset, inovasi, dan penembangan kapasitas akan menjadi kunci ke depannya.
Upaya Diplomasi dan peran para Diplomat Indonesia menjadi penting. Melalui para Diplomat Indonesia, potensi Danau Toba dapat terus digali dan dipromosikan kepada dunia internasional. Sehingga, kerja sama internasional yang dibutuhkan dapat diupayakan untuk terjalin.
Penulis yang juga merupakan salah satu peserta Diklat Sesdilu Angkatan ke-74 Kementerian Luar Negeri tengah melakukan pendalam materi terkati FE di Kabupaten Humbahas dalam kesempatan Kunjungan Lapangan ke Danau Toba (15/6). Foto: Pemerintah Kabupaten Humbahas.
Ketika hal tersebut terjadi, niscaya Sang Raksasa Danau Toba tidak hanya akan mengguncang dunia lewat kemolekan alamnya, namun juga kedigdayaan ekonominya yang bermanfaat luas.
ADVERTISEMENT