Konten dari Pengguna

Peran dan Kontribusi Pemuda Dalam Masyarakat Menurut Perspektif Agama Islam

Deva soka Faridh aziz
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
26 Mei 2024 16:11 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deva soka Faridh aziz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar pemuda dalam meningkatkan keimanannya source: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Gambar pemuda dalam meningkatkan keimanannya source: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Pemuda merupakan bagian penting dari masyarakat yang memiliki peran strategis dalam membentuk masa depan bangsa, kata pemuda sendiri seringkali disematkan pada setiap individu yang secara fisik dan mental telah mampu untuk berpikir maupun bertindak dimana dalam praktiknya terdapat rasa optimis yang tinggi, kedisiplinan, semangat juang, serta mulai memiliki tujuan hidup yang jelas. Bangsa Indonesia sendiri merupakan negara yang disebut sebagai negara Muslim terbesar di dunia dengan jumlah 86,7 % dari total populasinya, hal ini tentu merupakan kesempatan emas mengingat bahwa pemuda-pemudi Indonesia sedang masa produktivitasnya pada tahun 2045 hal ini juga bertujuan untuk dapat memajukan sekaligus mensejahterakan kehidupan bangsa kedepannya sebagaimana pepatah Arab mengungkapkan bahwa Syubbanul Yaum Rijalul Ghad yang artinya “Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan”.
ADVERTISEMENT
Namun, dewasa ini pemuda seringkali melupakan jati dirinya sebagai penerus bangsa dan kurangnya sikap kepedulian terhadap sesama, hal ini terbukti bahwa pemuda saat ini cenderung bersikap apatis atau individualis (Susanti, 2016). Dinamika ini tentu akan menjadi polemik jika tidak ada antisipasi yang dilakukan bersama oleh seluruh elemen baik dari pemerintah, masyarakat, dan khususnya pemuda-pemudi bangsa ini. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menunjang tercapainya Indonesia Emas tahun 2045.
Urgensi Peran Pemuda
Melihat bahwa pemuda memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan persatuan dan perdamaian maka dalam hal ini terdapat beberapa peran pemuda yang ditujukan guna berkontribusi bagi masyarakat antara lain sebagai berikut:
A. Agent of Change
ADVERTISEMENT
Peranan pertama yang harus dimiliki oleh pemuda adalah sebagai agen perubahan atau Agent of Change, peran ini dapat diimplementasikan dalam bentuk menyuarakan aspirasi, dan sikap yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan menganut sistem Agent of Change, pemuda dapat menjadi faktor pendorong dalam memperjuangkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar terhadap masyarakat melalui bukti konkret seperti mengajak untuk beribadah, menolong mereka yang membutuhkan, bersikap tegas terhadap ajakan yang dapat menjerumuskan pada suatu kemaksiatan atau kesyirikan, dll. (Rizqa, 2021). Hal ini telah dibuktikan pula oleh nabi Ibrahim AS dimana beliau menentang praktik kemusyrikan yang dilakukan oleh raja Namrud dan masyarakatnya yang menyembah berhala sehingga dari tindakannya tersebut Allah abadikan dalam Surat Al-Anbiya ayat 60 yang artinya “... kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela-cela berhala ini…”.
ADVERTISEMENT
B. Iron Stock
Peranan kedua yakni pemuda meyakini dirinya sebagai Iron Stock, artinya pemuda merupakan generasi penerus yang harus memiliki pondasi kuat dalam menjaga nilai-nilai yang ada di masyarakat maupun di agama Islam. Pemuda dilihat sebagai pilar yang kuat dalam melawan keburukan, penindasan, dan ketidakadilan dalam masyarakat. Dengan kedewasaan, kecerdasan, kepemimpinan serta dibarengi dengan akhlakul karimah, mahasiswa dapat menjadi penyangga yang kokoh dalam memperkuat Ukhuwah Islamiyah dan bertoleransi terhadap sesama. Hal ini juga dijelaskan dalam Surat Al-Maidah ayat 54 yang artinya “...Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah, yang bersikap lembut terhadap orang mukmin dan bersikap keras terhadap orang kafir…”. Dalam tafsir Al Madinah Al Munawwarah, Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair mengatakan bahwa hal yang paling utama adalah apabila generasi impian membela agama Allah maka Allah mencintai generasi tersebut dan hal ini merupakan bukti kenikmatan yang tiada tandingannya (Zuhair, n.d.).
