Konten dari Pengguna

Merawat Sepi ala Sartre

Nanda Pratama
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jambi
3 Oktober 2023 14:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nanda Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hutan yang dalam dan sepi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hutan yang dalam dan sepi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kata kesepian paling banyak kita temui pada caption anak muda terkini hingga pada kumpulan bait-bait puisi. Sepi suatu ungkapan yang lahir dari diri yang hening tanpa henti. Ada orang yang mencari sepi dan ada pula yang sangat membenci sepi.
ADVERTISEMENT
Dalam realitas kehidupan manusia, kesepian sering kali dianggap sebagai suatu kelemahan atau kekurangan. Namun, dalam pemikiran filsafat eksistensialisme yang diperkenalkan oleh Jean-Paul Sartre, kesepian dipahami sebagai hasil alamiah dari kebebasan manusia. Dalam tulisan ini, kita akan menyelidiki pemikiran Sartre mengenai kesepian sebagai bentuk kebebasan individual, menggali konsep eksistensialisme yang mendalam tentang kebebasan, tanggung jawab, dan keterikatan sosial.
Sartre mendefinisikan kesepian sebagai perasaan terasing dan terisolasi yang timbul ketika manusia menyadari kebebasannya yang tanpa batas. Dalam eksistensialisme, kebebasan diartikan sebagai kemampuan manusia untuk membuat pilihan-pilihan tanpa adanya pedoman yang baku. Namun, dalam kebebasan itu, manusia menemui kesepian karena harus menghadapi dunia tanpa panduan yang pasti.
Pemahaman mengenai kebebasan dalam pemikiran Sartre membawa tanggung jawab yang mendalam. Manusia adalah pencipta makna dalam kehidupannya sendiri. Namun, kebebasan ini juga membawa tanggung jawab penuh atas tindakan dan pilihan yang diambil. Kesepian muncul sebagai konsekuensi dari tanggung jawab ini; manusia harus menjalani perjalanan hidupnya sendiri dan bertanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya.
ADVERTISEMENT
Meskipun manusia cenderung mencari keterikatan sosial untuk mengatasi kesepian, dalam eksistensialisme Sartre, keterikatan sosial ini tidak menghilangkan kesepian sepenuhnya. Meskipun manusia berinteraksi dengan orang lain, kebebasan dan tanggung jawab individual tetap ada. Kesepian bukanlah hal yang dapat diatasi sepenuhnya melalui hubungan sosial, karena setiap individu tetap membawa kesepian eksistensialnya masing-masing.
Dalam pemikiran Sartre, kesepian adalah bagian integral dari kebebasan manusia. Kesepian adalah pengalaman pribadi yang memungkinkan manusia untuk menjalani hidupnya sebagai individu yang bebas dan bertanggung jawab. Meskipun kesepian terkadang sulit diterima, dalam konteks eksistensialisme Sartre, kesepian memberikan kesempatan kepada manusia untuk menjalani hidupnya dengan penuh kesadaran akan kebebasannya. Kesepian bukanlah kelemahan, melainkan jendela menuju pemahaman diri yang lebih dalam, mengungkapkan kompleksitas dan keindahan dalam eksistensi manusia.
ADVERTISEMENT