Konten dari Pengguna

Curhat di Twitter Kini Jadi Kebiasaan Banyak Orang

Dewi Ika Wijayanti
Halo! Saya adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto.
26 April 2023 10:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewi Ika Wijayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi main Twitter. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi main Twitter. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Mengungkapkan perasaan secara terang-terangan di hadapan orang lain merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Maka dari itu banyak orang untuk tetap merasa baik di depan untuk menghindari hal-hal yang mungkin seharusnya tidak terjadi.
ADVERTISEMENT
Ketika seseorang sedang dalam keadaan emosi, lelah, dan sedih mereka tidak akan memberikan tanda non-verbal tetapi akan langsung mencurahkan perasaan dan isi pikirannya ke Twitter.
Individu merasa bebas ketika menyuarakan perasaannya dengan menuliskan tweet dan bisa menjadi diri sendiri tanpa seseorang yang mereka kenal tahu.
Pengguna memiliki kebebasan ketika menceritakan sebuah ide atau informasi namun, pada dasarnya sebagian besar pengguna menuliskan tweet berupa curhatan, masalah, sambatan, atau keluh kesah mereka yang terjadi pada real life.
Ilustrasi Twitter. Foto: REUTERS/Kacper Pempel
Menurut banyak orang, mereka merasa aman ketika bercerita dengan orang yang tidak dikenalinya sehingga dapat memperlihatkan sisi yang berbeda yang tidak mereka tunjukkan di media sosial lainnya.
Alasan seseorang merasa nyaman mengungkapkan rasa emosional atau perasaan mereka melalui Twitter adalah nama pengguna akun yang berbeda dengan real life.
ADVERTISEMENT
Banyak pengguna Twitter yang menggunakan nama samaran seperti nama idol yang disukai, nama kartun, bahkan sampai menggunakan nama yang nyeleneh.
Nama samaran inilah yang pengguna gunakan akan memberikan kenyamanan, keamanan ketika menulis tweet. Pengguna merasa aman karena identitas yang digunakan bukan identitas asli mereka sehingga merasa bebas dalam menulis tweet.
Ilustrasi media sosial Twitter. Foto: Shutter Stock
Banyaknya individu yang menggunakan Twitter untuk mencurahkan perasaan mereka kini telah berkembang menjadi kebiasaan banyak orang.
Buktinya, pada Januari 2009, Twitter menjadi situs jejaring sosial tertinggi ketiga. Bahkan, di Indonesia sendiri sudah lebih dari 22,8% pengguna Twitter pada data tahun 2019.
Namun, dalam bermedia sosial pun perlu menggunakan etika. Mengunggah aktivitas pada media sosial hendaknya tidak terdapat unsur yang dapat merugikan orang lain atau menyakiti pihak lain.
ADVERTISEMENT