Konten dari Pengguna

Dampak Pergantian Kurikulum Pendidikan Terhadap Proses Belajar Siswa

dhea cantika
mahasiswi universitas pamulang.
30 Oktober 2024 17:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari dhea cantika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti yang telah kita ketahui, pergantian kurikulum sering dilakukan oleh Menteri Pendidikan Indonesia, Bapak Nadiem Makarim. Pergantian kurikulum ini bertujuan untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada.
ADVERTISEMENT
Sejak Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan, terdapat beberapa kurikulum baru di Indonesia, seperti Kurikulum Darurat, Kurikulum Prototipe, dan Kurikulum Merdeka. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari masing-masing kurikulum tersebut?
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum Darurat, Kurikulum Prototipe, dan Kurikulum Merdeka:
1. Kurikulum Darurat
Kelebihan: Fleksibilitas dalam Pembelajaran: Kurikulum ini dirancang untuk situasi darurat, seperti pandemi COVID-19, sehingga memungkinkan guru dan siswa untuk melaksanakan pembelajaran daring atau luring sesuai dengan kondisi yang ada.
Penyesuaian Materi: Fokus pada materi esensial yang membantu meringankan beban belajar siswa selama masa darurat.
Adaptasi Cepat: Kurikulum ini cepat dalam menjawab kebutuhan pendidikan di tengah krisis.
Kekurangan: Keterbatasan Teknologi: Pembelajaran daring membutuhkan akses internet yang tidak merata di seluruh daerah, terutama di wilayah terpencil.
ADVERTISEMENT
Kesenjangan Pembelajaran: Siswa dari latar belakang ekonomi kurang mampu cenderung mengalami kesenjangan dalam pembelajaran akibat keterbatasan akses teknologi.
Pembelajaran Tidak Maksimal: Penyederhanaan kurikulum membuat sebagian siswa tidak mendapatkan seluruh kompetensi yang diperlukan.
2. Kurikulum Prototipe
Kelebihan: Inovasi dalam Pembelajaran: Kurikulum ini menekankan pengembangan kompetensi, karakter, dan inovasi, serta lebih mengedepankan pendekatan holistik dalam pembelajaran.
Fleksibilitas bagi Guru: Guru diberi kebebasan dalam merancang dan menerapkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
Transisi ke Kurikulum Merdeka: Kurikulum ini menjadi jembatan bagi sekolah untuk beradaptasi sebelum penerapan Kurikulum Merdeka secara menyeluruh.
Kekurangan: Implementasi Belum Menyeluruh: Kurikulum ini masih dalam tahap uji coba dan belum diterapkan secara merata di seluruh sekolah.
Kesulitan Adaptasi: Sebagian guru mungkin kesulitan beradaptasi dengan metode pengajaran baru karena belum terbiasa dengan pendekatan yang lebih inovatif.
ADVERTISEMENT
Kurangnya Panduan: Guru dan sekolah memerlukan lebih banyak panduan dan dukungan untuk mengimplementasikan kurikulum dengan baik.
3. Kurikulum Merdeka
Kelebihan: Kemerdekaan Belajar: Siswa lebih aktif dalam memilih cara belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka, yang dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan.
Pembelajaran Berbasis Proyek: Kurikulum ini mengedepankan pembelajaran berbasis proyek, yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
Pendekatan Differensiasi: Kurikulum ini memberikan ruang bagi guru untuk menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemampuan dan kebutuhan siswa, sehingga lebih inklusif.
Kekurangan: Kesulitan Implementasi di Daerah Tertinggal: Di daerah yang infrastrukturnya belum memadai, implementasi Kurikulum Merdeka menjadi tantangan.
Kesiapan Guru dan Sekolah: Tidak semua guru memiliki kompetensi yang cukup untuk mengadopsi pendekatan baru ini, sehingga diperlukan pelatihan yang intensif dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Penilaian dan Evaluasi: Penilaian berbasis proyek membutuhkan alat evaluasi yang lebih kompleks dan waktu yang lebih lama, yang mungkin sulit diimplementasikan secara merata.
Pengaruh terhadap Siswa
1. Penyesuaian Metode Belajar: Siswa mungkin harus menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran yang baru. Ini bisa menjadi tantangan, namun juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
2. Perubahan Materi Pelajaran: Topik pelajaran mungkin berubah, baik dari segi isi maupun cara penyampaiannya. Siswa perlu beradaptasi dengan materi baru, yang bisa mempengaruhi prestasi akademik, terutama jika perubahan terjadi secara cepat.
3. Minat dan Motivasi Belajar: Kurikulum yang baru bisa meningkatkan minat siswa dalam belajar, terutama jika materi yang diajarkan relevan dengan minat mereka. Namun, jika kurikulum tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, minat belajar bisa menurun.
ADVERTISEMENT
4. Tantangan Penyesuaian: Sebagian siswa mungkin merasa kesulitan beradaptasi dengan perubahan ini, yang bisa menimbulkan stres atau kebingungan, terutama jika perubahan terjadi secara drastis tanpa dukungan yang memadai dari guru dan sekolah.
5. Pengembangan Keterampilan Praktis: Kurikulum yang lebih fokus pada keterampilan praktis dapat membantu siswa mempersiapkan diri untuk dunia kerja atau kehidupan sehari-hari, seperti keterampilan memecahkan masalah, bekerja sama, atau menggunakan teknologi.
"Gambar ini diciptakan berdasarkan deskripsi yang saya masukkan ke dalam DALL-E, alat generasi gambar berbasis AI."