Konten dari Pengguna

Dompet Dhuafa Bersama Gerakan #PulihKembali Bahagiakan Anak Yatim

Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa
10 November 2021 18:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dompet Dhuafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menyisakan uang dari pembelian rokok dapat membantu banyak anak-anak yatim yang terdampak pandemi Covid-19. Dok Dompet Dhuafa
zoom-in-whitePerbesar
Menyisakan uang dari pembelian rokok dapat membantu banyak anak-anak yatim yang terdampak pandemi Covid-19. Dok Dompet Dhuafa
ADVERTISEMENT
BOGOR, JAWA BARAT --- Banyak cara untuk untuk berbuat dan berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yatim. Kesadaran peduli terhadap orang-orang yang kurang beruntung merupakan hal yang menjadi keharusan bagi sesama manusia. Apalagi kepada mereka yang dhuafa tidak mendapatkan kasih sayang orangtua sejak kecil. Kesadaran inilah yang mendorong 4 (empat) lembaga sosial berkolaborAksi mengajak anak-anak yatim untuk berbagi keceriaan dan kebahagiaan.
ADVERTISEMENT
Pada Minggu (17/10/2021), sebagai bentuk kepedualian terhadap anak-anak yatim, Dompet Dhuafa bersama 3 lembaga yang tergabung dalam Gerakan Pulih Kembali, yaitu Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI), Komnas Pengendali Tembakau, serta Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) mengajak 13 anak yatim asal Bogor untuk berbelanja di sebuah toko swalayan di daerah Bogor. Anak-anak yatim tersebut merupakan anak-anak yang ayah maupun ibunya belum lama meninggal karena virus covid-19. Beberapa anak bahkan mengaku masih terselimuti kesedihan sebab masih kerap terngiang keceriaan bersama orangtuanya. Oleh sebab itu lah kegiatan ini dilakukan dalam rangka menghibur anak-anak tersebut.
Secara terpisah tim Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa dan tim Pulih Kembali mendampingi ke-13 anak tersebut untuk berbelanja apa yang mereka butuhkan. Empat dari mereka berbelanja di toko swalayan di Parung, sedangkan sembilan lainnya disediain paket santunan belanjaan sesuai kebutuhan masing-masing anak, yang diberikan ke rumah anak secara langsung.
ADVERTISEMENT
Sebelum menuju ke toko swalayan, tim Dompet Dhuafa dan ketiga lembaga Gerakan Pulih Kembali tersebut mengajak anak-anak untuk saling bertukar cerita, motivasi, dan cita-cita. Setelahnya, kakak-kakak tim akan mendampingi anak-anak untuk berbelanja barang-barang yang dapat menunjang dan memotivasi cita-cita mereka.
“Kami ingin mereka (anak-anak yatim) tetap semangat untuk mengejar cita-cita mereka, maski belum lama ini mereka tertimpa kesedihan. Harapannya, kelak mereka menjadi orang-orang yang akan berguna dan bermanfaat bagi agama dan bangsa, yang otomatis akan menaikkan derajat orangtua dan keluarganya,” terang Lara Rizka, Perwakilan tim gerakan Pulih Kembali
Kegiatan ini memang menjadi salah satu konsen Pulih Kembali untuk saling berbagi dari hasil mengumpulkan uang-uang kecil yang disisihkan oleh masyarakat yang sadar akan sia-sianya membeli rokok. Kemudian dengan kolaborasi apik bersama Dompet Dhuafa, uang-uang yang tadinya untuk membeli rokok, beralih digunakan untuk membelanjakan anak-anak yatim yang jauh lebih bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Lara menuturkan pesan Pulih Kembali, bahwa membeli rokok itu adalah hal yang sia-sia. Alangkah baiknya uang yang dibelanjakan untuk membeli rokok, dialihkan untuk membelanjakan orang-orang yang membutuhkan uluran tangan.
“Kami mendorong supaya ada kesadaran dari masyarakat bahwa uang untuk membeli rokok itu sia-sia. Maka sebaiknya digunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Uang-uang yang terkumpul itu kami gunakan dan kami salurkan melalui Dompet Dhuafa untuk program Belanja bersama Anak Yatim,” tuturnya.
Didampingi oleh Tarmizi Akbar selaku tim Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa, salah satu anak yaitu Muhammad Panji Rahmat (13) asal Pamijahan Bogor berbelanja beberapa perlengkapan untuk aktivitas mengaji. Menurut Panji, mengaji adalah hal yang paling utama di usianya saat ini. Hal itu dipesankan oleh ayah Panji sewaktu dulu masih hidup. Oleh itu ia memilih untuk berbelanja kebutuhan untuk menunjang kegiatan ibadahnya. Di antara barang-barang yang ia beli adalah baju koko, sarung, sandal, peci, dan lainnya. Anak kelas 3 SMP mengaku saat ini di rumah ia tinggal bersama mama, kakak, dan adik. Dari beberapa barang yang dibelinya, ia pun menyisipkan barang yang akan dikasihnya kepada adiknya.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Rindu Fidiana (12), penerima manfaat lainnya. Anak perempuan asal Jampang yang saat ini duduk di kelas 7 itu memilih untuk membeli sepatu, tas, kerudung, celana, dan alat-alat sekolah. Alasannya, ia ingin menyiapkan keperluan-keperluan sekolah sebab saat ini sekolah tatap muka sudah mulai diberlakukan. Baginya, sekolah tatap muka telah lama dinantikannya. Aktif di kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, yaitu pramuka dan bulu tangkis, membuat Rindu agak bosan dengan sekolah daring. Ia ingin segera sekolah secara tatap muka.
Kepada Pulih kembali dan lembaga-lembaga yang tergabung di dalamnya, juga masyarakat yang turut mendukung gerakan ini, tim LPM Dompet Dhuafa Tarmizi Akbar menyampaikan terima kasih atas sinergi baik ini. Menurutnya, program ini sangat bagus dan berharap dapat kembali bersama-sama menggelar aksi-aksi baik lainnya.
ADVERTISEMENT
“Kami ucapkan terima kasih kepada Pulih Kembali, PKJS-UI, Komnas Pengendali Tembakau, serta CISDI atas kolaborasi ini. Apa-apa yang telah dan sedang diupayakan oleh Pulih Kembali ini sangat baik, maka aksi-aksi semacam ini harus terus dilakukan. Kami Dompet Dhuafa akan selalu siap menjadi mitra kebaikan,” ujar Tarmizi.
Lara kemudian menaggapi sekaligus menyeru, bahwa gerakan Pulih Kembali ini ditujukan untuk mengajak masyarakat menyisihkan uang biasa mereka gunakan untuk membeli rokok. Uang yang tidak besar tersebut dari pada digunakan membei rokok, lebih baik disisihkan untuk orang-orang yang membutuhkan.
“Gerakan Pulih Kembali ini ditujukan untuk mengajak masyarakat untuk menyisihkan uang yang tidak terlalu besar. Yaitu cukup yang biasa mereka gunakan untuk membeli rokok. Jadi dari pada digunakan membei rokok, lebih baik disisihkan untuk orang-orang yang membutuhkan,” pungkas Lara. (DD)*
ADVERTISEMENT