Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Teknik Pemegangan Wayang Kulit Dalam Lakon Gatotkaca Winisuda
12 Desember 2023 13:32 WIB
Tulisan dari Deswinta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wayang sebagai salah satu bentuk pertunjukan, sering kali ditampilkan dalam bentuk siluet bayangan atau samar-samar, bergerak kesana kemari. Bayangan samar ini dipahami sebagai ekspresi kepribadian manusia. Di Indonesia khususnya di Pulau Jawa terdapat ratusan jenis wayang yang dapat digolongkan berdasarkan cerita yang dituturkannya, cara pementasan wayang tersebut, dan bahan pembuatannya. Sekitar setengah dari wayang tersebut sudah tidak dimainkan lagi, bahkan ada yang hilang. Di antara pertunjukan wayang yang paling penting dan bertahan hingga saat ini adalah wayang kulit di Jawa Tengah. Popularitas wayang kulit disebabkan karena memiliki banyak nilai filosofis, pendidikan, sejarah dan simbolik. (Bayu, 2018)
ADVERTISEMENT
Wayang kulit Surakarta, sebuah seni pertunjukan tradisional Jawa yang memadukan seni drama, musik gamelan, dan pertunjukan bayangan, memiliki kedalaman spiritual dan kekayaan budaya yang membentuk esensi dari warisan budaya Jawa. Secara historis, wayang kulit di Surakarta berkembang sebagai bagian integral dari sistem kebudayaan Keraton Surakarta, dan seiring waktu, telah menjadi lambang kearifan lokal yang dihargai secara luas di seluruh Indonesia.
Pertunjukan wayang kulit Surakarta sering kali mengangkat cerita-cerita epik dari Mahabharata dan Ramayana. Lakon-lakon ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai moral dan filosofis yang mendalam. Dalam Lakon gatotkaca winisuda pertunjukan wayang kulit Jawa merupakan salah satu karakter pewayangan yang menonjol dalam epik Mahabharata, sebuah cerita epik besar yang berasal dari mitologi Hindu. Dalam pertunjukan wayang kulit ini, cerita sering kali mengisahkan petualangan serta peran yang dimainkan oleh Gatotkaca dalam alur Mahabharata.
Dalam Pergelangan Wayang Kulit Surakarta Lakon Gatotkaca Winisuda yang diselenggarakan pada tanggal 24 September 2023 yang dimainkan oleh Dalang Ki Kasmin G, Ki Kasmin G adalah seorang dalang wayang kulit asal Surakarta yang telah lama dikenal dalam dunia seni budaya Jawa. Lahir di Surakarta, Indonesia, Ki Kasmin G memulai perjalanan seninya sejak usia muda. Namanya menjadi dikenal melalui dedikasinya terhadap seni tradisional wayang kulit Surakarta. Ia bukan hanya seorang dalang, tetapi juga merupakan tokoh yang aktif dalam melestarikan dan mengembangkan seni wayang kulit, khususnya di kota asalnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang dalang, Ki Kasmin G dalam memainkan wayang Surakarta lakon gatotkaca winisuda menggunakan teknik “Cepengan Ngepok” menurut (Pamungkas, 2018) isitilah yang digunakan untuk memegang wayang dengan postur tubuh besar, seperti Bima, Bayu dan sejenisnya. “Cepengan Ngepok” dilakukan dengan cara memegang wayang pada bagian genuk atas cempurit. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan kekuatan yang lebih bagi para dalang dalam memegan wayang berukuran besar. "Cepengan Ngepok" mempunyai peranan penting dalam pertujukan wayang. Mereka bertindak sebagai penanda yang membantu dalang mengendalikan gerakan wayang dan menghasilkan ekspresi yang sesuai berdasarkan cerita yang disampaikan. Dalang menggunakan "Cepengan Ngepok" untuk memanipulasi wayang dengan hati-hati, menciptakan kesan yang hidup pada karakter dan membantu visualisasi cerita.
ADVERTISEMENT
Secara tradisional, "Cepengan Ngepok" dibuat dengan hati-hati dan dirancang sesuai dengan kepribadian konteks. dari wayang tertentu. Bisa dibuat dari bahan seperti kayu, bambu atau bahan lain yang ringan dan mudah dipegang oleh dalang. Kemahiran membuat dan menggunakan cepegan ngepok merupakan salah satu keahlian khusus seorang dalang.
"Cepengan ngepok" mempunyai peranan penting dalam kuliner wayang pertunjukan. Mereka bertindak sebagai penanda yang membantu dalang mengendalikan gerakan wayang dan menghasilkan ekspresi yang sesuai berdasarkan cerita yang disampaikan. Dalang menggunakan "Cepengan Ngepok" untuk memanipulasi wayang dengan hati-hati, menciptakan kesan yang hidup pada karakter dan membantu visualisasi cerita.
Secara tradisional, "Cepegan Ngepok" dibuat dengan hati-hati dan dirancang sesuai dengan kepribadian konteks. dari wayang tertentu. Bisa dibuat dari bahan seperti kayu, bambu atau bahan lain yang ringan dan mudah dipegang oleh dalang. Kemahiran membuat dan menggunakan “Cepegan Ngepok” merupakan salah satu keahlian khusus seorang dalang.
ADVERTISEMENT