Konten dari Pengguna

Pesan untuk Perempuan: Tetaplah Produktif, Apapun Profesinya

Desy Yusnita
Full Time Mother and Part Time Blogger.
16 April 2019 6:36 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Desy Yusnita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah nonton video viral yang dibuat khusus untuk perempuan? Kalau belum, bisa coba meluncur ke Instagram Shopee dan cari video seperti pada gambar di bawah ini.
Sumber: Instagram Shopee
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Instagram Shopee
Begitu melihat video ini, entah mengapa saya merasa familiar sekali dengan kondisi itu. Jujur saja, saya pun pernah mengalami semua hal yang digambarkan dalam video itu. Dari mulai body shaming, pelecehan seksual (meskipun sebatas catcalling, tapi tetap saja itu pelecehan), dan yang terakhir direndahkan atau diremehkan atas kemampuan yang kita miliki.
ADVERTISEMENT
Kamu pernah enggak berada dalam posisi seperti di video itu atau mungkin kamu salah satu pelakunya? Semoga saja yang membaca artikel saya ini bukanlah pelaku seperti yang digambarkan dalam video itu. Kalau pernah, paling tidak sekarang sudah berubah menjadi orang yang lebih baik dan lebih positif.
Saya menyadari bahwa kejadian-kejadian yang digambarkan dalam video itu bisa saja terjadi pada laki-laki juga. Tapi sejauh ini yang saya tahu korbannya masih lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki. Dan balik lagi, jika membahas soal perempuan, entah kenapa rasanya ruang gerak untuk perempuan berprestasi dan berkarya itu masih sangat terbatas.
Waktu saya bekerja sebagai seorang recruiter di perusahaan, beberapa kali saya mendapatkan pesan dari user saya untuk tidak mencari karyawan perempuan. Alasannya sih klasik ya, perempuan kan ada haid, mood-nya tidak stabil, hamil, cuti melahirkan, dan lain sebagainya yang mana kondisi-kondisi itu dianggap mengganggu jalannya pekerjaan, meski kenyataannya tidak selalu seperti itu.
ADVERTISEMENT
Padahal pekerjaannya sangat bisa sekali dilakukan oleh perempuan. Sebagai seorang recruiter yang juga seorang perempuan, kadang kondisi itu membuat saya sedih.
Dan ketika saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga produktif alias masih punya pekerjaan sampingan yang saya rasa tidak perlu dijelaskan detail ke semua orang, masih saja ada komentar yang kurang enak didengar tentang kodrat saya sebagai perempuan. Pernyataan ini disampaikan oleh tetangga saya yang juga merupakan orang tua dari anaknya, beliau mengatakan pada saya kurang lebih seperti ini:
ADVERTISEMENT
Saya rasa apapun jenis kelaminnya mereka berhak kok untuk sekolah sampai jenjang tertinggi yang mereka bisa dan mereka mampu. Saya rasa tidak ada yang salah dengan keputusan seorang perempuan yang memiliki gelar sarjana lebih memilih menjadi ibu rumah tangga.
Bukan soal teori yang tidak terpakai, tapi tentang pola pikir yang butuh untuk dibangun. Yes, itulah gunanya sekolah. Dari pola pikir itulah perempuan membangun generasi berikutnya menjadi generasi yang lebih baik. Dari pola pikir yang didapat di sekolah, perempuan bisa berpikir kreatif, sehingga bisa menjadi lebih produktif.

Dukungan untuk Perempuan yang Tidak Lagi Bekerja di Kantor

Di zaman serba digital seperti sekarang ini, rasanya banyak pilihan untuk mencari penghasilan tambahan. Dan #untukperempuan hal ini bisa menjadi solusi saat memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, namun tetap ingin memiliki penghasilan sendiri.
ADVERTISEMENT
Banyak kegiatan untuk perempuan yang bisa dijalani dari rumah namun juga menghasilkan. Misalnya saja menjadi copywriter, social media spesialis, konsultan, berjualan online, fotografer produk, dan masih banyak yang lainnya. Selama itu dijalani sesuai passion, insyaallah pasti bisa dijalani.
Bersama teman-teman yang saling mendukung #UntukPerempuan
Saat ini banyak ibu rumah tangga yang memilih untuk menjadi pebisnis toko online. Dan menurut saya itu bagus, karena dengan begitu mereka akan selalu berpikir kreatif bagaimana mengembangkan bisnisnya tanpa melupakan tugas-tugas utamanya sebagai seorang ibu.
Menurut saya, menjadi pebisnis online itu juga tidak mudah lho. Harus tetap punya manajemen waktu yang baik, disiplin, dan selalu berinovasi.
Dulu, memulai toko online itu minimal harus punya social media atau website sendiri. Kini kehadiran e-commerce memberikan suasana baru bagi para pebisnis online. Dan e-commerce yang cukup didambakan semua perempuan baik sebagai pebisnis toko online maupun pembeli.
ADVERTISEMENT
Salah satu e-commerce yang sedang jadi bahan pembicaraan saat ini di antara para perempuan adalah Shopee. Bisa dibilang Shopee memenuhi segala kebutuhan dari mulai diapers, kosmetik, pakaian, gadget, bumbu masak, dan masih banyak yang lainnya.
Kehadiran Shopee memang memberikan warna sendiri bagi para pebisnis online khususnya perempuan. Saya pernah dengar dari teman yang sudah menjadi pemilik toko online di e-commerce itu, para pemilik toko tidak dibiarkan begitu saja dalam menjajakan produknya tapi juga diberikan edukasi bagaimana membuat produknya bisa terlihat dan menarik calon pembeli. Dan edukasi seperti ini berlaku untuk semua pemilik akun toko online yang mayoritas adalah perempuan.
e-commerce yang mendukung perempuan
Akhir-akhir ini saya baru tahu bahwa kampanye #untukperempuan ini merupakan dukungan untuk perempuan Indonesia dari Shopee. Kampanye ini bertujuan untuk memotivasi perempuan Indonesia agar terus berkarya apapun profesi mereka. Ingat dengan istilah bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh kan?
ADVERTISEMENT
Shopee mengingatkan kepada kita semua bahwa sesama perempuan itu sebaiknya saling mendukung, janganlah saling bersaing satu sama lain. Dan mulai sekarang apapun jenis kelamin kita, mulailah menjadi support system untuk perempuan yang ada di dekat kita. Yuk dukung perempuan Indonesia untuk bisa maju dan berkarya.