Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dompet Dhuafa Bersama IHA Gulirkan Bantuan Penyintas Palestina Di Rumah Sakit
7 Desember 2023 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Dompet Dhuafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
KAIRO, MESIR -- — Palestina kembali memanas paska gencatan senjata diumumkan berakhir pada Jumat lalu, 1/12. Serangan Israel yang terus terjadi tanpa henti meluas hingga ke wilayah Tepi Barat, Palestina, layanan medis lumpuh, jaringan listrik dan komunikasi juga dimatikan oleh Israel.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa bersama Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) melakukan assessment ke rumah sakit-rumah sakit di Mesir diantaranya Rumah Sakit (RS) Kanker dan RS Palestina di Kairo. Kami juga berkoordinasi dengan PRCS (Palestinian Red Crescent Society) untuk penanganan penyintas dari Palestina yang didapatkan informasi bahwa pasien yang bisa keluar dari Gaza dan Rafah ditempatkan di beberapa rumah sakit, yaitu di El Arish, Institute Nashr, RS Kanker dan RS Palestine di Kairo.
Salah satu pasien wanita yang ditemui Tim Kemanusiaan, Samma, baru saja tiba dari Gaza malam sebelumnya (Minggu, 3/12), “Saya masih mengingat apa yang terjadi dengan saya, keadaan terluka di kaki kiri terkena pecahan mortir, tertembak di bagian pinggang dan luka pada jari tangan kiri, saya terus berusaha bersama penyintas lainnya untuk keluar dan mencari tempat aman”. Dalam keterangannya, Samma yang didampingi oleh seorang perawat, Hakim Majidi dari RS Indonesia - Gaza yang berhasil membawa dirinya keluar dari sana.
ADVERTISEMENT
RS Palestina juga menampung pendamping atau keluarga dari para pasien yang berhasil keluar dari Gaza. Dalam catatan kami, di RS tersebut menampung sekitar 18 orang penyintas dari Gaza. Dompet Dhuafa bersama IHA berkesempatan mendistribusikan sebagian bantuan untuk seluruh penyintas dari Palestina.
Dian Mulyadi, Tim Kemanusiaan Dompet Dhuafa menyatakan, "bahwa kondisi hari ini dimana Palestina kembali memanas eskalasi konflik peperangan sangat tinggi, banyak korban yang kembali berjatuhan amat mengusik rasa kemanusiaan kita. Dompet Dhuafa hadir untuk memberikan bantuan secara kongkrit kepada para penyintas khususnya pasien."
Mai Aref, PhD, selaku Direktur PRCS Cairo menyampaikan "Kami ucapkan apresiasi untuk masyarakat Indonesia diwakili oleh Indonesian Humanitarian Alliances, atas kepeduliannya terhadap perjuangan rakyat Palestina. Dengan segala keterbatasan, kami selalu berusaha untuk bisa membantu seluruh penyintas yang sudah melalui pintu Gaza dan masuk ke Rafah, Kami juga koordinasi dengan ERC sebagai lembaga resmi yang ditunjuk Pemerintah Mesir agar bisa menampung mereka di tempat yang layak."
ADVERTISEMENT
Senada dg Mai, DR. Muhammad, Direktur RS Palestina, Cairo menyatakan "RS ini sangat terbatas perlengkapannya, banyak alat medis yang tidak berfungsi sehingga menyulitkan dalam merawat pasien, untuk itu dibantu oleh PRCS kami koordinasikan dengan rumah sakit lain di Cairo.
Sebelumnya Dompet Dhuafa bersama Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) telah memberangkatkan 11 truk membawa air mineral dan paket makanan kering seperti tepung, susu, margarin, makaroni, beras, keju, pasta kacang, daging kalengan, dan air mineral. Termasuk obat-obatan dan kebutuhan musim dingin juga masuk ke dalamnya. Dengan keseluruhan bantuan setara 176 ton, yang digulirkan bagi rakyat Palestina.
Di sisi lain DMC Dompet Dhuafa bersama mitra dengan dukungan dari masyarakat, mampu menyalurkan 1.000 paket sanitasi perempuan yang telah didistribusikan ke wilayah Gaza bagian utara.
ADVERTISEMENT
Relawan mitra lokal DMC Dompet Dhuafa perlahan-lahan mengelilingi tempat pengungsian yang berdekatan dengan reruntuhan bangunan untuk mendistribusikan langsung kepada 2.000 penerima manfaat. Serta digulirkan program Dapur Umum Dompet Dhuafa (Dompet Dhuafa Kitchen) di wilayah Gaza Utara dan Gaza Selatan terus hadir hingga saat ini. Setiap harinya tim memasak untuk 2.000 jiwa yang sedang mengungsi di Jalur Gaza. (DD)*