Konten dari Pengguna

Sejarah Elektron dan Anugrah Nobel Fisika untuk Bapak-Anak

Diah Ayu Suci Kinasih
Mahasiswa S2 Fisika Universitas Gadjah Mada. Tertarik pada sains, pendidikan, dan media sosial.
9 April 2021 20:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diah Ayu Suci Kinasih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Prestasi yang luar biasa ketika seorang ayah dan anak sama-sama memperoleh Nobel.
ADVERTISEMENT
Hal ini sebenarnya juga dirasakan oleh Ilmuwan lain, William Henry dan William Lawrence yang bekerja sama dalam membangun bidang analisis struktur kristal sinar-X hingga dianugerahi Nobel pada tahun 1915.
Tapi, bagi J.J Thomson dan puteranya G.P. Thomson memiliki cerita yang cukup unik, mereka seolah-olah saling menyanggah teori yang mereka kemukakan.
Pasalnya dalam masing-masing teroi memang ada perbedaan besar dalam pandangan kedua ayah anak ini.

Teori Elektron J.J. Thomson

Joseph James (J.J) Thomson pada tahun 1897 menyatakan bahwa elektron merupakan partikel sub-atom bermuatan negatif dengan massa 1/1840 massa atom hidrogen.
Berkat penemuan ini membawa J.J Thomson dianugerahi Hadiah Nobel pada bidang Fisika 1906.

Elektron menurut G.P. Thomson

George Paget Thomson yang merupakan anak dari J.J Thomson, juga memenangkan Hadiah Nobel tahun 1976 bersama dengan Clinton Davisson atas penemuannya yang menunjukkan bahwa seberkas elektron dapat terdifraksi.
ADVERTISEMENT
Di mana di fraksi ini adalah fenomena penyebaran elekton yang melalui celah sempit dan fenomena ini terjadi pada gelombang, bukan partikel.
Mungkin hal ini terlihat seperti G.P. Thomson seolah menyanggah teori elektron milik ayahnya. Namun, kedua penemuan itu saling mendukung dan melengkapi.
Mereka membuktikan sifat dualitas gelombang-partikel pada elekton. Di mana dalam aspek mekanika kuantum semua partikel sub-atom seperti elekton, menunjukkan perilaku sebagai gelombang sekaligus partikel.