ADVERTISEMENT
C. Moral Force
Dalam peranan yang ketiga pemuda diharapkan memiliki kekuatan moral atau Moral Force, dimana harapan tersebut ditujukan guna dapat memimpin dengan keteladanan dan dapat memberikan maupun menginspirasi nilai-nilai moral, kejujuran, integritas, dan empati terhadap masyarakat. Mereka diharapkan untuk dapat menjadi teladan dalam penerapan nilai-nilai Islam dan norma yang berlaku di masyarakat baik dari segi tindakan maupun keputusan mereka, sehingga dapat mempengaruhi orang lain untuk mengikuti jejak positif mereka. Adapun ayat yang menjelaskan Moral Force telah termaktub dalam Surat Al-Maidah ayat 27 yang artinya “...Maka diterima dari salah satu mereka (Habil), dan menolak dari yang lainnya (Qabil), Qabil berkata: Aku akan membunuhmu, Habil berkata: sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang orang yang bertakwa” Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'di berkata dalam Tafsir As Sa'di bahwa Qabil berkurban dengan penuh kedengkian sehingga kurbannya ditolak sedangkan Habil diterima kurbannya karena telah bersikap lemah lembut (Nashir As Sa'di, 2003).
ADVERTISEMENT
D. Guardian of Value
Peranan yang keempat sebagai penjaga nilai atau Guardian of Value, pemuda diharapkan mempertahankan dan memperjuangkan nilai-nilai islam dan norma masyarakat, termasuk kebebasan berpendapat, keadilan, dan kesetaraan. Pemuda juga diharapkan untuk dapat bersikap kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan norma masyarakat, serta memastikan agar nilai-nilai tersebut tetap terjaga dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang tertulis dalam Surat Muhammad ayat 7 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah niscaya Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” Dalam Tafsir Tahlili makna ayat ini adalah ketika kita berpegang teguh dalam ketentuan Allah maka Allah akan menolongnya untuk mempertahankan agama Islam dan memantapkan keyakinannya.
E. Social Control
ADVERTISEMENT
Peranan kelima yang harus dimiliki oleh pemuda adalah pengendali sosial atau Social Control, artinya pemuda mampu untuk melihat dan menemukan sisi lain yang jarang orang lain tahu, jika pada umumnya kondisi sosial terlihat baik-baik saja namun pemuda harus peka terhadap lingkungan bahwa kondisi sosial yang ada sedang tidak baik baik saja. Dimana mereka perlu analisis secara mendalam terkait polemik yang terjadi di masyarakat oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan sosial maka harus dapat menggabungkan dan mengelaborasi keseluruhan peranan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Kontribusi Pemuda di Masyarakat
Setelah mengetahui peranan pemuda maka kita juga perlu mengetahui kontribusi apa saja yang dapat dilakukan oleh pemuda terhadap masyarakat, hal ini dianggap penting bahwa yang dinamakan pemuda bukan hanya bersifat eksistensi nya saja melainkan esensi dari pemuda itu sendiri harus tetap ada dalam setiap individu. Adapun contoh dari kontribusi nya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
A. Aktif dalam Bersosialisasi
Ketika pemuda berada di tengah tengah masyarakat hal pertama untuk dapat berkontribusi adalah dengan aktif bersosialisasi. kontribusi ini dapat dilakukan dengan cara menegur sapa satu sama lain, bergotong royong, menghormati yang lebih tua dan menghargai yang lebih muda. keseluruhan ini merupakan langkah awal dalam mengintegrasikan norma yang berlaku dengan nilai-nilai agama Islam.
B. Aktif dalam Organisasi Kepemudaan
Kontribusi yang kedua ini hampir mirip dengan yang pertama namun yang membedakan adalah kontribusi ini dapat menentukan dan memutuskan terkait kerukunan yang ada di masyarakat seperti contohnya Karang Taruna, tentu perkumpulan ini memberikan dampak yang positif dimana selain rasa kekeluargaan yang semakin meningkat antara satu sama lain, Karang Taruna juga dapat mengontrol kehidupan sosial terutama bagi para pemuda-pemudi yang ada di masyarakat.
ADVERTISEMENT
C. Aktif dalam Menjadi Teladan
Dalam praktiknya kontribusi yang terakhir ini dapat dikatakan yang paling berat karena kita selaku pemuda perlu riyadhoh atau latihan untuk terus dapat berbuat baik sebagaimana yang disabdakan oleh baginda nabi Muhammad SAW yakni "Khairunnasi Anfauhum Linnaas" yang artinya “Sebaik baiknya orang adalah mereka yang dapat bermanfaat bagi sekitarnya”.
