Konten dari Pengguna

Cara Pemerintah Tangani Wabah Corona Harus Diperbaiki

Din Syamsuddin
Guru besar UIN Syarif Hidayatullah, mantan ketum PP Muhammadiyah, ketua dewan pertimbangan MUI.
14 Maret 2020 23:15 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Din Syamsuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kita memberi apresiasi terhadap langkah pemerintah menangani Pandemi Corona (COVID-19) yang mulai terbuka dan bekerja serius. Memang agak terlambat, tapi untuk sebuah kemaslahatan tidak ada istilah terlambat, bahkan harus terus ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
Semula banyak orang, termasuk saya, yang waswas dan skeptis bahwa pemerintah dapat mengatasi keadaan. Hal itu dialaskan pada kesan bahwa pemerintah kurang serius bahkan meremehkan wabah tersebut seperti pada pernyataan pejabat tinggi bahwa kita tidak terkena karena kita sering membaca doa tertentu, atau korban meninggal di suatu tempat bukan karena Corona tapi flu babi, atau kita tidak terkena wabah karena Indonesia berada di iklim tropis, dan lain sebagainya. Dan yang paling tragis adalah sikap menuduh seseorang yang menyebarkan info tentang Corona sebagai menyebar berita hoaks.
Pengakuan bahwa ternyata pemerintah sengaja menutup-tutupi informasi tentang persebaran Wabah Corona dimaksudkan untuk menghindari kegaduhan. Padahal kecenderungan menutup-tutupi masalah Wabah Corona justru menimbulkan kecemasan bahkan kepanikan di kalangan masyarakat. Jika dibandingkan langkah pemerintah dengan langkah negara-negara maju seperti Inggris, Italia, Amerika Serikat, atau Singapura yang bersifat jujur dan terbuka, bahkan tidak segan-segan menyatakan negara darurat Corona sehingga mendeklarasikan kota-kota tertentu dinyatakan tertutup (lockdown), akan jelas sekali beda antara keterbukaan dan ketertutupan, serta kejujuran dan ketidakjujuran.
ADVERTISEMENT
Ketidakjujuran dan ketidakterbukaan pemerintah tentang Wabah Corona, padahal itu merupakan masalah dan ancaman bersama, membawa kita tidak akan memecahkan masalah, dan hanya akan menimbulkan masalah baru.
Suatu hal yang patut dipertanyakan, karena bagi sebagian orang adalah tidak logis dan appropriate (tidak pas), adalah pemerintah justru melibatkan Badan Intelijen Negara/BIN dalam penanggulangan Wabah Corona. Bukankah justru yang lebih relevan untuk itu adalah melibatkan, selain Kemenkes, juga Perguruan Tinggi dengan berbagai jurusannya, baik untuk observasi, analisa, maupun penyiapan teknologi relevan.
Tapi itulah yang telah terjadi. Kritik ini perlu disampaikan karena masalah yang dihadapi adalah masalah bersama, dan tidak ada yang boleh berpretensi dapat mengatasinya sendiri, bukan pemerintah dan bukan organisasi/lembaga mana pun. Penyelesaian masalah haruslah dalam kebersamaan yang jujur dan terbuka antara berbagai elemen bangsa.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini patut direnungkan sebuah Hadits Nabi:
"Berlaku jujurlah karena kejujuran membawa kepada kebenaran, dan kebenaran mengantarkan ke surga. Hindarilah ketidakjujuran (kebohongan) karena ketidakjujuran itu membawa kepada keburukan, dan keburukan mengantarkan ke neraka".
M. Din Syamsuddin
Ketua Dewan Pertimbangan MUI.