Konten dari Pengguna

Introvert Lebih Baik Ketika Menjadi Seorang Pemimpin

Dion Apriandi
Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji
9 Juli 2024 10:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dion Apriandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
phoyo by Dion Apriandi
zoom-in-whitePerbesar
phoyo by Dion Apriandi
ADVERTISEMENT
Dalam dunia psikologi, para ilmuan telah meneliti berbagai macam jenis perilaku pada manusia. Salah satunya Carl Gustav Jung, seorang psikolog asal Swiss dalam bukunya “Psychologycal Types” yang diterbitkan pada 1921. Dia mengatakan, jika introversi (introvert) dan ekstroversi (ekstrovert) merupakan dua orientasi dasar manusia yang mempengaruhi individu berinteraksi dengan dunia luar dan mengarahkan energi mereka. Tidak sama dengan Ekstrovert yang berorientasi pada dunia luar, Introvert justru individu yang cenderung berorientasi pada dunia mereka, seperti pikiran, perasaan, dan pengalaman internal.
ADVERTISEMENT
Penyebab individu introvert dianggap buruk
Ada banyak stereotip dan kesalahpahaman masyarakat dalam menilai individu introvert,
1. Mengagungkan budaya Ekstroversi (Individu Ekstrovert)
Masyarakat cenderung lebih menilai bahwa individu yang terbuka, ikut dalam kegiatan sosial, dan keberanian berbicara di depan umum merupakan individu yang teladan ketimbang Introvert yang dianggap seperti individu yang punya penyakit mental. Pendapat ini dibenarkan oleh Studi Susan Cain (2012) dalam bukunya "Quiet: The Power of Introverts in a World That Can't Stop Talking" yang mengungkapkan bahwa budaya barat cenderung lebih menghargai ekstroversi, sehingga introvert sering dianggap kurang mampu atau kurang menarik.
2. Ketidaktahuan Masyarakat
Introvert yang selalu menyendiri sering dianggap antisosial dan kurang percaya diri, padahal individu introvert memang lebih menyukai kesendirian dan berbicara ketika itu diperlukan.
ADVERTISEMENT
3. Nilai nilai sosial selalu lebih menghargai tindakan terlihat ketimbang hal hal kecil yang seorang Introvert lakukan.
Mengapa Introvert Lebih Baik Ketika Menjadi Pemimpin?
Menganggap Introvert tidak bisa menjadi seorang pemimpin bukan suatu yang tak biasa di lingkungan masyarakat. Ini berlaku juga dalam dunia pendidikan, seperti penelitian McPherson dan Barret (2004) mengungkap, jika lingkungan pendidikan seringkali lebih mendukung ekstrovert dengan mengutamakan diskusi dan partisipasi aktif yang membuat para Introvert merasa terpinggirkan.
Di dunia kerja juga sama, Introvert dianggap menjadi kalangan yang tak cocok untuk menjadi pemimpin. Studi yang diterbitkan dalam sebuah jurnal oleh “Academy of Management Journal (2011) menyebut introvert seringkali dinilai kurang cocok untuk posisi kepemimpinan dibandingkan ekstrovert. Hal ini didasarkan pada stereotip bahwa pemimpin harus karismatik dan vokal, padahal penelitian juga menunjukkan bahwa introvert bisa menjadi pemimpin yang sangat efektif, terutama dalam tim yang proaktif dan mandiri.
ADVERTISEMENT
Contohnya studi oleh Daniel Goleman: Dalam bukunya "Emotional Intelligence" (1995) mengemukakan bahwa kepemimpinan yang efektif tidak hanya bergantung pada karisma atau kemampuan berbicara di depan umum, tetapi juga pada kecerdasan emosional, yang sering dimiliki oleh introvert.
Seperti studi oleh Adam Grant dan Francesca Gino: Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam "Academy of Management Journal" (2011), menambah penekanan kemampuan dari individu introvert ini, mereka menemukan bahwa introvert bisa menjadi pemimpin yang sangat efektif, terutama dalam tim yang proaktif. Mereka cenderung mendengarkan ide-ide dari anggota tim dan lebih terbuka terhadap saran dan kolaborasi, yang dapat meningkatkan kinerja tim.
Sebenarnya, setiap manusia punya ciri khas dan kelebihan mereka masing masing terutama individu introvert, kita bisa lihat contoh Bill Gates yang berhasil dalam memimpin microsoft.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, pikiran dinamis masyarakat melahirkan stereotipe bahwa introvert buruk dan tidak lebih baik dari ekstrovert dalam segala hal termasuk menjadi pemimpin. Semoga dengan tulisan ini bisa membuka pikiran semua kalangan bahwa individu introvert bukan individu yang hanya bisa menjadi bawahan, mereka juga memilili kelebihan untuk menjadi pemimpin yang sama seperti sosok ekstrovert lakukan.