Nilai Kebanggaan dalam Menjadi Seorang Muslim
Dalam menjadi seorang Muslim tentu ada banyak hal yang harus dihadapi dalam mengguncang iman kita, sebagai seorang pemuda yang sudah mengetahui peran dan kontribusi di masyarakat hal yang dihasilkan dari sosialisasi adalah mengetahui banyak hal sehingga terdapat tantangan yang seringkali menghadapi para pemuda yakni dengan cara mencoba mengikuti kebiasaan yang biasa dilakukan oleh orang non Muslim dimana hal itu tentu sangat dilarang oleh baginda nabi Muhammad SAW sebagaimana haditsnya "Man Tasyabbaha bi Qaumin Fahuwa Minhum" yang artinya “Orang yang menyerupai suatu kaum maka dia bagian dari kaum tersebut” (H.R Abu Daud No. 4031).
ADVERTISEMENT
Makna hadits ini kemudian dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dimana kata Tasyabbuh bukan berarti orang tersebut menjadi kafir melainkan penampilan yang diperlihatkan kepada orang orang menyerupai orang kafir, hal ini tentu dikhawatirkan oleh para ulama karena Tasyabbuh dalam perkara lahir akan turut mempengaruhi Tasyabbuh dalam perkara batin. Oleh sebab itu, kita seharusnya tetap bangga menjadi seorang Muslim karena di dalamnya terdapat banyak kemuliaan dan akan ditempatkan pada posisi yang mulia apabila menjadi Muslim yang taat. Allah telah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 64 yang artinya “...Jika mereka berpaling, maka ucapkanlah, kami bersaksi bahwa kami adalah kaum Muslimin”.
Mengetahui hal tersebut maka jelaslah bahwa agama Islam itu merupakan agama yang paling diridhoi, dan sempurna baik dalam segi muamalah, aqidah, maupun ibadah. Menyadari betapa agungnya agama yang dibawa oleh baginda nabi Muhammad SAW namun, nyatanya perhari ini masih diantara kita yang masih minder dan malu akan identitasnya sebagai Muslim, berangkat dari pernyataan ini nabi Muhammad SAW pun pernah bersabda yang artinya “Islam datang dalam keadaan yang asing dan akan kembali lagi dalam keadaan yang asing pula, maka beruntunglah bagi orang orang yang merasa asing” (H.R Muslim No.145). Maka, pentingnya istiqamah, sabar, dan tawakal dalam mempertahankan agama Islam untuk terus dibawa hingga akhir hayat menjemput selama hal-hal yang telah dijelaskan diatas berdasarkan Al-Quran dan Hadits (Purnama, 2021).
ADVERTISEMENT
Dari apa yang telah jelaskan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemuda merupakan suatu entitas yang memiliki peran strategis terutama bagi masyarakat dimana pemuda lah yang akan melanjutkan estafet perjuangan baik di lingkup masyarakat maupun negara, pemuda juga merupakan tombak perjuangan karena harus rela mengorbankan darah dan keringat dalam mengimplementasikan setiap peran dan terus berupaya untuk dapat memberikan kontribusi yang terbaik terhadap masyarakat dan yang terpenting adalah istiqomahnya iman dan takwa kita selaku Muslim untuk berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadits di tengah gempuran sosialisasi yang seringkali menjerumuskan pada lubang kemaksiatan dan kemusyrikan. Oleh karena itu, sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa hari ini kita jangan pernah malu lagi untuk menunjukkan identitas kita sebagai Muslim bahwa sesungguhnya agama Islam adalah agama yang paling diridhoi.
ADVERTISEMENT
REFERENSI
Nashir As Sa'di, A. b. (n.d.). Surat Al-Ma'idah Ayat 27 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb. TafsirWeb. Retrieved December 8, 2023, from https://tafsirweb.com/1911-surat-al-maidah-ayat-27.html
Purnama, Y. (2021, February 10). Bangga Menjadi Seorang Muslim. Muslim.or.id. Retrieved December 8, 2023, from https://muslim.or.id/60809-bangga-menjadi-seorang-muslim.html
Rizqa, H. (2021, October 31). Pemuda Ideal Menurut Islam. Republika.id. Retrieved December 8, 2023, from https://www.republika.id/posts/21726/pemuda-ideal-menurut-islam
Susanti, A. (2016, October 28). Pemuda Saat Ini Cenderung Bersikap Apatis. Okezone Edukasi. Retrieved December 7, 2023, from https://edukasi.okezone.com/read/2016/10/28/65/1526789/pemuda-saat-ini-cenderung-bersikap-apatis
Zuhair, I. (n.d.). Surat Al-Ma'idah Ayat 54 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb. TafsirWeb. Retrieved December 8, 2023, from https://tafsirweb.com/1938-surat-al-maidah-ayat-54.html