Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mukbang: Pisau Makan Bermata Dua
2 Januari 2021 18:51 WIB
Tulisan dari M Aadiyaat Dhafi Amstrong tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, kita semua sedang dihadapkan oleh adanya fenomena globalisasi. Adanya internet yang memfasilitasi globalisasi memudahkan penyebaran informasi dan berbagai macam aktivitas yang dapat dilakukan secara online. Ada salah satu fenomena unik yang banyak dilakukan pengguna internet dalam melakukan aktivitas online. Kegiatan tersebut banyak dilakukan dan cukup populer di platform YouTube, yakni menonton video mukbang.
ADVERTISEMENT
Mukbang
Kata mukbang yang berasal dari Korea merupakan istilah singkatan dari meokneun yang berarti makan dan bangsong yang berarti siaran. Mukbang adalah siaran makan yang dipandu oleh Broadcasting Jockey (BJ) yang menampilkan kegiatan makan dengan jumlah banyak dengan makanan yang menggugah selera dan menikmati waktu memakannya bersama banyak penonton. Sedangkan BJ atau pelaku mukbang lebih dikenal dengan istilah mukbanger.
Mukbang pada awalnya diproduksi dan disiarkan pada platform Afreeca TV. Namun, saat ini mukbang lebih menyebar luas dan populer pada platform internasional seperti YouTube. Menurut salah satu jurnal penelitian Culture Medicine and Psychiatry, mukbang mulai menjadi tren dalam penelusuran online di Korea Selatan pada musim dingin 2014 dan secara global pada musim gugur 2014.
ADVERTISEMENT
Dalam platform AfreecaTV (dan sekarang di beberapa saluran YouTube), mukbanger bisa mendapatkan uang dari hadiah atau donasi penonton. Mekanisme yang digunakan memakai item digital yang dapat dibeli oleh penonton kemudian diberikan untuk BJ. Kemudian, BJ dapat mencairkannya menjadi uang tunai sesuai pembagian persentasenya dengan perusaahaan pemilik platform. Mekanisme lainnya adalah penonton langsung mengirimkan uang ke akun BJ terkait.
Dari konsep awal mukbang yang merupakan siaran makan secara langsung, penonton dan mukbanger dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Mukbanger berkomunikasi ke penonton melalui kamera siaran langsung dan penonton dapat berkomentar secara langsung dalam kolom komentar kepada mukbanger dan penonton lainnya.
Faktor Kepopuleran dan Dampak
Kepopuleran mukbang yang mendunia mendapat perhatian dari para peneliti sosial dan kesehatan. Kebanyakan dari hasil penelitian dan publikasi di media mengungkapkan dampak negatif dari kegiatan mukbang ini. Namun, sebab dari populernya mukbang ini sebenarnya merupakan dampak yang positif.
ADVERTISEMENT
Mukbang banyak ditonton untuk menemani rasa kesepian di saat jam makan ataupun hanya dalam keseharian biasa sebagai hiburan. Di negara asalnya (Korea), makan bersama merupakan aspek budaya yang penting. Dengan mukbang, meskipun para penonton tidak mengenal satu sama lain, mereka tetap dapat merasakan kehadiran penonton lain melalui komentar dan tombol like. Interaksi mukbanger dengan penonton seperti menjawab komentar, berhenti makan dan mengucapkan terima kasih kepada penonton yang memberikan hadiah mengembangkan hubungan empatik atau kedekatan antara mukbanger dengan penonton mukbang.
Penonton juga tertarik pada kenikmatan yang didapatkan dari suara makan mukbanger seperti membuka kemasan, menyeruput, dan mengunyah makanan. Suara-suara tersebut dapat memberikan pengalaman merasakan efek Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR) yang menyebabkan sensasi seperti terdapat listrik statis di kulit yang memicu rasa bahagia dan lega.
ADVERTISEMENT
Hal lain yang membuat mukbang menarik adalah daya tarik fisik dan sikap mukbanger yang membuat penonton merasa memiliki kesukaan yang sama. Hal ini dapat memfasilitasi kedekatan dan rasa kebersamaan yang membantu mengatasi kesepian bagi yang tinggal sendiri dan mencari pasangan untuk makan.
Seperti pisau bermata dua, mukbang juga memiliki dampak negatif bagi penonton dan mukbanger itu sendiri. Menonton video dengan konten yang berisi makanan atau orang yang sedang makan dapat memengaruhi keinginan makan dan merangsang pusat nafsu makan di otak. Jika rangsangan tersebut sampai memengaruhi pola makan, tentunya dapat menimbulkan obesitas (kegemukan).
Penonton mukbang ada juga yang menjadikan video tersebut pelarian karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengonsumsi makanan tersebut dan penggunaannya sebagai pemuas nafsu makan ketika diet. Misalnya pada pasien di rumah sakit atau orang dengan finansial yang kurang ingin merasakan makanan yang tidak dapat mereka akses dan pelaku diet.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, mukbanger seringkali memakan makanan dalam jumlah besar demi memuaskan penonton. Hal ini dapat memicu perubahan pola makan dan persepsi bentuk tubuh. Pola makan yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas. Dengan tekanan dari persepsi bentuk tubuh yang harus ideal dan pekerjaannya yang menuntut makan dalam jumlah banyak, mukbanger dapat memiliki eating disorder atau penyimpangan kebiasaan makan.
Eating disorder yang biasa diderita oleh mukbanger adalah Binge Eating Disorder (BED). BED adalah perilaku makan yang berlebih yang berulang. Biasanya BED diikuti oleh purging, yaitu tindakan memuntahkan kembali makanan yang telah dikonsumsi. Tindakan tersebut ditujukan agar mukbanger dapat lebih banyak mengonsumsi makanan sebelum merekam kegiatan mukbang mereka. Ciri-cirinya adalah tidak terdapatnya tubuh yang gemuk atau atletis setelah banyak makan. BED selain menyebabkan obesitas, juga menimbulkan persepsi tubuh yang negatif dan terjadinya tindakan body shaming dari orang lain.
ADVERTISEMENT
Menghindari Dampak Negatif
Dalam menyikapi beberapa dampak negatif mukbang, dapat ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti mengontrol jumlah makanan yang dikonsumsi, menjaga kesehatan tubuh dengan aktivitas fisik, dan mengontrol berat badan.
Selain itu, hindari menghabiskan waktu yang berlebihan dalam menonton dan melakukan kegiatan mukbang. Jika memungkinkan, ajak teman atau keluarga berkumpul untuk menikmati makan bersama.