Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Eksplorasi Ranupani: Harmoni Kebudayaan, Pertanian, dan Keindahan Alam
21 Agustus 2024 7:29 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Devi Setianingsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ranupani, sebuah desa kecil yang terletak di lereng Gunung Semeru, Jawa Timur, menawarkan sebuah panorama keindahan alam yang memukau sekaligus harmonisasi budaya dan pertanian yang kental. Keberadaan Ranupani bukan hanya sekadar sebuah lokasi, melainkan sebuah entitas yang menyatukan berbagai elemen kehidupan yang saling berhubungan secara harmonis. Desa ini menjadi contoh nyata bagaimana kebudayaan lokal, praktik pertanian tradisional, dan keindahan alam dapat berintegrasi secara harmonis, menciptakan sebuah ekosistem yang tidak hanya lestari tetapi juga kaya akan nilai-nilai tradisional.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel ini, akan mengeksplorasi bagaimana Ranupani berhasil mempertahankan keseimbangan antara tradisi dan modernitas, serta bagaimana masyarakatnya mengelola pertanian mereka di tengah keindahan alam yang masih asri. Kami akan menelusuri kebudayaan lokal yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari penduduk, serta peran penting yang dimainkan oleh pertanian dalam mendukung ekonomi dan keberlanjutan lingkungan di desa ini. Melalui tinjauan ini, diharapkan kita dapat memperoleh wawasan lebih dalam mengenai bagaimana Ranupani mengharmoniskan berbagai aspek kehidupannya untuk menciptakan sebuah model desa yang patut dicontoh dalam pelestarian budaya dan lingkungan.
Sebuah sudut pandang dari 5 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Desa Ranupani memberikan kesan indah selama melaksanakan PMM disana. Keindahan alamnya yang patut untuk di lestarikan sangat memanjakan mata ketika merasakan indahnya Desa Ranupani, tak kalah indah pula toleransi antar agama di Desa Ranupani memperlihatkan kerukunan antar umat beragama yakni Hindu, Kristen dan Islam. Ketiga agama ini saling hidup berdampingan dan saling menghormati satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Kemudian, keanekaragaman budaya di Desa Ranupani yang sangat menarik. Masyarakat di desa ini mayoritas merupakan suku Tengger, yang merupakan salah satu kelompok etnis di Jawa Timur dengan tradisi dan adat istiadat yang unik. Budaya Tengger terkenal dengan upacara-upacara adat yang masih dipertahankan hingga kini.
Berikut beberapa kebudayaan yang ada di Desa Ranupani:
1. Upacara Unan-Unan
Upacara ini di gelar dalam bentuk persembahan sesaji berupa kepala kerbau sebagai ungkapan rasa syukur kepada alam karena telah memberikan kehidupan.
2. Kebudayaan Bantengan
Bantengan merupakan sebuah pertunjukan seni tradisional yang memiliki makna budaya dan spiritual yang mendalam. Kesenian ini telah masuk ke dalam warisan budaya Takbenda (WBTB) Indonesia pada tahun 2013. Seni ini menggabungkan unsur sendratari, olah kanuragan, dan syair/mantra yang kental dengan nuansa magis
ADVERTISEMENT
3. Upacara Karo
Upacara ini adalah bagian dari ritual adat yang dilaksanakan untuk menghormati dan memperingati Dewi Roro Anteng dan Joko Seger, tokoh legendaris dalam kepercayaan masyarakat Tengger. Upacara Karo wajib dilakukan oleh masyarakat adatTengger di Desa Ranupani, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Lalu ditutup dengan ritual Nyadran
Secara keseluruhan, keanekaragaman budaya di Ranupani adalah manifestasi dari harmoni antara kehidupan tradisional dan lingkungan alam sekitar, yang memperkaya identitas komunitas tersebut dan menjadikannya sebagai contoh unik dalam pelestarian budaya di Indonesia. Desa Ranupani, yang terletak di lereng Gunung Semeru, memiliki potensi pertanian yang cukup signifikan berkat kondisi geografisnya yang subur. Desa ini memanfaatkan tanah vulkanik yang kaya nutrisi dan iklim pegunungan untuk pertanian. Salah satu komoditas utama yang dihasilkan adalah sayuran dan buah-buahan.
ADVERTISEMENT
Ranupani terkenal dengan produksi sayuran segar seperti wortel, kentang, dan kol. Tanah yang subur dan iklim yang dingin di daerah pegunungan memberikan kondisi ideal untuk pertumbuhan sayuran berkualitas tinggi. Selain sayuran, Ranupani juga memproduksi buah-buahan seperti apel dan stroberi. Tanah vulkanik dan iklim pegunungan mendukung pertumbuhan buah-buahan ini dengan rasa dan kualitas yang superior. Desa ini juga dikenal karena produksi tanaman hias, seperti anggrek dan krisan, yang banyak dipasarkan ke luar daerah
Potensi pertanian di Ranupani tidak hanya mendukung ekonomi lokal tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Teknik pertanian yang diterapkan, seperti sistem terasering dan penggunaan pupuk organik, membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah erosi tanah. Selain dari potensi kebudayaan dan pertanian Desa Ranupani yakni potensi akan keindahan alamnya. Desa Ranupani menawarkan keindahan alam yang menakjubkan dengan pemandangan pegunungan yang dramatis dan hutan pinus yang hijau. Terletak pada ketinggian sekitar 2.200 meter di atas permukaan laut, desa ini dikelilingi oleh lanskap Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, termasuk padang pasir vulkanik dan kawah Bromo yang aktif. Keindahan ini diperkaya dengan iklim pegunungan yang sejuk dan udara segar, serta danau-danau kecil yang menambah daya tarik alami kawasan ini. Ranupani, dengan suasana magis dan pemandangan yang menenangkan, merupakan destinasi ideal bagi para pecinta alam dan petualang.
ADVERTISEMENT
Dengan keindahan alam yang menakjubkan dan kekayaan budaya yang mendalam, Desa Ranupani menawarkan pengalaman yang unik dan mempesona bagi setiap pengunjung. Kombinasi antara lanskap pegunungan yang megah, keanekaragaman pertanian, serta tradisi budaya yang terjaga, menjadikan desa ini sebagai destinasi yang tidak hanya menyegarkan mata tetapi juga memperkaya jiwa. Ranupani benar-benar adalah contoh harmoni sempurna antara alam dan manusia yang patut untuk diapresiasi dan dilestarikan. (penulis: pmm 70 UMM gel 4).